Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia

Selasa, 17 November 2020 - 12:04 WIB
loading...
Kemenkes Sebut Diabetes Penyebab Kematian Terbesar Keempat di Indonesia
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes Cut Putri Arianie mengatakan angka diabetes di Indonesia saat ini menempati urutan keempat penyebab kematian di Indonesia. Foto/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) , Cut Putri Arianie mengatakan angka diabetes di Indonesia saat ini terus meningkat.

Bahkan, kata Cut, berdasarkan data for health metrics evaluation bahwa diabetes penyebab keempat kematian terbesar di Indonesia. “Berdasarkan data for health metrics evaluation yang dipublikasikan pada Juni 2018, menyatakan diabetes ini merupakan penyebab kematian terbesar keempat di Indonesia dan angka ini terus meningkat,” ungkap Cut dalam Press Briefing Secara Virtual Peringatan Hari Diabetes Sedunia Tahun 2020 secara virtual, Selasa (17/11/2020). (Baca juga: Diabetes Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Covid-19)

Dari data Kemenkes bahwa dari angka berdasarkan kesehatan dasar, bahwa prevalensi yang berdasarkan pemeriksaan darah di atas usia 15 tahun itu terus meningkat. “Jadi di 2007, menunjukkan prevalensinya menunjukkan 5,7%. Kemudian, 2013 itu sekitar 6,9%. Lalu, di 2018 itu di angka 8,5%,” ungkapnya. (Baca juga: Masih Banyak Kerumunan, Kapan Covid-19 Pergi dari Indonesia?)

Namun, kata Cut, dari data prevalensi orang dengan penyakit diabetes, hanya sepertiga yang mengakses pelayanan kesehatan. “Kemudian juga, prevalensi yang mengakses pelayanan kesehatan di 2013 hanya 1,5%. Dan di 2018 itu 2%. Sehingga berdasarkan angka tersebut di atas menunjukkan bahwa baru sepertiga penyandang diabetes yang terdiagnosa yang mengakses pelayanan kesehatan. Sedangkan dua pertiga lainnya masih belum mengakses pelayanan kesehatan,” jelas Cut. (Baca juga: IDI: Mobilitas Masyarakat Mempengaruhi Lonjakan Kasus COVID-19 di Tanah Air)

Cut mengatakan masyarakat cenderung abai terhadap diabetes. “Kita tahu bahwa diabetes ini seringkali tidak memiliki gejala dan tanda, sehingga individu tersebut abai. Bisa juga individu tersebut memiliki gejala dan tanda, tidak mengganggu fisik seseorang itu akhirnya diabaikan,” katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)