Peranan Santri pada Masa Pandemi

Kamis, 22 Oktober 2020 - 06:48 WIB
Peranan lain santri adalah sebagai social influencer. Peran santri dalam konteks ini dapat membantu mengomunikasikan dan mendiseminasikan secara efektif kepada masyarakat terkait kebijakan-kebijakan pemerintah menyangkut penanganan Covid-19. Betapa pun hebatnya sebuah kebijakan penanganan Covid-19, kiranya akan sulit mencapai hasil maksimal jika warga masyarakatnya kurang sepenuhnya mendukung atau kurang mematuhi kebijakan dimaksud.

Karenanya, kehadiran social influencer dari kalangan santri dipandang penting untuk membantu membumikan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19, khususnya di kalangan masyarakat muslim. Selain itu, santri dapat berperan memberikan edukasi kepada warga masyarakat mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan, termasuk dalam menjaga lingkungannya agar tidak menjadi kluster Covid-19.

Peran serta santri bertujuan pula untuk meluruskan persepsi keliru sebagian masyarakat akar rumput mengenai Covid-19. Stigmatisasi Covid-19 di kalangan masyarakat menjadikan virus korona baru ini bak “virus penyakit kutukan”. Persepsi demikian boleh jadi muncul dilatarbelakangi oleh pemahaman masyarakat yang keliru dalam memaknai anjuran social distancing atau physical distancing. Persepsi demikian tentunya menjadikan mereka yang terinfeksi Covid-19 merasa terzalimi secara sosial, dan bahkan pada saat meninggal dunia pun proses pemakaman jenazah mereka pun tidak jarang menuai penolakan dari warga masyarakat setempat.

Stigmatisasi Covid-19 ini mesti segera diatasi karena dapat bersifat counterproductive terhadap misi penanganan Covid-19 itu sendiri. Dalam arti, stigmatisasi Covid-19 berpotensi mendorong mereka yang terinfeksi virus ini, termasuk mereka yang berstatus kasus suspect, kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) dan kontak erat, memilih bergeming dan menutup diri terkait kondisi kesehatan mereka. Mereka bersikap demikian karena takut mengalami bullying, dikucilkan, atau bahkan diusir dari tempat tinggal mereka. Ketidakterbukaan sikap demikian justru sangat membahayakan kesehatan warga masyarakat di lingkungan terdekat mereka.

Peranan Pendamping

Penanganan wabah Covid-19 melalui pemberlakuan protokol kesehatan, seperti penerapan physical distancing, penggunaan masker, sarung tangan dan handsanitizer, merupakan ikhtiar medis yang bersifat sementara. Ikhtiar medis sejatinya tentu adalah pengadaan program imunisasi vaksin Covid-19 secara masif seperti yang tengah dipersiapkan Indonesia saat ini.

Dalam rangka program imunisasi vaksin Covid-19 ini, selain pengembangan vaksin mandiri, Indonesia juga terus membangun kerja sama di bidang pengembangan vaksin dengan kalangan mitra pengembang vaksin di luar negeri. Kerja sama ini melibatkan perusahaan farmasi nasional bersama perusahaan farmasi mitranya di luar negeri. Tercatat beberapa kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 telah berhasil dijalin, seperti antara PT Kalbe Farma Tbk dan Genexine Inc dari Korea Selatan, dan antara PT Bio Farma (Persero) dan Sinovac Biotech dari China.

Indonesia dilaporkan telah mengamankan sekitar 20-40 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun 2020. Pengamanan vaksin Covid-19 untuk 2021 juga dilakukan oleh Indonesia, di antaranya melalui komitmen dukungan penyediaan 100 juta dosis vaksin Covid-19 oleh perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Belajar dari pengalaman program imunisasi vaksin Measles rubelle (MR) yang sempat mengundang polemik dan prokontra di sejumlah kalangan masyarakat muslim beberapa tahun silam, program imunisasi vaksin Covid-19 kiranya patut disiapkan secara saksama, di antaranya dengan pelibatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari awal proses penyiapan hingga tahap pelaksanaan vaksinasi. Dus, sinergitas dan komunikasi umara-ulama harus terus dibangun agar penanganan Covid-19 dan program vaksinasinya dapat berjalan efektif sesuai yang diharapkan.

Santri sebagai sambung tangan ulama dapat berperan membantu menjawab pertanyaan atau keraguan umat, seperti soal kehalalan vaksin Covid-19. Dengan demikian, program imunisasi vaksin akan dapat berjalan masif tanpa adanya sikap resistensi masyarakat pada tataran implementasinya. Peranan santri tidak hanya terbatas pada misi pendampingan program imunisasi vaksin Covid-19 semata. Pelibatan lembaga pusat kesehatan (rumah sakit dan klinik) milik komunitas santri juga dapat berperan membantu memperluas jangkauan program imunisasi vaksin Covid-19 ke kalangan warga masyarakat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More