Inilah Kisah Para Pejuang Kehidupan dari Atas Roda
Kamis, 25 Februari 2021 - 12:13 WIB
“Karena hasil dari Grab ini juga bisa saya gunakan sebagai modal usaha lain nanti saat saya sudah memutuskan untuk pulang dan menetap di desa,” tutupnya.
Perempuan tangguh
Proses panjang yang dijalani Benedi juga dialami Ika Dewi Sulistiani. Perempuan kelahiran Surabaya, 15 April ini mulanya bekerja sebagai tim administrasi cadangan di sebuah perusahaan. Dia dikontrak selama satu tahun untuk menggantikan karyawan yang sedang cuti melahirkan. “Pekerjaan itu saya terima karena saya butuh biaya untuk hidup saya dan keluarga walaupun sebentar,” ujarnya.
Namun setelah sampai di penghujung kontraknya, Dewi mulai khawatir karena belum mendapatkan pekerjaan lain. Nasib baik berpihak kepadanya saat Dewi melihat lowongan pekerjaan di media sosial.
“Saat itu kebetulan ada lowongan Grab. Katanya dibutuhkan mitra pengemudi perempuan dan laki-laki. Persyaratannya bisa saya penuhi, akhirnya saya coba untuk mendaftar di hari libur. Saya sempat minder karena ternyata pendaftar perempuan hanya saya sendiri.
Tapi meskipun saya minder saya tetap duduk di situ,” paparnya. Melihat Dewi yang tak kunjung maju untuk memberikan berkasnya, menurutnya membuat karyawan Grab menghampirinya dan menanyakan, memastikan ia benar ingin menjadi mitra pengemudi Grab.
“Setelah saya jawab iya, akhirnya saya disarankan untuk training online terlebih dahulu. Kemudian besoknya kembali ke kantor untuk tanda tangan kontrak dan pengambilan atribut,” ujarnya.
Menurut Dewi, meski pekerjaannya terkesan sepele, wara-wiri di jalan raya, tetapi ia berprinsip untuk menjaga lisan dan menjaga diri. “Saya menanamkan ke diri sendiri, walaupun pekerjaan ini fleksibel, tetapi kita tidak boleh mencari uang sesuka hati saja. Harus tetap kerja keras,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Dewi memiliki target yang harus dicapai oleh dirinya sendiri. Demikian juga ketika sedang kurang sehat, selagi tidak sakit parah, Dewi akan tetap bekerja untuk menafkahi anaknya.
Perempuan tangguh
Proses panjang yang dijalani Benedi juga dialami Ika Dewi Sulistiani. Perempuan kelahiran Surabaya, 15 April ini mulanya bekerja sebagai tim administrasi cadangan di sebuah perusahaan. Dia dikontrak selama satu tahun untuk menggantikan karyawan yang sedang cuti melahirkan. “Pekerjaan itu saya terima karena saya butuh biaya untuk hidup saya dan keluarga walaupun sebentar,” ujarnya.
Namun setelah sampai di penghujung kontraknya, Dewi mulai khawatir karena belum mendapatkan pekerjaan lain. Nasib baik berpihak kepadanya saat Dewi melihat lowongan pekerjaan di media sosial.
“Saat itu kebetulan ada lowongan Grab. Katanya dibutuhkan mitra pengemudi perempuan dan laki-laki. Persyaratannya bisa saya penuhi, akhirnya saya coba untuk mendaftar di hari libur. Saya sempat minder karena ternyata pendaftar perempuan hanya saya sendiri.
Tapi meskipun saya minder saya tetap duduk di situ,” paparnya. Melihat Dewi yang tak kunjung maju untuk memberikan berkasnya, menurutnya membuat karyawan Grab menghampirinya dan menanyakan, memastikan ia benar ingin menjadi mitra pengemudi Grab.
“Setelah saya jawab iya, akhirnya saya disarankan untuk training online terlebih dahulu. Kemudian besoknya kembali ke kantor untuk tanda tangan kontrak dan pengambilan atribut,” ujarnya.
Menurut Dewi, meski pekerjaannya terkesan sepele, wara-wiri di jalan raya, tetapi ia berprinsip untuk menjaga lisan dan menjaga diri. “Saya menanamkan ke diri sendiri, walaupun pekerjaan ini fleksibel, tetapi kita tidak boleh mencari uang sesuka hati saja. Harus tetap kerja keras,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Dewi memiliki target yang harus dicapai oleh dirinya sendiri. Demikian juga ketika sedang kurang sehat, selagi tidak sakit parah, Dewi akan tetap bekerja untuk menafkahi anaknya.
tulis komentar anda