BPPT Kebut Produksi Rapid Test dan PCR Corona
Selasa, 12 Mei 2020 - 15:40 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengejar produksi rapid test antibody dan juga PCR test (polymerase chain reaction) agar proses pemeriksaan terkait virus Corona bisa terus diintensifkan.
Rapid test dan PCR juga diperlukan untuk mengantisipasi kedatangan WNI dan juga pekerja migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara.
“Kami juga melakukan percepatan pengujian spesimen dan produksi alat kesehatan. Karena sesuai arahan bapak Presiden, minimal kita harus melakukan pengujian 10 ribu per hari,” kata Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Harmensyah Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual Komisi VIII DPR dengan BNPB terkait Evaluasi Penanganan Covid-19, Selasa (12/5/2020).(Baca Juga: Gugus Tugas: Masyarakat Punya Harapan untuk Hidup Kembali Normal)
Harmensyah menjelaskan upaya percepatan pengadaan rapid test dan PCR test yang dilakukan, yakni BPPT telah membuat laboratorium BSL2 Mobile untuk mendukung rapid test PCR yang memiliki kapasitas hingga 262 tes dalam 24 jam.
BPPT juga sudah bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair) dan PT Hepatika Mataram dalam proses uji validasi 10.000 rapid test antibody.
“BPPT juga bekerja sama dengan Bio Farma Bandung dan Nusantik dalam produksi PCR test kit sebanyak 50 ribu unit. Jadi kalau ini kurang, keterbatasan PCR, SDM, ini proses testing pasti terganggu,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Harmensyah, pihaknya juga terus melakukan penyisiran terhadap semua pendatang yang masuk baik itu lewat darat, laut dan udara. Pihaknya juga melakukan penyisiran bagi WNI yang datang baik itu pelajar, mahasiswa dan jamaah-jamaah lain termasuk jamaah tabligh. Semuanya dilakukan pengetesan di bandara dan pelabuhan.
Dia menjelaskan, sejauh ini ada 801 WNI yang sudah kembali dan juga ada 13.943 anak buah kapal (ABK) yang sudah kembali. Adapun yang belum kembali, WNI 448 orang dan ABK 9.637 orang.
“Ini yang perlu kita antisipasi, kita haru membuat lab yang mobile, kita tempatkan di bandara dan pelabuhan. yang negatif kita isolasi, ada di asrama haji di hotel. Yang posistif juga kita isolasi di Wisma Atlet dan pulau Galang. Bagi yang sudah sehat bisa pulang kampung, yang dari rumah sakit rujukan bisa pulang kampung,” tuturnya.
Rapid test dan PCR juga diperlukan untuk mengantisipasi kedatangan WNI dan juga pekerja migran Indonesia (PMI) dari berbagai negara.
“Kami juga melakukan percepatan pengujian spesimen dan produksi alat kesehatan. Karena sesuai arahan bapak Presiden, minimal kita harus melakukan pengujian 10 ribu per hari,” kata Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Harmensyah Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual Komisi VIII DPR dengan BNPB terkait Evaluasi Penanganan Covid-19, Selasa (12/5/2020).(Baca Juga: Gugus Tugas: Masyarakat Punya Harapan untuk Hidup Kembali Normal)
Harmensyah menjelaskan upaya percepatan pengadaan rapid test dan PCR test yang dilakukan, yakni BPPT telah membuat laboratorium BSL2 Mobile untuk mendukung rapid test PCR yang memiliki kapasitas hingga 262 tes dalam 24 jam.
BPPT juga sudah bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair) dan PT Hepatika Mataram dalam proses uji validasi 10.000 rapid test antibody.
“BPPT juga bekerja sama dengan Bio Farma Bandung dan Nusantik dalam produksi PCR test kit sebanyak 50 ribu unit. Jadi kalau ini kurang, keterbatasan PCR, SDM, ini proses testing pasti terganggu,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Harmensyah, pihaknya juga terus melakukan penyisiran terhadap semua pendatang yang masuk baik itu lewat darat, laut dan udara. Pihaknya juga melakukan penyisiran bagi WNI yang datang baik itu pelajar, mahasiswa dan jamaah-jamaah lain termasuk jamaah tabligh. Semuanya dilakukan pengetesan di bandara dan pelabuhan.
Dia menjelaskan, sejauh ini ada 801 WNI yang sudah kembali dan juga ada 13.943 anak buah kapal (ABK) yang sudah kembali. Adapun yang belum kembali, WNI 448 orang dan ABK 9.637 orang.
“Ini yang perlu kita antisipasi, kita haru membuat lab yang mobile, kita tempatkan di bandara dan pelabuhan. yang negatif kita isolasi, ada di asrama haji di hotel. Yang posistif juga kita isolasi di Wisma Atlet dan pulau Galang. Bagi yang sudah sehat bisa pulang kampung, yang dari rumah sakit rujukan bisa pulang kampung,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda