Orang Bergejala Covid-19 Diingatkan Tetap Pakai Masker di Mana Pun, Termasuk di Rumah
Rabu, 09 September 2020 - 13:06 WIB
JAKARTA - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengingatkan masyarakat yang mempunyai gejala Covid-19 meskipun belum tentu positif harus tetap memakai masker walaupun sedang berada di rumah.
"Kalaupun kita punya gejala belum tahu kondisi positif atau tidak ya. Tetap harus waspada dan hati-hati gunakan masker, semua patuhi etika bersinnya bagaimana, cuci tangan sering-sering, menggunakan masker ke mana pun, meskipun di rumah karena kita sudah ada gejala. Karena kita ingin memastikan tidak ada orang yang tertular karena kita sakit," tegas Dewi dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB , Jakarta, Rabu (9/9/2020).
(Lihat Juga Infografis: Klaster Baru Bermunculan, Lindungi Keluarga dari Ancaman Covid-19 ).
Dewi mengatakan, orang yang bergejala jika kondisinya lebih baik, tidak ada paparan kontak baru bisa beraktivitas kembali. "Tapi tetap kita harus mengedepankan preventif, pencegahan jangan sampai keburu sakit barulah kita bertindak. Inilah yang harus kita garis bawahi," katanya.
( ).
Selain itu, Dewi mengingatkan masyarakat yang dengan gejala berat harus dirawat di rumah sakit . Jika kondisi gejala sedang bisa diisolasi dengan karantina di rumah, namun ada cukup ruang pemisah dengan anggota keluarga lain.
"Satu lagi yang harus kita ingatkan memang kasus aktif itu bisa di rumah sakit dirawat terutama jika dia dalam kondisi gejala yang berat, kemudian juga dia dirawat di rumah jika kondisi yang memungkinkan. Nah ini kita ulang ketika memang ada yang memutuskan untuk karantina mandiri, memang rumahnya itu bisa untuk memisahkan antara dia dengan orang lain. Ada ruang yang cukup, jangan sampai nanti berbaur," ujarnya.
Apalagi, kata Dewi, kebanyakan hasil contact tracing satu orang positif, keluarganya pasti positif karena tidak ada sekat ruang di rumahnya untuk isolasi mandiri. "Jadi memang kalau bisa rumahnya ini harus ada ruangan khusus yang benar-benar bisa mengisolasi diri kita sendiri. Itu benar-benar harus dipastikan kebersihannya. Jangan ada yang lalai, apalagi kalau misal di rumah ada kelompok rentan."
Dewi pun mengingatkan pemerintah daerah juga harus siap dengan Rumah Sakit Darurat ketika ada masyarakat tidak bisa isolasi mandiri di rumah. "Akhirnya pemerintah daerah juga harus siap dengan Rumah Sakit Darurat ketika memang ada masyarakatnya tidak memungkinkan kondisi rumahnya untuk isolasi mandiri," katanya.
"Kalaupun kita punya gejala belum tahu kondisi positif atau tidak ya. Tetap harus waspada dan hati-hati gunakan masker, semua patuhi etika bersinnya bagaimana, cuci tangan sering-sering, menggunakan masker ke mana pun, meskipun di rumah karena kita sudah ada gejala. Karena kita ingin memastikan tidak ada orang yang tertular karena kita sakit," tegas Dewi dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB , Jakarta, Rabu (9/9/2020).
(Lihat Juga Infografis: Klaster Baru Bermunculan, Lindungi Keluarga dari Ancaman Covid-19 ).
Dewi mengatakan, orang yang bergejala jika kondisinya lebih baik, tidak ada paparan kontak baru bisa beraktivitas kembali. "Tapi tetap kita harus mengedepankan preventif, pencegahan jangan sampai keburu sakit barulah kita bertindak. Inilah yang harus kita garis bawahi," katanya.
( ).
Selain itu, Dewi mengingatkan masyarakat yang dengan gejala berat harus dirawat di rumah sakit . Jika kondisi gejala sedang bisa diisolasi dengan karantina di rumah, namun ada cukup ruang pemisah dengan anggota keluarga lain.
"Satu lagi yang harus kita ingatkan memang kasus aktif itu bisa di rumah sakit dirawat terutama jika dia dalam kondisi gejala yang berat, kemudian juga dia dirawat di rumah jika kondisi yang memungkinkan. Nah ini kita ulang ketika memang ada yang memutuskan untuk karantina mandiri, memang rumahnya itu bisa untuk memisahkan antara dia dengan orang lain. Ada ruang yang cukup, jangan sampai nanti berbaur," ujarnya.
Apalagi, kata Dewi, kebanyakan hasil contact tracing satu orang positif, keluarganya pasti positif karena tidak ada sekat ruang di rumahnya untuk isolasi mandiri. "Jadi memang kalau bisa rumahnya ini harus ada ruangan khusus yang benar-benar bisa mengisolasi diri kita sendiri. Itu benar-benar harus dipastikan kebersihannya. Jangan ada yang lalai, apalagi kalau misal di rumah ada kelompok rentan."
Dewi pun mengingatkan pemerintah daerah juga harus siap dengan Rumah Sakit Darurat ketika ada masyarakat tidak bisa isolasi mandiri di rumah. "Akhirnya pemerintah daerah juga harus siap dengan Rumah Sakit Darurat ketika memang ada masyarakatnya tidak memungkinkan kondisi rumahnya untuk isolasi mandiri," katanya.
(zik)
tulis komentar anda