IDAI Sebut 1,1 Juta Anak Indonesia Mengidap Diabetes Melitus
Selasa, 17 November 2020 - 13:21 WIB
JAKARTA - Ketua UKK Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Novina mengungkapkan hingga 2017, sebanyak 1,1 juta anak Indonesia mengidap diabetes melitus (DM). Novina mengatakan prevalensi diabetes di dunia juga semakin meningkat baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak.
“Nah kalau kita lihat sebagai pendahuluan, prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia ini semakin meningkat. Kalau kita lihat kejadian DM tipe 1 ini angkanya baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak,” katanya dalam Press Briefing Secara Virtual Peringatan Hari Diabetes Sedunia Tahun 2020 secara virtual, Selasa (17/11/2020). (Baca juga: Diabetes Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Covid-19)
Novina juga menyebut penyakit DM tipe 2 pada remaja dan dewasa muda juga meningkat. Seiring dengan meningkatnya kasus obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak tepat. Bahkan, kata Novina, diperkirakan di wilayah Western Pacific yang Indonesia masuk di dalamnya pada 2045 kasus diabetes diperkirakan sebanyak 183 juta kasus. “Nah kalau kita lihat disini kita termasuk di daerah yang diperkirakan itu 2045 nanti akan bertambah lagi sebanyak 183 juta yang akan mengidap diabetes mellitus,” sebutnya. (Baca juga: Masih Ada 30% Masyarakat Ragu-ragu Diberikan Vaksin COVID-19)
Sementara berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia pada 2018, tercatat 1.220 anak penyandang DM tipe 1 di Indonesia. “Dimana insiden DM tipe 1 pada anak dan remaja meningkat sekitar 7 kali dari awalnya 3,88 pada 2000, menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010,” ungkap Novina. (Baca juga: Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia)
Sedangkan data pada 2003 sampai 2008 menunjukkan bahwa kelompok usia 10 sampai 14 tahun menunjukkan proporsi anak perempuan yang memiliki DM tipe 1, lebih tinggi dibanding anak laki-laki yaitu sebesar 28,6%. Namun, kata Novina, angka ini masih dari dugaan karena banyaknya pasien DM tipe 1 yang tidak terdiagnosis atau belum masuk ke dalam registry. “Dan kadang-kadang salah terdiagnosis saat pertama kali berobat ke rumah sakit,” ujarnya.
“Nah kalau kita lihat sebagai pendahuluan, prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia ini semakin meningkat. Kalau kita lihat kejadian DM tipe 1 ini angkanya baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak,” katanya dalam Press Briefing Secara Virtual Peringatan Hari Diabetes Sedunia Tahun 2020 secara virtual, Selasa (17/11/2020). (Baca juga: Diabetes Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Covid-19)
Novina juga menyebut penyakit DM tipe 2 pada remaja dan dewasa muda juga meningkat. Seiring dengan meningkatnya kasus obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak tepat. Bahkan, kata Novina, diperkirakan di wilayah Western Pacific yang Indonesia masuk di dalamnya pada 2045 kasus diabetes diperkirakan sebanyak 183 juta kasus. “Nah kalau kita lihat disini kita termasuk di daerah yang diperkirakan itu 2045 nanti akan bertambah lagi sebanyak 183 juta yang akan mengidap diabetes mellitus,” sebutnya. (Baca juga: Masih Ada 30% Masyarakat Ragu-ragu Diberikan Vaksin COVID-19)
Sementara berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia pada 2018, tercatat 1.220 anak penyandang DM tipe 1 di Indonesia. “Dimana insiden DM tipe 1 pada anak dan remaja meningkat sekitar 7 kali dari awalnya 3,88 pada 2000, menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010,” ungkap Novina. (Baca juga: Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia)
Sedangkan data pada 2003 sampai 2008 menunjukkan bahwa kelompok usia 10 sampai 14 tahun menunjukkan proporsi anak perempuan yang memiliki DM tipe 1, lebih tinggi dibanding anak laki-laki yaitu sebesar 28,6%. Namun, kata Novina, angka ini masih dari dugaan karena banyaknya pasien DM tipe 1 yang tidak terdiagnosis atau belum masuk ke dalam registry. “Dan kadang-kadang salah terdiagnosis saat pertama kali berobat ke rumah sakit,” ujarnya.
(cip)
tulis komentar anda