Pelajar Terlibat Demo Anarkistis, Pendidikan Karakter Dinilai Gagal
Minggu, 18 Oktober 2020 - 18:30 WIB
JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyesalkan aksi anarkistis oleh sejumlah pelajar saat demonstrasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pekan lalu. Demo yang mengakibatkan banyak fasilitas publik rusak itu, membuat para pelajar dibekuk oleh polisi.
Menurut Benny, keterlibatan para pelajar dalam aksi unjuk rasa hingga terjadinya penrusakan fasilitas publik adalah buah dari sistem pendidikan yang bermasalah.
"Jika pendidikan mereka terasupi dengan baik, tak akan ada perbuatan yang melanggar adab dan etika meski mereka turun langsung dalam sebuah demo," kata Benny dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Minggu (18/10/2020).
Benny menjelaskan, ini salah satu bentuk kegagalan dalam pendidikan kritis untuk membangun karakter pendidikan. Alhasil, anak-anak menjadi objek dari eksploitasi. Karena, anak-anak itu sebetulnya kurang memahami masalah dan realita tapi lebih digerakkan oleh emosi dan solidaritas.
Tindakan anarkistis adalah pelanggaran terhadap hak publik yang mengancam rasa aman dan damai. Hak ini yang justru bertentangan dengan perbuatan sejumlah pelajar pada aksi demo.
"Pelajar yang terdidik dengan baik tak akan mungkin berbuat anarkis. Jika hal itu ternyata terjadi maka masalah yang sesungguhnya terjadi ada pada pendidikan yang mereka dapatkan," ujar Benny. (Baca juga: Politikus PAN Kritik Perlakuan Polri terhadap Aktivis KAMI)
Rohaniawan ini menilai anak-anak pelajar sangat mudah terprovokasi hingga melakukan aksi vandalisme ketika melihat atau terlibat sebuah peristiwa besar, seperti demonstrasi yang memancing emosi mereka.
Meski begitu, dia mengingatkan aparat kepolisian agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menindak para pelajar. Peristiwa vandalisme dari aksi unjuk rasa kemarin hingga penangkapan sejumlah pelajar STM dan SMK ini juga menjadi pekerjaan besar bagi Menteri Pendidikan untuk berani mengoreksi sistem pendidikan yang ada saat ini.
"Pendidikan seharusnya menghasilkan transformasi sosial yang dapat memperkuat karakter anak-anak dalam mengenal baik dan buruknya suatu perbuatan. Dampak besar pendidikan juga akan menghasilkan tumbuh kembangnya kesadaran umat dalam suatu bangsa," tuturnya. (Baca juga: Tim Forensik RS Polri Kramat Jati Sebut Jenazah Chai Cangpan Sudah Membusuk)
Menurut Benny, keterlibatan para pelajar dalam aksi unjuk rasa hingga terjadinya penrusakan fasilitas publik adalah buah dari sistem pendidikan yang bermasalah.
"Jika pendidikan mereka terasupi dengan baik, tak akan ada perbuatan yang melanggar adab dan etika meski mereka turun langsung dalam sebuah demo," kata Benny dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Minggu (18/10/2020).
Benny menjelaskan, ini salah satu bentuk kegagalan dalam pendidikan kritis untuk membangun karakter pendidikan. Alhasil, anak-anak menjadi objek dari eksploitasi. Karena, anak-anak itu sebetulnya kurang memahami masalah dan realita tapi lebih digerakkan oleh emosi dan solidaritas.
Tindakan anarkistis adalah pelanggaran terhadap hak publik yang mengancam rasa aman dan damai. Hak ini yang justru bertentangan dengan perbuatan sejumlah pelajar pada aksi demo.
"Pelajar yang terdidik dengan baik tak akan mungkin berbuat anarkis. Jika hal itu ternyata terjadi maka masalah yang sesungguhnya terjadi ada pada pendidikan yang mereka dapatkan," ujar Benny. (Baca juga: Politikus PAN Kritik Perlakuan Polri terhadap Aktivis KAMI)
Rohaniawan ini menilai anak-anak pelajar sangat mudah terprovokasi hingga melakukan aksi vandalisme ketika melihat atau terlibat sebuah peristiwa besar, seperti demonstrasi yang memancing emosi mereka.
Meski begitu, dia mengingatkan aparat kepolisian agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menindak para pelajar. Peristiwa vandalisme dari aksi unjuk rasa kemarin hingga penangkapan sejumlah pelajar STM dan SMK ini juga menjadi pekerjaan besar bagi Menteri Pendidikan untuk berani mengoreksi sistem pendidikan yang ada saat ini.
"Pendidikan seharusnya menghasilkan transformasi sosial yang dapat memperkuat karakter anak-anak dalam mengenal baik dan buruknya suatu perbuatan. Dampak besar pendidikan juga akan menghasilkan tumbuh kembangnya kesadaran umat dalam suatu bangsa," tuturnya. (Baca juga: Tim Forensik RS Polri Kramat Jati Sebut Jenazah Chai Cangpan Sudah Membusuk)
Lihat Juga :
tulis komentar anda