KAGAMA Beberkan Kiat Bisnis Bertahan di Masa Pandemi COVID-19
Sabtu, 16 Mei 2020 - 20:13 WIB
JAKARTA - Bisnis merupakan bagian dari kehidupan manusia yang penting untuk diperhatikan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat KAGAMA, Budi Karya Sumadi, dalam seminar KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) ke-IX.
Acara bertajuk Business Survival “Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi Corona (COVID-19), digelar pada Sabtu (16/05/2020) secara daring. Acara diikuti lebih dari 400 peserta yang tersebar dari seluruh Indonesia.
“Kalau tidak ada bisnis, situasi kehidupan negara atau daerah akan lumpuh. COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi negara manapun. Bahkan menyerang negara-negara maju, yang lebih besar dari negara kita. Kini pemerintah telah berupaya mengatasinya melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona,” jelasnya.
Menteri Perhubungan itu menambahkan, pihaknya juga kerap membahas strategi pertahanan di dunia bisnis dalam rapat kabinet dengan sesama menteri maupun sesama pelaku bisnis.
UMKM merupakan kelompok masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19, secara mandiri mereka berusaha mendapatkan penghasilan untuk hidup.
Sekilas terlihat sederhana, tetapi jumlah UMKM di Indonesia sangat banyak dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar bagi Indonesia. Tanpa UMKM, Indonesia tidak bisa bertahan.
“UMKM masih menjadi solusi pertahanan ekonomi saat ini. Untuk itu, Presiden belum lama ini mengkampanyekan untuk masyarakat bangga pada produk lokal,” jelas alumnus Teknik Arsitektur UGM ini.
Kebanggaan itu harus dibuktikan dengan pemberdayaan UMKM, di samping juga memanfaatkan produk yang dihasilkan oleh mereka.
Dalam situasi ini, semua orang dituntut untuk menguasai teknologi informasi di tengah kondisi yang mengharuskan kita untuk work from home (WFH).
Acara bertajuk Business Survival “Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi Corona (COVID-19), digelar pada Sabtu (16/05/2020) secara daring. Acara diikuti lebih dari 400 peserta yang tersebar dari seluruh Indonesia.
“Kalau tidak ada bisnis, situasi kehidupan negara atau daerah akan lumpuh. COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi negara manapun. Bahkan menyerang negara-negara maju, yang lebih besar dari negara kita. Kini pemerintah telah berupaya mengatasinya melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona,” jelasnya.
Menteri Perhubungan itu menambahkan, pihaknya juga kerap membahas strategi pertahanan di dunia bisnis dalam rapat kabinet dengan sesama menteri maupun sesama pelaku bisnis.
UMKM merupakan kelompok masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19, secara mandiri mereka berusaha mendapatkan penghasilan untuk hidup.
Sekilas terlihat sederhana, tetapi jumlah UMKM di Indonesia sangat banyak dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar bagi Indonesia. Tanpa UMKM, Indonesia tidak bisa bertahan.
“UMKM masih menjadi solusi pertahanan ekonomi saat ini. Untuk itu, Presiden belum lama ini mengkampanyekan untuk masyarakat bangga pada produk lokal,” jelas alumnus Teknik Arsitektur UGM ini.
Kebanggaan itu harus dibuktikan dengan pemberdayaan UMKM, di samping juga memanfaatkan produk yang dihasilkan oleh mereka.
Dalam situasi ini, semua orang dituntut untuk menguasai teknologi informasi di tengah kondisi yang mengharuskan kita untuk work from home (WFH).
tulis komentar anda