Prabowo dan Masa Depan ASEAN
Selasa, 24 September 2024 - 05:15 WIB
Secara internal, dilakukan dengan adanya Piagam ASEAN dan percepatan pencapaian Masyarakat ASEAN tahun 2015. Sedangkan secara eksternal didorong dengan kerja sama dengan mitra, mengubah Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang dinamis di dunia.Tidak hanya itu, ASEAN harus melangkah maju memainkan peran yang lebih luas dan nyata pada masyarakat bangsa-bangsa di tingkat global.
Peran global ASEAN diperkuat dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Laporan ‘’Esensi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) yang dimuat di website kemlu.go.id menjelaskan bahwa AOIPatauPandangan ASEAN tentang Indo-Pasifikmerupakan penegasan posisi ASEAN dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik (Asia Pasifik dan Samudera Hindia). Disebutkan pula bahwa AOIPyang diadopsi pada KTT Ke-34 di Thailand pada 2019, adalah inisiatif arsitektur kawasan dengan konsep ASEAN sebagai sentral.
baca juga: Kunjungi Vietnam, Prabowo Bakal Bahas Kerja Sama Pertahanan
Saat memberikan kata penutup Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts” di Flores Ballroom, Hotel Borobudur pada Kamis (15/6/2024) seperti dirilis www.lemhannas.go.id, Menlu Retno Marsudi menyebut ASEAN sedang berada di jalur tepat untuk menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, pasar tunggal terbesar di dunia pada 2030, dan pusat pertumbuhan global. Namun, ia mensyaratkan target tersebut hanya akan tercapai jika negara-negara anggota mempertahankan ASEAN sebagai busur stabilitas kawasan.
Bagaimana caranya? Pertama, mempertahankan kerja sama dan kepercayaan; kedua, mempertahankan arsitektur kawasan Asia-Pasifik yang inklusif; tetap memegang teguh ZOPFAN, TAC, Bali Concord, dan AOIP. ‘’Busur yang disebut ASEAN ini dapat bertahan menghadapi lautan penuh tantangan di masa depan jika dijaga bersama-sama. Sebab, meskipun tidak kebal dengan fenomena persaingan dan ketidakpastian global, serta dibanjiri dengan risiko politik, sejauh ini ASEAN berhasil bangkit, menjaga perdamaian, dan stabilitas kawasan, bahkan berhasil bergerak maju,’’ ujar Retno.
Visi dan Misi Prabowo
Membicarakan ASEAN tidak akan terlepas dari kepemimpinan Indonesia, yang secara konsisten mengawal terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Peran demikian ditegaskan lagi saat Indonesia kembali diberi amanah memegang posisi ketua ASEAN pada periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023. Sebelumnya Indonesia telah empat kali memegang keketuaan ASEAN, yaitu di tahun 1976, 1996, 2003, dan 2011.
Karo Humas Kemensetneg Eddy Cahyono Sugiarto dalam ‘’Asean 2023 Jangkar Stabilitgas dan Pertumbuhan Berkelanjutan’’ yang dimuat setneg.go.id menyebut keketuaan Indonesia memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN, terutama dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multilateralisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Peran demikian dibutuhkan terkait sejumlah tantangan yang dihadapi ASEAN, di antaranya pertarungan AS dan China yang berpotensi mengancam stabilitas kawasan, melemahkan sentralitas, dan mengancam relevansi ASEAN sebagai aktor yang berperan dalam membentuk tatanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Dengan mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia ingin menjadikan ASEAN sebagai jangkar stabilitas sekaligus kemakmuran regional di Indo-Pasifik.
baca juga: President University Ikut Promosikan Kerja Sama China-ASEAN dan Indonesia
Peran global ASEAN diperkuat dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Laporan ‘’Esensi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) yang dimuat di website kemlu.go.id menjelaskan bahwa AOIPatauPandangan ASEAN tentang Indo-Pasifikmerupakan penegasan posisi ASEAN dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik (Asia Pasifik dan Samudera Hindia). Disebutkan pula bahwa AOIPyang diadopsi pada KTT Ke-34 di Thailand pada 2019, adalah inisiatif arsitektur kawasan dengan konsep ASEAN sebagai sentral.
baca juga: Kunjungi Vietnam, Prabowo Bakal Bahas Kerja Sama Pertahanan
Saat memberikan kata penutup Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 “ASEAN’s Future: Addressing the Region’s Geo-Maritime Rifts” di Flores Ballroom, Hotel Borobudur pada Kamis (15/6/2024) seperti dirilis www.lemhannas.go.id, Menlu Retno Marsudi menyebut ASEAN sedang berada di jalur tepat untuk menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, pasar tunggal terbesar di dunia pada 2030, dan pusat pertumbuhan global. Namun, ia mensyaratkan target tersebut hanya akan tercapai jika negara-negara anggota mempertahankan ASEAN sebagai busur stabilitas kawasan.
Bagaimana caranya? Pertama, mempertahankan kerja sama dan kepercayaan; kedua, mempertahankan arsitektur kawasan Asia-Pasifik yang inklusif; tetap memegang teguh ZOPFAN, TAC, Bali Concord, dan AOIP. ‘’Busur yang disebut ASEAN ini dapat bertahan menghadapi lautan penuh tantangan di masa depan jika dijaga bersama-sama. Sebab, meskipun tidak kebal dengan fenomena persaingan dan ketidakpastian global, serta dibanjiri dengan risiko politik, sejauh ini ASEAN berhasil bangkit, menjaga perdamaian, dan stabilitas kawasan, bahkan berhasil bergerak maju,’’ ujar Retno.
Visi dan Misi Prabowo
Membicarakan ASEAN tidak akan terlepas dari kepemimpinan Indonesia, yang secara konsisten mengawal terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Peran demikian ditegaskan lagi saat Indonesia kembali diberi amanah memegang posisi ketua ASEAN pada periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023. Sebelumnya Indonesia telah empat kali memegang keketuaan ASEAN, yaitu di tahun 1976, 1996, 2003, dan 2011.
Karo Humas Kemensetneg Eddy Cahyono Sugiarto dalam ‘’Asean 2023 Jangkar Stabilitgas dan Pertumbuhan Berkelanjutan’’ yang dimuat setneg.go.id menyebut keketuaan Indonesia memberikan peluang dan menunjukkan peran strategis Indonesia memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan ASEAN, terutama dalam membentuk tatanan kawasan yang mendasarkan pada multilateralisme dan nilai-nilai inklusivitas.
Peran demikian dibutuhkan terkait sejumlah tantangan yang dihadapi ASEAN, di antaranya pertarungan AS dan China yang berpotensi mengancam stabilitas kawasan, melemahkan sentralitas, dan mengancam relevansi ASEAN sebagai aktor yang berperan dalam membentuk tatanan di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Dengan mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia ingin menjadikan ASEAN sebagai jangkar stabilitas sekaligus kemakmuran regional di Indo-Pasifik.
baca juga: President University Ikut Promosikan Kerja Sama China-ASEAN dan Indonesia
Lihat Juga :
tulis komentar anda