Keluhkan Konsultan Asing, Megawati Minta Menteri Nadiem Lakukan Ini
Selasa, 24 November 2020 - 17:29 WIB
JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberikan kesempatan lebih besar kepada generasi muda Indonesia untuk dapat berkarya dan meraih prestasi tinggi.
”Saya bilang ke Pak Nadiem, kasih kesempatan anak muda kita. Saya sering heran, apa-apa saja konsultannya orang asing. Apa kita tak punya orang sendiri ya? Bung Karno bikin GBK itu, sampai sekarang masih terpakai,” kata Megawati dalam webinar pembukaan Pameran Daring Buku Bung Karno yang diikuti NAdiem Makarim, Selasa (24/11/2020).
(Baca: Gaji Dijamin Pusat, Nadiem: Mohon Pemda Ajukan Formasi Guru PPPK Sebanyak Mungkin)
Presiden ke-5 RI itu mencontohkan, pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) dan Gedung DPR di Senayan merupakan bukti bahwa anak bangsa mampu membuat karya besar dan monumental. Putri Bung Karno itu mengisahkan, GBK dan Gedung DPR kala itu dibangun dengan menggunakan teknologi baru. Waktu dibangun, Soekarno sebagai presiden pertama, mengumpulkan 600 ahli.
”Saat itu, mereka mau mundur karena merasa tidak sanggup. Bung Karno lalu memanggil mereka. Bung Karno bilang, ‘hei anak muda, saya sejak muda dan akhirnya bisa memproklamasikan kemerdekaan dan membentuk NKRI, kalian baru bikin gedung gitu saja mundur’. Terus akhirnya lanjut dan berhasil juga,” katanya.
Karena itu, menurut Megawati, hal yang diperlukan adalah ruang dan kesempatan bagi para akademisi dan anak-anak Indonesia untuk berkarya. ”Anak-anak kita sangat pintar loh Pak Nadiem,” kata Megawati.
(Baca: Megawati Beri Konsep Gotong Royong Berskala Dunia di China)
Dikatakan Megawati, di berbagai pelosok desa, banyak sekali anak pintar dan berpotensi, namun mereka tidak bisa mengenyam pendidikan. ”Banyak anak Indonesia yang pintar. Di Papua, Maluku, dimana-mana ada. Tapi tak bisa sekolah. Lalu mau diapakan? Makanya waktu itu saya katakan jangan manjakan generasi milenial. Anak-anak itu harus memiliki fighting spirit, dijadikan dia the best. Akan bangga banget ya kita sebagai orang tua. Cucu saya saya dorong jadi the best dan number one. Ibu-ibu harus mendorong anaknya," urainya.
Megawati pun menceritakan pada suatu waktu, dirinya berkunjung ke sebuah desa di kaki Gunung Salak dan bertemu seorang anak kecil di sebuah sekolah negeri. Megawati lantas memberikan berbagai pertanyaan kepada anak tersebut dan selalu bisa menjawab dengan benar.
( Klik link ini untuk Ikuti survei SINDOnews tentang calon presiden 2024 )
”Diam-diam saya minta dipanggil orang tuanya. Orang tuanya kena culture shock waktu saya bilang saya akan ambil anakmu. Maksudnya saya akan asuh. Anak ini sekarang sudah jadi dokter. Adiknya insinyur IPB. IP-nya 3 ke atas. Sangat cerdas. Saya suruh les Inggris, bisa. Komputer, bisa,” ungkap Megawati.
Megawati pun menganjurkan masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi untuk membantu dengan cara yang sama, mencari anak berbakat namun tak memiliki fasilitas. ”Saya bukan mengajari, saya cuma melimpahkan pemikiran saya demi Indonesia tercinta ini,” kata Megawati.
”Saya bilang ke Pak Nadiem, kasih kesempatan anak muda kita. Saya sering heran, apa-apa saja konsultannya orang asing. Apa kita tak punya orang sendiri ya? Bung Karno bikin GBK itu, sampai sekarang masih terpakai,” kata Megawati dalam webinar pembukaan Pameran Daring Buku Bung Karno yang diikuti NAdiem Makarim, Selasa (24/11/2020).
(Baca: Gaji Dijamin Pusat, Nadiem: Mohon Pemda Ajukan Formasi Guru PPPK Sebanyak Mungkin)
Presiden ke-5 RI itu mencontohkan, pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) dan Gedung DPR di Senayan merupakan bukti bahwa anak bangsa mampu membuat karya besar dan monumental. Putri Bung Karno itu mengisahkan, GBK dan Gedung DPR kala itu dibangun dengan menggunakan teknologi baru. Waktu dibangun, Soekarno sebagai presiden pertama, mengumpulkan 600 ahli.
”Saat itu, mereka mau mundur karena merasa tidak sanggup. Bung Karno lalu memanggil mereka. Bung Karno bilang, ‘hei anak muda, saya sejak muda dan akhirnya bisa memproklamasikan kemerdekaan dan membentuk NKRI, kalian baru bikin gedung gitu saja mundur’. Terus akhirnya lanjut dan berhasil juga,” katanya.
Karena itu, menurut Megawati, hal yang diperlukan adalah ruang dan kesempatan bagi para akademisi dan anak-anak Indonesia untuk berkarya. ”Anak-anak kita sangat pintar loh Pak Nadiem,” kata Megawati.
(Baca: Megawati Beri Konsep Gotong Royong Berskala Dunia di China)
Dikatakan Megawati, di berbagai pelosok desa, banyak sekali anak pintar dan berpotensi, namun mereka tidak bisa mengenyam pendidikan. ”Banyak anak Indonesia yang pintar. Di Papua, Maluku, dimana-mana ada. Tapi tak bisa sekolah. Lalu mau diapakan? Makanya waktu itu saya katakan jangan manjakan generasi milenial. Anak-anak itu harus memiliki fighting spirit, dijadikan dia the best. Akan bangga banget ya kita sebagai orang tua. Cucu saya saya dorong jadi the best dan number one. Ibu-ibu harus mendorong anaknya," urainya.
Megawati pun menceritakan pada suatu waktu, dirinya berkunjung ke sebuah desa di kaki Gunung Salak dan bertemu seorang anak kecil di sebuah sekolah negeri. Megawati lantas memberikan berbagai pertanyaan kepada anak tersebut dan selalu bisa menjawab dengan benar.
( Klik link ini untuk Ikuti survei SINDOnews tentang calon presiden 2024 )
”Diam-diam saya minta dipanggil orang tuanya. Orang tuanya kena culture shock waktu saya bilang saya akan ambil anakmu. Maksudnya saya akan asuh. Anak ini sekarang sudah jadi dokter. Adiknya insinyur IPB. IP-nya 3 ke atas. Sangat cerdas. Saya suruh les Inggris, bisa. Komputer, bisa,” ungkap Megawati.
Megawati pun menganjurkan masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi untuk membantu dengan cara yang sama, mencari anak berbakat namun tak memiliki fasilitas. ”Saya bukan mengajari, saya cuma melimpahkan pemikiran saya demi Indonesia tercinta ini,” kata Megawati.
(muh)
tulis komentar anda