Sejarah Baru Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Australia
Senin, 09 September 2024 - 05:08 WIB
Richard Marles menyebut DCA 2024 sebagai perkembangan paling signifikan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara. Perjanjian ini bersifat mengikat secara hukum, sehingga menunjukkan komitmen serius kedua negara meningkatkan dan memperkuat hubungan pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis dan komprehensif. ‘’Kami menghormatinya. Kami adalah sahabat dekat dan itu terlihat dalam perjanjian yang telah kami tandatangani hari ini,” jelasnya.
Di antara pertimbangan meningkatkan status DCA 2024 menjadi perjanjian yang mengikat secara hukum adalah intensitas peningkatan kegiatan kerja sama militer kedua negara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, khususnya di bidang pendidikan dan pelatihan.
Beberapa kegiatan dimaksud antara lain pengiriman Taruna TNI untuk belajar diAustralian Defence Forces Academy(ADFA) dan Royal Military College, di Duntroon; rencanaJointUNMissionantara TNI dan Australian Defence Force (ADF); serta peningkatan intensitas latihan gabungan (latgab), baik antar-matra maupun gabungan tiga matra kedua negara.
Peningkatan status DCA 2024 juga menunjukkan kian kuatnya kepercayaan Indonesia-Australia. Kedua negara telah menjalin kerja sama pertahanan selama hampir 60 tahun sejak tahun 1967. Tahun demi tahun kemitraan RI–Australia semakin kuat dan telah memberikan manfaat yang jauh lebih luas bagi kedua negara, bahkan di masa-masa sulit.
Kokohnya hubungan Indonesia-Australia diakui Prabowo saat berada di Canberra. Kepada wartawan yang menemuinya di Gedung Parlemen Australia, ia menyatakan Indonesia selalu mengingat peran Australia sebagai salah satu negara pertama yang mendukung perjuangan meraih kemerdekaan. Karena itulah ia menyampaikan tekadnya melanjutkan hubungan bertetangga yang sudah berjalan baik. Dalam pandangannya, Australia memainkan peran yang sangat penting bagi Indonesia.
Adapun PM Albanese menyatakan komitmen pemerintah Australia bekerja sama dengan Indonesia untuk membentuk tipe "kawasan yang damai, stabil, dan makmur, serta menghormati kedaulatan." Lantas, peningkatan kerja sama pertahanan seperti apa yang bakal dilakukan kedua negara?
Wakil Perdana Menteri, Hon Richard Marles MP seperti dikutip dari ABC News dalam kesempatan sama merinci poin kerja sama pertahanan antara Australia dan RI yang lebih kuat dan semakin dalam, di antaranya membangun kemampuan inter-operasional lebih besar di antara kekuatan pertahanan Australia-Indonesia.
baca juga: Menko Airlangga Dorong Optimalisasi Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Australia
Melihat dinamika yang selama ini mewarnai relasi kedua negara, terutama keterlibatan Negeri Benua Hijau ini dalam aliansi Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS), skeptisme akan kekuatan fondasi DCA 2024 ini masih muncul. Apalagi Australia memiliki track record buruk, yakni mengkhianati Perjanjian 1995 karena keterlibatannya dalam pemisahan Timor Timur. Karena itu patut ditelisik sejauh mana hubungan kedua negara terbangun dan memberi fondasi keberlanjutan hubungan di masa depan? Dan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memperkuat komitmen kerja sama pertahanan?
Dinamika dan Perspektif Hubungan
Di antara pertimbangan meningkatkan status DCA 2024 menjadi perjanjian yang mengikat secara hukum adalah intensitas peningkatan kegiatan kerja sama militer kedua negara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, khususnya di bidang pendidikan dan pelatihan.
Beberapa kegiatan dimaksud antara lain pengiriman Taruna TNI untuk belajar diAustralian Defence Forces Academy(ADFA) dan Royal Military College, di Duntroon; rencanaJointUNMissionantara TNI dan Australian Defence Force (ADF); serta peningkatan intensitas latihan gabungan (latgab), baik antar-matra maupun gabungan tiga matra kedua negara.
Peningkatan status DCA 2024 juga menunjukkan kian kuatnya kepercayaan Indonesia-Australia. Kedua negara telah menjalin kerja sama pertahanan selama hampir 60 tahun sejak tahun 1967. Tahun demi tahun kemitraan RI–Australia semakin kuat dan telah memberikan manfaat yang jauh lebih luas bagi kedua negara, bahkan di masa-masa sulit.
Kokohnya hubungan Indonesia-Australia diakui Prabowo saat berada di Canberra. Kepada wartawan yang menemuinya di Gedung Parlemen Australia, ia menyatakan Indonesia selalu mengingat peran Australia sebagai salah satu negara pertama yang mendukung perjuangan meraih kemerdekaan. Karena itulah ia menyampaikan tekadnya melanjutkan hubungan bertetangga yang sudah berjalan baik. Dalam pandangannya, Australia memainkan peran yang sangat penting bagi Indonesia.
Adapun PM Albanese menyatakan komitmen pemerintah Australia bekerja sama dengan Indonesia untuk membentuk tipe "kawasan yang damai, stabil, dan makmur, serta menghormati kedaulatan." Lantas, peningkatan kerja sama pertahanan seperti apa yang bakal dilakukan kedua negara?
Wakil Perdana Menteri, Hon Richard Marles MP seperti dikutip dari ABC News dalam kesempatan sama merinci poin kerja sama pertahanan antara Australia dan RI yang lebih kuat dan semakin dalam, di antaranya membangun kemampuan inter-operasional lebih besar di antara kekuatan pertahanan Australia-Indonesia.
baca juga: Menko Airlangga Dorong Optimalisasi Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Australia
Melihat dinamika yang selama ini mewarnai relasi kedua negara, terutama keterlibatan Negeri Benua Hijau ini dalam aliansi Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS), skeptisme akan kekuatan fondasi DCA 2024 ini masih muncul. Apalagi Australia memiliki track record buruk, yakni mengkhianati Perjanjian 1995 karena keterlibatannya dalam pemisahan Timor Timur. Karena itu patut ditelisik sejauh mana hubungan kedua negara terbangun dan memberi fondasi keberlanjutan hubungan di masa depan? Dan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memperkuat komitmen kerja sama pertahanan?
Dinamika dan Perspektif Hubungan
Lihat Juga :
tulis komentar anda