Infrastruktur KPK Dianggap Lengkap, Pejabat Diingatkan Kasus Edhy Prabowo
Kamis, 26 November 2020 - 13:56 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi Pengamat Korupsi Ahmad Rijal Ilyas, mengingatkan kepada seluruh pejabat negara yang dipercayai menduduki posisi apapun untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi, pasalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) punya infrastruktur yang lengkap.
(Baca juga: Sandiaga Uno Berpeluang Besar Gantikan Edhy Prabowo di Kabinet)
"Janga coba-coba Korupsi, kemanapun kalian lari pasti bakal kena, KPK digaji negara memang fokus memberantas korupsi, mereka bisa lakukan apapun yang tidak diketahui yang lain, alat mereka dan infrastruktur KPK pasti lengkap," kata Rijal kepada SINDOnews, Kamis (26/11/2020).
(Baca juga: Kebebasan Sipil di Indonesia Alami Kemunduran)
Selanjutnya, kata Rijal, dikarenakan pemberantasan korupsi merupakan tugas pokok mereka, karenanya tidak menutup kemungkinan jebakan-jebakan pun akan ada dan disiapkan.
"Ya pokonya jangan deh coba-coba deh Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Bisa jadi, bukan tidak mungkin dalam sebuah permainan tersebut ada pihak Kuningan didalamnya dan memang jebakan yang dipasang dan mengikuti, itu bisa jadi ada," ungkapnya.
Meski demikian, Rijal meminta kepada KPK tetap menjaga integritas tanpa adanya tebang pilih dalam penindakan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, apalagi kalau sampai dijadikan alat politik.
"Saya berharap KPK tetap menjaga integritas dan keberanian atau nyali yang tinggi, artinya tidak pandang bulu, ungkap seluruh kasus-kasus korupsi jika sudah memenuhi prosedur, jangan ada yang ditahan-tahan," tegasnya.
Sebab sambung Rijal, merdeka dari Korupsi merupakan jalan satu-satunya untuk menuju good government dan menjadi negara maju.
"Kita semua ingin negara Indonesia menjadi negara yang betul-betul bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, karena menurut saya, hal itu merupakan salah satu cara menuju kesejahteraan rakyat 100 persen," paparnya.
Rijal mengatakan, kejadian tangkap tangan yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo kemarin memang sangat ironis. Untuk itu, ia berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Mari kita ambil pelajaran baik dari peristiwa tersebut.
"Sudah cukuplah, mudah-mudahan kejadian yang terakhir di negara kita, kalau bisa KPK tidak menunggu terjadi, bila perlu ingatkan pihak-pihak yang ingin bermain atau baru akan berencana jika KPK sudah mengetahui nya, kasih peringatan ke mereka, cegah, mungkin saya rasa hal itu bisa menahan untuk tidak melakukan korupsi," pungkas dia.
(Baca juga: Sandiaga Uno Berpeluang Besar Gantikan Edhy Prabowo di Kabinet)
"Janga coba-coba Korupsi, kemanapun kalian lari pasti bakal kena, KPK digaji negara memang fokus memberantas korupsi, mereka bisa lakukan apapun yang tidak diketahui yang lain, alat mereka dan infrastruktur KPK pasti lengkap," kata Rijal kepada SINDOnews, Kamis (26/11/2020).
(Baca juga: Kebebasan Sipil di Indonesia Alami Kemunduran)
Selanjutnya, kata Rijal, dikarenakan pemberantasan korupsi merupakan tugas pokok mereka, karenanya tidak menutup kemungkinan jebakan-jebakan pun akan ada dan disiapkan.
"Ya pokonya jangan deh coba-coba deh Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Bisa jadi, bukan tidak mungkin dalam sebuah permainan tersebut ada pihak Kuningan didalamnya dan memang jebakan yang dipasang dan mengikuti, itu bisa jadi ada," ungkapnya.
Meski demikian, Rijal meminta kepada KPK tetap menjaga integritas tanpa adanya tebang pilih dalam penindakan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, apalagi kalau sampai dijadikan alat politik.
"Saya berharap KPK tetap menjaga integritas dan keberanian atau nyali yang tinggi, artinya tidak pandang bulu, ungkap seluruh kasus-kasus korupsi jika sudah memenuhi prosedur, jangan ada yang ditahan-tahan," tegasnya.
Sebab sambung Rijal, merdeka dari Korupsi merupakan jalan satu-satunya untuk menuju good government dan menjadi negara maju.
"Kita semua ingin negara Indonesia menjadi negara yang betul-betul bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, karena menurut saya, hal itu merupakan salah satu cara menuju kesejahteraan rakyat 100 persen," paparnya.
Rijal mengatakan, kejadian tangkap tangan yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo kemarin memang sangat ironis. Untuk itu, ia berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Mari kita ambil pelajaran baik dari peristiwa tersebut.
"Sudah cukuplah, mudah-mudahan kejadian yang terakhir di negara kita, kalau bisa KPK tidak menunggu terjadi, bila perlu ingatkan pihak-pihak yang ingin bermain atau baru akan berencana jika KPK sudah mengetahui nya, kasih peringatan ke mereka, cegah, mungkin saya rasa hal itu bisa menahan untuk tidak melakukan korupsi," pungkas dia.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda