Tangkal Hoaks, KPU-AMSI Bentuk Cek Fakta Pilkada 2020
Senin, 07 Desember 2020 - 03:15 WIB
Sementara itu, Ketua Umum Amsi Wenselaus Manggut berterima kasih atas kesediaan KPU untuk bekerja sama dengan AMSI. Sebab hoaks ini sangat marak sekali dan butuh kerja sama lintas stakeholder termasuk juga stakeholder pemilu.
“Atas nama AMSI saya berterima kasih pada KPU karena sudah mulai niat baik ini bersama-sama,” ujarnya di kesempatan sama.
Wenselaus menjelaskan bahwa AMSI sudah melakukan pelatihan cek fakta melibatkan 20 pengurus wilayah provinsi dengan 386 peserta di daerah. Pelatihan ini juga diikuti dari teman-teman penyelenggara pemilu di daerah seperti KPU. Pelatihan ini sangat teknis sifatnya, tentang bagaimana mendeteksi hoaks modelnya seperti apa, menggunakan cek fakta tools, verifikasi foto, verifikasi video, dan sebagainya,
“Yang sebenarnya mau dilakukan cek fakta pilkada di seluruh wilayah, mau tidak mau tidak bisa dilakukan di seluruh wilayah. Jangkauan kami tidak terlalu panjang jadi kami lakukan di 20 provinsi, melibatkan 27 media dan 21 Pilkada yang dimonitor langsung oleh tim cek fakta. Karena masih pandemi, metodenya masih hybrid, ada yang offline dan online. Penyelenggara pemilu punya concern yang sama, termasuk Mafindo,” paparnya.
“Atas nama AMSI saya berterima kasih pada KPU karena sudah mulai niat baik ini bersama-sama,” ujarnya di kesempatan sama.
Wenselaus menjelaskan bahwa AMSI sudah melakukan pelatihan cek fakta melibatkan 20 pengurus wilayah provinsi dengan 386 peserta di daerah. Pelatihan ini juga diikuti dari teman-teman penyelenggara pemilu di daerah seperti KPU. Pelatihan ini sangat teknis sifatnya, tentang bagaimana mendeteksi hoaks modelnya seperti apa, menggunakan cek fakta tools, verifikasi foto, verifikasi video, dan sebagainya,
“Yang sebenarnya mau dilakukan cek fakta pilkada di seluruh wilayah, mau tidak mau tidak bisa dilakukan di seluruh wilayah. Jangkauan kami tidak terlalu panjang jadi kami lakukan di 20 provinsi, melibatkan 27 media dan 21 Pilkada yang dimonitor langsung oleh tim cek fakta. Karena masih pandemi, metodenya masih hybrid, ada yang offline dan online. Penyelenggara pemilu punya concern yang sama, termasuk Mafindo,” paparnya.
(thm)
tulis komentar anda