Sejarah Baru Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Australia
Senin, 09 September 2024 - 05:08 WIB
Selain menelusuri perjalanan sejarah dan dinamika kerja sama yang dibangun Indonesia-Australia, kekuatan fondasi dan masa depan relasi yang terbangun juga perlu memahami perspektif kedua negara dalam memandang masing-masing counterpart mereka.
Dari sisi Indonesia, misalnya. Buku Pertahanan Indonesia 2015 melihat realitas Australia sebagai tetangga yang berdekatan secara geografis, dan menempatkannya pada posisi penting secara geopolitik untuk menjalin hubungan bilateral dan berkontribusi menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan.
Bagaimana dengan persepsi The Land Down Under terhadap Indonesia? Buku Putih Pertahanan (Defence White Paper) yang dirilis berturut-turut pada 1976, 1987, 1994, 2000, 2009, 2013, dan 2016 selalu menempatkan Indonesia pada prioritas hubungan dan menjadi bagian penting kebijakan negara tersebut. Pada Buku Putih Pertahanan 1976 yang dirilis setelah 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara, Indonesia dipandang memiliki posisi geopolitik strategis dalam setiap strategi militer ofensif terhadap Australia.
Variabel ini memberi Australia kepentingan abadi dalam keamanan dan integritas Republik Indonesia dari pengaruh eksternal. Pada sudut pandang berbeda, Australia memandang Indonesia memiliki keuntungan besar keberadaan tetangga bersahabat di selatannya, yang memiliki kepentingan strategis dasar sama, dan mampu memberikan kontribusi militer signifikan untuk mencegah dan membendung setiap ancaman yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Australia juga memahami bahwa Indonesia adalah negara besar dengan banyak masalah nasional yang mendesak. Di sisi lain kekuatan militer yang efektif merupakan elemen penting dalam ketahanan nasional. Untuk itu, meski terbatas, Australia dapat bekerja sama dan membantu mempertahankan dan mengembangkan keterampilan dan kapasitas untuk mendukung kepentingan tersebut.
Untuk tujuan itu, pada era 1970-an kedua negara menjalankan program kerja sama pertahanan seperti pengembangan kemampuan Indonesia untuk pengawasan maritim, pelatihan prajurit Indonesia, dan sesekali menggelar latihan gabungan. Perspektif demikian secara garis besar terus menjadi roh dalam periode selanjutnya seperti termaktub dalam Buku Putih Pertahanan 1987, 1994, 2000, 2009, 2013, dan 2016.
baca juga: Festival Indonesia di Melbourne Pererat Kerja Sama Dagang, Investasi, dan Pariwisata Indonesia-Australia
Dalam Buku Putih Pertahanan 2016, Indonesia menempati sub pembahasan khusus setara dengan kawasan Asia Tenggara. Pada buku putih pertahanan teranyar ini, Australia menegaskan Indonesia sebagai negara tetangga dekat dan sangat vital. Negara yang namanya dipopulerkan Matthew Flinders dari bahasa latin ‘’terra australis’’ atau Tanah Selatan itu telah memprediksi Indonesia menjadi negara ekonomi besar pada 2035, dan pertumbuhan ini menghadirkan peluang untuk membangun kesejahteraan bagi Australia dan Indonesia.
Selain itu, dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Australia melihat Indonesia memiliki potensi meningkatkan pengaruh regional dan global, serta akan menjadi pembelanja pertahanan terbesar di Asia Tenggara. Bagi Australia, modernisasi angkatan bersenjata Indonesia dan pengaruh Indonesia yang semakin besar merupakan perkembangan positif yang akan menambah keamanan Indonesia, dan keamanan kawasan.
Disebut pula, keamanan Indonesia merupakan kepentingan Australia dan peningkatan kemampuan militernya akan memberikan peluang bagi Australia dan Indonesia untuk bekerja sama secara lebih efektif guna merespons berbagai dinamika tantangan. Karena itu, Australia akan terus memperluas kerja sama pertahanan dengan cara yang menguntungkan kedua negara.
Dari sisi Indonesia, misalnya. Buku Pertahanan Indonesia 2015 melihat realitas Australia sebagai tetangga yang berdekatan secara geografis, dan menempatkannya pada posisi penting secara geopolitik untuk menjalin hubungan bilateral dan berkontribusi menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan.
Bagaimana dengan persepsi The Land Down Under terhadap Indonesia? Buku Putih Pertahanan (Defence White Paper) yang dirilis berturut-turut pada 1976, 1987, 1994, 2000, 2009, 2013, dan 2016 selalu menempatkan Indonesia pada prioritas hubungan dan menjadi bagian penting kebijakan negara tersebut. Pada Buku Putih Pertahanan 1976 yang dirilis setelah 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara, Indonesia dipandang memiliki posisi geopolitik strategis dalam setiap strategi militer ofensif terhadap Australia.
Variabel ini memberi Australia kepentingan abadi dalam keamanan dan integritas Republik Indonesia dari pengaruh eksternal. Pada sudut pandang berbeda, Australia memandang Indonesia memiliki keuntungan besar keberadaan tetangga bersahabat di selatannya, yang memiliki kepentingan strategis dasar sama, dan mampu memberikan kontribusi militer signifikan untuk mencegah dan membendung setiap ancaman yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Australia juga memahami bahwa Indonesia adalah negara besar dengan banyak masalah nasional yang mendesak. Di sisi lain kekuatan militer yang efektif merupakan elemen penting dalam ketahanan nasional. Untuk itu, meski terbatas, Australia dapat bekerja sama dan membantu mempertahankan dan mengembangkan keterampilan dan kapasitas untuk mendukung kepentingan tersebut.
Untuk tujuan itu, pada era 1970-an kedua negara menjalankan program kerja sama pertahanan seperti pengembangan kemampuan Indonesia untuk pengawasan maritim, pelatihan prajurit Indonesia, dan sesekali menggelar latihan gabungan. Perspektif demikian secara garis besar terus menjadi roh dalam periode selanjutnya seperti termaktub dalam Buku Putih Pertahanan 1987, 1994, 2000, 2009, 2013, dan 2016.
baca juga: Festival Indonesia di Melbourne Pererat Kerja Sama Dagang, Investasi, dan Pariwisata Indonesia-Australia
Dalam Buku Putih Pertahanan 2016, Indonesia menempati sub pembahasan khusus setara dengan kawasan Asia Tenggara. Pada buku putih pertahanan teranyar ini, Australia menegaskan Indonesia sebagai negara tetangga dekat dan sangat vital. Negara yang namanya dipopulerkan Matthew Flinders dari bahasa latin ‘’terra australis’’ atau Tanah Selatan itu telah memprediksi Indonesia menjadi negara ekonomi besar pada 2035, dan pertumbuhan ini menghadirkan peluang untuk membangun kesejahteraan bagi Australia dan Indonesia.
Selain itu, dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Australia melihat Indonesia memiliki potensi meningkatkan pengaruh regional dan global, serta akan menjadi pembelanja pertahanan terbesar di Asia Tenggara. Bagi Australia, modernisasi angkatan bersenjata Indonesia dan pengaruh Indonesia yang semakin besar merupakan perkembangan positif yang akan menambah keamanan Indonesia, dan keamanan kawasan.
Disebut pula, keamanan Indonesia merupakan kepentingan Australia dan peningkatan kemampuan militernya akan memberikan peluang bagi Australia dan Indonesia untuk bekerja sama secara lebih efektif guna merespons berbagai dinamika tantangan. Karena itu, Australia akan terus memperluas kerja sama pertahanan dengan cara yang menguntungkan kedua negara.
Lihat Juga :
tulis komentar anda