Salah Sasaran Tudingan Pak Din Radikalis
Selasa, 16 Februari 2021 - 14:36 WIB
Kami sebagai elemen angkatan muda Muhammadiyah , memberi perhatian serius atas tudingan GAR ITB . Sebagaimana sedang kami kaji saat ini, apabila tindakan GAR ITB pada ujungnya tidak benar adanya, tentunya ada konsekuensi hukum atas tudingan yang telah disematkan pada Pak Din.
Menyudahi Labeling Radikal
Label radikalis yang kerap dilontarkan pada kelompok yang berbeda pandangan dengan pemerintah harus disudahi sesegara mungkin. Saat ini masyarakat terkesan kerap dibenturkan dengan mereka radikalis dan kelompok lainnya sebagai pancasilais. Tanpa ada ruang dialog yang harusnya dijalankan secara simultan.
Mereka kelompok yang berbeda pandangan politis dan ideologi gerakannya harus duduk bersama mencari banyak kesamaannya sebagai anak bangsa. Ketimbang memperlebar jarak perbedaan yang berakibat dapat memicu jurang konflik dan kegaduhan sosial.
Pemerintah pun juga tidak boleh bersikap ganda. Harapannya pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa Pak Din bukan radikalis didasari sikap politik pemerintahan Jokowi. Jangan sampai kemudian, di pihak lain ada orang Istana yang lain yang kemudian menjadi “aktor” di balik pelaporan Pak Din ke KASN dan BKN.
Sikap jujur dan transparan dari pemerintah menjadi salah satu jalan terbaik untuk menyudahi kebiasaan kelompok masyarakat yang kerap melabeli mereka yang berbeda sikap sebagai radikalis.
Pendek kata, saya dan seluruh masyarakat tentu harus punya kesadaran yang sama, memperbanyak dialog tentu akan memperkokoh persatuan dan kesatuan sebagai entitas bangsa. Saat ini situasi bangsa sedang mengalami kesulitan yang kompleks. Ketimbang melakukan labelisasi radikal pada kritikus, seluruh anak bangsa harus fokus pada upaya membangun negara bangsa yang berkemajuan, adil, makmur serta memiliki kedaulatan total dalam segala bidang.
Akhir kata, tudingan pada Pak Din seharusnya justru memberi hikmah pada kita semua, bahwa memperlebar jarak persatuan dengan label radikalis itu hanya akan memperkeruh suasana. Kebiasaan label radikalis pada yang berbeda akan menjauhkan kita semua dari upaya pencapaian cita-cita negara yang tengah diamanahkan oleh para pendiri bangsa. Sepatutnya kita akhiri. Wallahu’alam bishowab.
Menyudahi Labeling Radikal
Label radikalis yang kerap dilontarkan pada kelompok yang berbeda pandangan dengan pemerintah harus disudahi sesegara mungkin. Saat ini masyarakat terkesan kerap dibenturkan dengan mereka radikalis dan kelompok lainnya sebagai pancasilais. Tanpa ada ruang dialog yang harusnya dijalankan secara simultan.
Mereka kelompok yang berbeda pandangan politis dan ideologi gerakannya harus duduk bersama mencari banyak kesamaannya sebagai anak bangsa. Ketimbang memperlebar jarak perbedaan yang berakibat dapat memicu jurang konflik dan kegaduhan sosial.
Pemerintah pun juga tidak boleh bersikap ganda. Harapannya pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa Pak Din bukan radikalis didasari sikap politik pemerintahan Jokowi. Jangan sampai kemudian, di pihak lain ada orang Istana yang lain yang kemudian menjadi “aktor” di balik pelaporan Pak Din ke KASN dan BKN.
Sikap jujur dan transparan dari pemerintah menjadi salah satu jalan terbaik untuk menyudahi kebiasaan kelompok masyarakat yang kerap melabeli mereka yang berbeda sikap sebagai radikalis.
Pendek kata, saya dan seluruh masyarakat tentu harus punya kesadaran yang sama, memperbanyak dialog tentu akan memperkokoh persatuan dan kesatuan sebagai entitas bangsa. Saat ini situasi bangsa sedang mengalami kesulitan yang kompleks. Ketimbang melakukan labelisasi radikal pada kritikus, seluruh anak bangsa harus fokus pada upaya membangun negara bangsa yang berkemajuan, adil, makmur serta memiliki kedaulatan total dalam segala bidang.
Akhir kata, tudingan pada Pak Din seharusnya justru memberi hikmah pada kita semua, bahwa memperlebar jarak persatuan dengan label radikalis itu hanya akan memperkeruh suasana. Kebiasaan label radikalis pada yang berbeda akan menjauhkan kita semua dari upaya pencapaian cita-cita negara yang tengah diamanahkan oleh para pendiri bangsa. Sepatutnya kita akhiri. Wallahu’alam bishowab.
(poe)
tulis komentar anda