Prabowo dan Masa Depan ASEAN
Selasa, 24 September 2024 - 05:15 WIB
Terwujudnya perdamaian dan stabilitas ASEAN saat ini, jika ditelusuri perjalanan sejarahnya, merupakan buah kerja keras yang dilakukan para pemimpin ASEAN untuk terus-menerus memperkuat kerangka kerja sama sehingga perdamaian dan stabilitas regional terus terjaga dan semakin kokoh.
Laporan ‘’Sejarah dan Latar Pembentukan ASEAN’’ yang dimuat kemlu.co.id memaparkan, ASEAN telah membuat sejumlah agenda signifikan di bidang politik dan pertahanan sepertiDeklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971; Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/ TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai (1976).
Tonggak penting ASEAN membangun perdamaian dan stabilitias juga ditandai dengan hadirnya Bali Concord I pada 1976 dan Bali Concord II yang dihasilkan pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003, yang di antaranya menyepakati pembentukan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community).ASEAN juga memiliki ASEAN Regional Forum (ARF), yang disepakati saat Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-26 dan Konferensi Pasca-Menteri yang diselenggarakan di Singapura pada 23-25 Juli 1993 menyepakati pembentukan Forum Regional ASEAN (ARF).
Pertemuan perdana ARF diselenggarakan di Bangkok, pada 25 Juli 1994, menjabarkan bahwa ARF dibentuk untuk mendorong dialog dan konsultasi konstruktif mengenai isu-isu politik dan keamanan yang menjadi kepentingan dan perhatian bersama, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya-upaya menuju pembangunan kepercayaan dan diplomasi preventif di kawasan Asia-Pasifik. Pada tahun ke-10 ARF di Phnom Penh (18 Juni 2003) ditegaskan bahwa meskipun keanggotaannya sangat beragam, ARF telah berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian, keamanan, dan kerja sama di kawasan tersebut
baca juga: Pemerintah Indonesia Perkuat Kawasan ASEAN lewat Kerja Sama Ekonomi
Pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina yang digelar 13 Januari 2007, ASEAN mengakselerasi pembentukan Masyarakat ASEAN, melalui Deklarasi Cebu mengenai Percepatan Pembentukan Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Dengan begitu, pembentukan Masyarakat ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. Di antara tiga pilar yang menyangganya, ada Pilar Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community/APSC). Pilar inilah yang dibentuk untuk mempercepat kerja sama politik keamanan di ASEAN untuk mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk dengan masyarakat internasional.
Untuk mengawal tercapainya tujuan perdamaian dan stabilitas di kawasan, KTT ASEAN ke-10 yang mengadopsi Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN (ASC) menetapkan bahwa ASEAN perlu menyelenggarakan Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) tahunan. Pertemuan perdana ADMM digelar di Kuala Lumpur pada 9 Mei 2006.
Dengan keberadaan ADMM, ASEAN memiliki mekanisme konsultasi dan kerja sama pertahanan tertinggi di ASEAN. ADMM diharapkan mampu meningkatkan rasa saling percaya dan keyakinan melalui pemahaman yang lebih baik tentang tantangan pertahanan dan keamanan serta peningkatan transparansi dan keterbukaan.
Pada perjalanannya, ASEAN tidak ingin sebatas memikirkan perdamaian dan stabilitas di lingkungan sendiri. Negara-negara ASEAN bersepakat memperluas perannya dalam masyarakat global sebagai entitas yang bersifat outward looking dan aktif memberikan solusi terhadap permasalahan global. Tekad ini diteguhkan dalam Bali Concord III yang dihasilkan pada pada KTT ke-19 ASEAN di Bali pada pertengahan November 2011.
Laporan ‘’Sejarah dan Latar Pembentukan ASEAN’’ pada kesimpulannya menyebut terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari empat dekade merupakan capaian utama ASEAN. Prestasi ini terwujud sebagai hasil usaha bersama anggota ASEAN. Namun tidak dimungkiri masih ada tantangan di berbagai bidang.Karena itu, peran dan keberhasilan ASEAN harus ditingkatkan.
Laporan ‘’Sejarah dan Latar Pembentukan ASEAN’’ yang dimuat kemlu.co.id memaparkan, ASEAN telah membuat sejumlah agenda signifikan di bidang politik dan pertahanan sepertiDeklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971; Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/ TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai (1976).
Tonggak penting ASEAN membangun perdamaian dan stabilitias juga ditandai dengan hadirnya Bali Concord I pada 1976 dan Bali Concord II yang dihasilkan pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003, yang di antaranya menyepakati pembentukan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community).ASEAN juga memiliki ASEAN Regional Forum (ARF), yang disepakati saat Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-26 dan Konferensi Pasca-Menteri yang diselenggarakan di Singapura pada 23-25 Juli 1993 menyepakati pembentukan Forum Regional ASEAN (ARF).
Pertemuan perdana ARF diselenggarakan di Bangkok, pada 25 Juli 1994, menjabarkan bahwa ARF dibentuk untuk mendorong dialog dan konsultasi konstruktif mengenai isu-isu politik dan keamanan yang menjadi kepentingan dan perhatian bersama, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya-upaya menuju pembangunan kepercayaan dan diplomasi preventif di kawasan Asia-Pasifik. Pada tahun ke-10 ARF di Phnom Penh (18 Juni 2003) ditegaskan bahwa meskipun keanggotaannya sangat beragam, ARF telah berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian, keamanan, dan kerja sama di kawasan tersebut
baca juga: Pemerintah Indonesia Perkuat Kawasan ASEAN lewat Kerja Sama Ekonomi
Pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina yang digelar 13 Januari 2007, ASEAN mengakselerasi pembentukan Masyarakat ASEAN, melalui Deklarasi Cebu mengenai Percepatan Pembentukan Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Dengan begitu, pembentukan Masyarakat ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015. Di antara tiga pilar yang menyangganya, ada Pilar Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community/APSC). Pilar inilah yang dibentuk untuk mempercepat kerja sama politik keamanan di ASEAN untuk mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk dengan masyarakat internasional.
Untuk mengawal tercapainya tujuan perdamaian dan stabilitas di kawasan, KTT ASEAN ke-10 yang mengadopsi Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN (ASC) menetapkan bahwa ASEAN perlu menyelenggarakan Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) tahunan. Pertemuan perdana ADMM digelar di Kuala Lumpur pada 9 Mei 2006.
Dengan keberadaan ADMM, ASEAN memiliki mekanisme konsultasi dan kerja sama pertahanan tertinggi di ASEAN. ADMM diharapkan mampu meningkatkan rasa saling percaya dan keyakinan melalui pemahaman yang lebih baik tentang tantangan pertahanan dan keamanan serta peningkatan transparansi dan keterbukaan.
Pada perjalanannya, ASEAN tidak ingin sebatas memikirkan perdamaian dan stabilitas di lingkungan sendiri. Negara-negara ASEAN bersepakat memperluas perannya dalam masyarakat global sebagai entitas yang bersifat outward looking dan aktif memberikan solusi terhadap permasalahan global. Tekad ini diteguhkan dalam Bali Concord III yang dihasilkan pada pada KTT ke-19 ASEAN di Bali pada pertengahan November 2011.
Laporan ‘’Sejarah dan Latar Pembentukan ASEAN’’ pada kesimpulannya menyebut terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari empat dekade merupakan capaian utama ASEAN. Prestasi ini terwujud sebagai hasil usaha bersama anggota ASEAN. Namun tidak dimungkiri masih ada tantangan di berbagai bidang.Karena itu, peran dan keberhasilan ASEAN harus ditingkatkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda