Berpuasa Aman dan Sehat di Tengah Wabah
Kamis, 15 April 2021 - 06:01 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito meimenilai masyarakat tidak usah khawatir terhadap sistem imunitas tubuh, meskipun harus menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Menurutnya sudah banyak studi yang menyatakan bahwa puasa yang setidaknya dilakukan selama 3 hari akan efektif membantu proses peremajaan sistem imun melalui produksi sel darah putih baru.
Imunitas juga dapat diperkuat dengan upaya lainnya seperti menjaga asupan yang berkualitas. Seperti mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebagai sumber kalori, yang dapat berupa nasi, roti, dan lainnya. Makanan lain yang bisa dimakan setiap hari seperti telur, ikan, atau daging harus dimakan dan menjadi sumber protein yang merupakan pembentuk imun dan jaringan tubuh lainnya. Sayur dan buah juga tetap harus dimakan dengan rutin untuk mendapatkan mikronutrien esensial.
"Saat berbuka memang saat yang membahagiakan, tapi tetap jaga penguasaan diri kita dengan membatasi makan makanan tinggi lemak seperti gorengan, gajih, dan lainnya, serta mengurangi konsumsi gula dari takjil dan makanan penutup," katanya.
Selain asupan gizi, olahraga yang dapat menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Karena olahraga juga dapat meningkatkan output cairan dari tubuh. Namun disarankan, berolahraga setelah sahur, sebelum berbuka, atau 1-2 jam setelah berbuka puasa. "Durasi olahraga juga dibatasi hingga kurang dari 2 jam untuk mengoptimalkan pembentukan dan fungsi sistem imun. Cairan yang diasup juga ditingkatkan 1,5-2x lipat dibandingkan biasa," lanjut Wiku.
Dia juga menjelaskan, pembentukan imunitas dapat disempurnakan dengan pelaksanaan vaksinasi. Menurut dia, sesuai arahan Kementerian Agama, maka vaksinasi tetap akan dilakukan mengingat berdasarkan pertimbangan khusus bahwa injeksi intramuskular tidak membatalkan puasa.
"Proses vaksinasi akan dilakukan sebagaimana vaksinasi saat bulan lainnya demi mencapai herd immunity dan target vaksinasi dari pemerintah," lanjut Prof Wiku.
Tak luput, Wiku juga mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan. Frekuensi cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus ditingkatkan. Lalu, perbanyak istirahat, dan menunda puasa jika berada dalam keadaan sakit berat. "Dan untuk tetap menjaga kondisi mental dan psikologis dengan terus beribadah, berdoa, maupun berkumpul dengan keluarga inti di rumah," pesan dia.
Dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit Cipto Mangunkusumo Prof. Dr.dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir imunitas tubuh akan menurun karena berpuasa di tengah Covid-19.
"Pertama, puasa hanya menggeser jam makan dan minum. Jadi, kebutuhan makan dan minum selama puasa harus terbayar pada waktu kita tidak berpuasa. Prinsip kedua dalam keadaan puasa yaitu kita butuh asupan gizi, nutrisi, dan cairan tubuh yang seimbang selama menjalani ibadah puasa," ungkapnya saat di hubungi Koran SINDO.
Imunitas juga dapat diperkuat dengan upaya lainnya seperti menjaga asupan yang berkualitas. Seperti mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebagai sumber kalori, yang dapat berupa nasi, roti, dan lainnya. Makanan lain yang bisa dimakan setiap hari seperti telur, ikan, atau daging harus dimakan dan menjadi sumber protein yang merupakan pembentuk imun dan jaringan tubuh lainnya. Sayur dan buah juga tetap harus dimakan dengan rutin untuk mendapatkan mikronutrien esensial.
"Saat berbuka memang saat yang membahagiakan, tapi tetap jaga penguasaan diri kita dengan membatasi makan makanan tinggi lemak seperti gorengan, gajih, dan lainnya, serta mengurangi konsumsi gula dari takjil dan makanan penutup," katanya.
Selain asupan gizi, olahraga yang dapat menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Karena olahraga juga dapat meningkatkan output cairan dari tubuh. Namun disarankan, berolahraga setelah sahur, sebelum berbuka, atau 1-2 jam setelah berbuka puasa. "Durasi olahraga juga dibatasi hingga kurang dari 2 jam untuk mengoptimalkan pembentukan dan fungsi sistem imun. Cairan yang diasup juga ditingkatkan 1,5-2x lipat dibandingkan biasa," lanjut Wiku.
Dia juga menjelaskan, pembentukan imunitas dapat disempurnakan dengan pelaksanaan vaksinasi. Menurut dia, sesuai arahan Kementerian Agama, maka vaksinasi tetap akan dilakukan mengingat berdasarkan pertimbangan khusus bahwa injeksi intramuskular tidak membatalkan puasa.
"Proses vaksinasi akan dilakukan sebagaimana vaksinasi saat bulan lainnya demi mencapai herd immunity dan target vaksinasi dari pemerintah," lanjut Prof Wiku.
Tak luput, Wiku juga mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan. Frekuensi cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus ditingkatkan. Lalu, perbanyak istirahat, dan menunda puasa jika berada dalam keadaan sakit berat. "Dan untuk tetap menjaga kondisi mental dan psikologis dengan terus beribadah, berdoa, maupun berkumpul dengan keluarga inti di rumah," pesan dia.
Dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit Cipto Mangunkusumo Prof. Dr.dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir imunitas tubuh akan menurun karena berpuasa di tengah Covid-19.
"Pertama, puasa hanya menggeser jam makan dan minum. Jadi, kebutuhan makan dan minum selama puasa harus terbayar pada waktu kita tidak berpuasa. Prinsip kedua dalam keadaan puasa yaitu kita butuh asupan gizi, nutrisi, dan cairan tubuh yang seimbang selama menjalani ibadah puasa," ungkapnya saat di hubungi Koran SINDO.
tulis komentar anda