APJII Beri Tips Hindari Serangan Siber dan Cegah Hoaks Jelang Pilkada Serentak 2024

Minggu, 24 November 2024 - 14:48 WIB
loading...
APJII Beri Tips Hindari...
Kabid Keamanan Siber APJII Arry Abdi Syalman memberikan langkah-langkah atau tips menghindari serangan siber oleh kelompok hacker menjelang Pilkada Serentak 2024. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan langkah-langkah atau tips menghindari serangan siber oleh kelompok hacker menjelang Pilkada Serentak 2024 .

"Pada prinsipnya sistem itu atau aplikasi harus selalu update keamanan untuk betul-betul menjaga berbagai potensi gangguan," ujar Kabid Keamanan Siber APJII Arry Abdi Syalman, Minggu (24/11/2024).



Penyelenggara pemilu khususnya KPU dalam hal ini sudah mendapatkan pengawasan langsung dari instansi yang berwenang seperti Badan Siber Sandi Negara serta Polri. Namun, dia mengingatkan ada hal yang perlu dihindari yakni kelalaian atau kekeliruan SDM.

"SDM-nya ini terus diliterasi, terus diedukasi, mengutamakan sistem proteksi. Jadi secanggih-canggihnya sistem pasti ada potensi kebocoran, kelemahan. Tapi ini apabila terus dioptimalkan sistemnya dan selalu dilakukan update serta sering memantau. Jadi harus sering memantau kira-kira ada potensi apa yang kemungkinan terjadi. Seperti apa berjalannya sistem sehari ini? Lancar nggak atau mungkin ada sesuatu gangguan harus segera dimitigasi, harus segera dideteksi," ungkapnya.

Arry memprediksi bentuk serangan-serangan siber di Pilkada Serentak 2024 tidak beda jauh dari tren serangan sebelumnya seperti malware maupun kesalahan domain atau lainnya. Namun, secara kualitas dan kuantitasnya bertambah.

"Jadi yang mungkin tadinya serangannya punya power ketika kita kategorikan nilainya lima bisa menjadi tujuh. Kemudian jumlah serangannya yang tadinya cuma dua mungkin bisa sepuluh. Nah, itu terjadi karena kondisi monitoring serangan siber kita memonitoring anomali serangan itu terus meningkat," katanya.

Arry juga berpesan adanya teknologi artificial intelligence (AI) agar tidak disalahgunakan untuk penyebaran hoaks, black campaign jelang maupun saat pelaksanaan Pilkada. Sehingga, masyarakat Indonesia harus melakukan perlawanan terhadap bentuk informasi tersebut.

"Kita harus lawan hoaks. Namun kita belum mampu menciptakan mesin yang bisa secara detail untuk memanfaatkan AI-nya membaca atau mengenali keyword bahwa ini hoaks, kenapa? Karena teknologi kecerdasan buatan tidak memiliki rasa yang bisa mendefinisikan," ujarnya.

Untuk mencegah peredaran hoaks, hate speech, black campaign di ruang publik dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat bagaimana memahami informasi yang valid dan tidak valid dan selalu mengimbau masyarakat untuk bisa melakukan konfirmasi, pengecekan secara mendalam terhadap suatu informasi-informasi yang diterima.

Karenanya, Arry mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan perangkat telekomunikasi di platform media sosial. Apa yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi tidak untuk melakukan hal-hal negatif.

"Misalnya menerima informasi begitu saja dan menyebarkannya, kemudian yang kedua melakukan propaganda atau teknik-teknik tertentu disebarluaskan ke khalayak luas, kemudian memberitakan sesuatu yang tidak benar ini agar bisa dihindari. Jadi bijaklah dalam menggunakan teknologi komunikasi," kata Arry.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
BPOM Prihatin Fenomena...
BPOM Prihatin Fenomena Maraknya Penyebaran Informasi Tak Akurat di Medsos
Makin Dekat dengan Masyarakat,...
Makin Dekat dengan Masyarakat, BIN Luncurkan Akun Medsos Resmi
DKPP Pecat 4 Komisioner...
DKPP Pecat 4 Komisioner KPU Banjarbaru karena Gunakan Surat Suara Lama
Partai Perindo Pastikan...
Partai Perindo Pastikan Kawal Pemerintahan Kepulauan Mentawai Wujudkan Kemakmuran
Serangan Siber di Indonesia...
Serangan Siber di Indonesia Menurun, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Besok, Presiden Prabowo...
Besok, Presiden Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah di Istana
Selain Pendidikan dan...
Selain Pendidikan dan Kesehatan, Bupati Terpilih Kepahiang Bakal Kembangkan Industri Kopi
239 Kepala Daerah Hari...
239 Kepala Daerah Hari Ini Jalani Tes Kesehatan di Kemendagri, Ada Apa?
Kepala Daerah Dilantik...
Kepala Daerah Dilantik 20 Februari 2025, Ini Bunyi Sumpah/Janji yang Harus Diucapkan
Rekomendasi
BSI Ingatkan Nasabah...
BSI Ingatkan Nasabah Waspada Penipuan Bermodus Social Engineering
Makam Firaun Misterius...
Makam Firaun Misterius Ditemukan setelah 3.600 Tahun
3 Alasan Steven Wongso...
3 Alasan Steven Wongso Mualaf, Benarkah karena Arafah Rianti?
Berita Terkini
Idulfitri 1446 Hijriah,...
Idulfitri 1446 Hijriah, Prabowo: Momen Suci untuk Saling Memaafkan
1 jam yang lalu
Prabowo Maknai Hari...
Prabowo Maknai Hari Raya Nyepi sebagai Momen Refleksi dan Kedamaian Bangsa
1 jam yang lalu
Jokowi Akan Salat Idulfitri...
Jokowi Akan Salat Idulfitri di Dekat Rumah, Tak Jadi di Masjid Istiqlal
3 jam yang lalu
Dihadiri Prabowo-Gibran,...
Dihadiri Prabowo-Gibran, Ini Jadwal Pelaksanaan Salat Idulfitri 1446 H di Masjid Istiqlal
3 jam yang lalu
Misi Kemanusiaan TNI...
Misi Kemanusiaan TNI ke Myanmar, Helikopter Super Puma hingga Kapal Rumah Sakit Dikerahkan
4 jam yang lalu
Idulfitri 1446 H, Menag:...
Idulfitri 1446 H, Menag: Momentum Tingkatkan Sinergi dan Cegah Korupsi
4 jam yang lalu
Infografis
Jadwal dan Tahapan Pilkada...
Jadwal dan Tahapan Pilkada Serentak Tahun 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved