8 Bulan Pandemi, Peneliti UI Beberkan Tingkat Stres Masyarakat

Sabtu, 14 November 2020 - 02:38 WIB
"Seorang Ibu Muda dengan anak 1 misalnya, menyampaikan bahwa dia merasakan bagaimana tuntutan ekonomi untuk bertahan hidup harus beriringan dengan upaya memastikan pendidikan anak terjaga serta situasi di rumah terkendali. Di masa pandemi, nyaris tidak ada waktu untuk beristirahat. Pekerjaan kantor yang sebagian dilakukan offline dan online, bisa dilakukan di atas jam kewajaran di masa sebelum pandemi seperti di atas pukul 10 malam, mendadak serta dilakukan pada saat libur, sabtu minggu," tambah Devie.

Dengan kondisi demikian, kata Devie maka tidak heran kalau banyak orang yang berupaya mengalihkan dan menyalurkan beban yang mereka rasakan melalui hobi-hobi baru. Memasak kata dia dapat melupakan sejenak tuntutan-tuntutan pekerjaanm keluarga, sekolah dan lain-lain.

Karena dirinya fokus pada aktifitas tersebut. Menurut studi di Amerika, yang juga menempatkan aktivitas memasak, khususnya membuat roti, menjadi hobi baru nomor satu.

"Dengan memasak, menjadi aktvitas meditasi yang menyenangkan, seseorang akan belajar menahan waktu, karena konsentrasi tinggi pada program mengolah masakan," ujarnya.

Sementara itu, pegiat tanaman hias M Agung Permana menambahkan, saat ini merawat tanaman hias menjadi media menyalurkan stres yang efektif. Bahkan baginya, hobi ini bisa menghasilkan uang yang menggiurkan.

Dikatakan dia, di masa sekarang ada baiknya lebih mengedepankan melihat potensi dibanding berkeluhkesah. "Tanaman ini bisa menjadi cara bagi saya melepas penat. Awalnya ini hanya hobi, namun di masa sekarang justru ini menjadi peluang bisnis yang menggiurkan," katanya.

Ditempat yang sama Ketua RW 11 Perumahan Taman Anyelir, Akhirudin Akil mengatakan, dampak Covid-19 ini sangat luar biasa dirasakan. Dampaknya bahkan sampai pada penurunan mental.

"Kita tahu dampak luar biasa adalah penurunan mental, otak tidak berpikir secara sehat. Saya bercerita bahwa hampir dua minggu di wilayah saya, rw 011 Kalimulya, saya tangani kasus perceraian warga karena enam dengan aneka alesan. Tiga di antaranya terkait dengan yang menggugat perempuan karena himpitan ekonomi," ucapnya.
(maf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More