Kagama Bantu UMKM Masuk dalam Ekosistem Digital Commerce Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) wilayah Sumatera Selatan menggelar seminar bertajuk 'Memulihkan Bisnis UMKM Pasca Pandemi', Jumat (8/4/2022). Seminar yang digelar hybrid (offline dan online) itu menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan sejumlah narasumber lain.
Acara yang dibuka oleh Direktur Bank Indonesia Sumatera Utara, Azka Subhan itu dihadiri langsung 200 UMKM se-Sumatera Utara dan ratusan lainnya secara online. Mereka terdiri dari berbagai komunitas UMKM dengan berbagai jenis produk maupun jasa, termasuk di dalamnya binaan Bank Indonesia Regional Sumut.
Ganjar Pranowo yang hadir sebagai pembicara utama mengatakan teknologi digital yang berkembang saat ini banyak membantu belajar tentang apa pun dengan mudah, cepat, dan tanpa batas. Ia bercerita bahwa sejak awal kepemimpinannya di Provinsi Jawa Tengah, dirinya mewajibkan seluruh dinas memiliki akun sosial media.
"Media sosial ini sebagai saluran utama untuk menampung masukan nyata dari masyarakat, mempelajarinya, dan memberikan informasi dua arah kepada publik di Jawa Tengah untuk memberikan layanan pemerintahan yang lebih baik dan cepat," ujar Ganjar dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/4/2022).
Ganjar juga memberikan trik-trik sederhana kepada para peserta seminar tentang bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan usaha UMKM, tanpa harus berpikir terlalu rumit dan berorientasi kepada hasil yang maksimal. Seperti diketahui, di Jawa Tengah terdapat 141.552 pelaku UMKM yang selama ini dikenal cukup maju dan terbantu oleh berbagai program pembinaan dan permodalan yang diberikan oleh pemerintah daerahnya.
Meski saat ini telah memasuki dunia digital, tapi belum banyak UMKM yang memanfaatkannya. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM yang dirilis beberapa waktu lalu, pelaku UMKM yang sudah masuk ke dalam ekosistem online commerce sebanyak 17,5 juta dari 65,5 juta yang terdaftar.
Ini berarti baru 28% UMKM Indonesia yang sudah bisa masuk ke pasar online dan mencicipi manisnya pertumbuhan ekonomi digital yang tahun lalu total transaksinya mencapai Rp403 triliun atau tumbuh sekitar 51% dibanding 2020 berdasarkan data yang dirilis BI (2021).
Narasumber lain, CEO Goklik Fiter Bagus Cahyono mengatakan bahwa UMKM Indonesia harus menjadi tuan rumah di tengah manisnya pasar ekonomi digital Indonesia saat ini dan beberapa tahun ke depan. Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini telah merasa nyaman dan terbiasa membeli barang kebutuhannya secara online. Karena para pelaku UMKM tidak perlu lagi memikirkan edukasi pasar online.
"Mereka (pembeli) sudah sangat siap untuk berbelanja secara online," katanya.
Namun ironisnya mayoritas barang yang tersedia di e-commerce Indonesia sebagian besar masih impor. Hal itu, kata Fiter, menjadi salah satu motivasi Goklik sebagai platform karya anak Bangsa untuk bisa menyediakan alternatif saluran penjualan dengan pengalaman pembeli sekelas e-commerce bagi UMKM Indonesia untuk bisa menjual produk dan jasanya secara langsung (direct selling).
Acara yang dibuka oleh Direktur Bank Indonesia Sumatera Utara, Azka Subhan itu dihadiri langsung 200 UMKM se-Sumatera Utara dan ratusan lainnya secara online. Mereka terdiri dari berbagai komunitas UMKM dengan berbagai jenis produk maupun jasa, termasuk di dalamnya binaan Bank Indonesia Regional Sumut.
Ganjar Pranowo yang hadir sebagai pembicara utama mengatakan teknologi digital yang berkembang saat ini banyak membantu belajar tentang apa pun dengan mudah, cepat, dan tanpa batas. Ia bercerita bahwa sejak awal kepemimpinannya di Provinsi Jawa Tengah, dirinya mewajibkan seluruh dinas memiliki akun sosial media.
"Media sosial ini sebagai saluran utama untuk menampung masukan nyata dari masyarakat, mempelajarinya, dan memberikan informasi dua arah kepada publik di Jawa Tengah untuk memberikan layanan pemerintahan yang lebih baik dan cepat," ujar Ganjar dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/4/2022).
Ganjar juga memberikan trik-trik sederhana kepada para peserta seminar tentang bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan usaha UMKM, tanpa harus berpikir terlalu rumit dan berorientasi kepada hasil yang maksimal. Seperti diketahui, di Jawa Tengah terdapat 141.552 pelaku UMKM yang selama ini dikenal cukup maju dan terbantu oleh berbagai program pembinaan dan permodalan yang diberikan oleh pemerintah daerahnya.
Meski saat ini telah memasuki dunia digital, tapi belum banyak UMKM yang memanfaatkannya. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM yang dirilis beberapa waktu lalu, pelaku UMKM yang sudah masuk ke dalam ekosistem online commerce sebanyak 17,5 juta dari 65,5 juta yang terdaftar.
Ini berarti baru 28% UMKM Indonesia yang sudah bisa masuk ke pasar online dan mencicipi manisnya pertumbuhan ekonomi digital yang tahun lalu total transaksinya mencapai Rp403 triliun atau tumbuh sekitar 51% dibanding 2020 berdasarkan data yang dirilis BI (2021).
Narasumber lain, CEO Goklik Fiter Bagus Cahyono mengatakan bahwa UMKM Indonesia harus menjadi tuan rumah di tengah manisnya pasar ekonomi digital Indonesia saat ini dan beberapa tahun ke depan. Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini telah merasa nyaman dan terbiasa membeli barang kebutuhannya secara online. Karena para pelaku UMKM tidak perlu lagi memikirkan edukasi pasar online.
"Mereka (pembeli) sudah sangat siap untuk berbelanja secara online," katanya.
Namun ironisnya mayoritas barang yang tersedia di e-commerce Indonesia sebagian besar masih impor. Hal itu, kata Fiter, menjadi salah satu motivasi Goklik sebagai platform karya anak Bangsa untuk bisa menyediakan alternatif saluran penjualan dengan pengalaman pembeli sekelas e-commerce bagi UMKM Indonesia untuk bisa menjual produk dan jasanya secara langsung (direct selling).