Ambisi Prabowo di Laut, Antara Asa dan Realita

Rabu, 28 Agustus 2024 - 05:15 WIB
TNI AL sudah sangat menyadari beban berat yang dipikul di pundaknya, termasuk mengimplementasikan visi ‘’terwujudnya TNI AL yang handal dan disegani’’. Karena itu, para pimpinan kesatuan itu telah memikirkan konsep atau program agar TNI AL bisa menunaikan tanggung jawabnya.

baca juga: Pengamat Militer Minta TNI AL Perkuat Diplomasi Pertahanan Maritim

Mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio, misalnya, dalam buku ‘’Sea Power Indonesia di Era Indo Pasifik’’ menekankan perlunya sea power untuk mengelola dinamika geo-strategi dan geo-politik di kawasan LCS dan Indo-Pasifik. Pada peluncuran buku yang digelar di Wisma Elang Laut (06/07/2024) Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) itu menyebut dinamika yang terjadi menempatkan Indonesia sebagai pivot maritim dan mengharuskannya mengimplementasikan sea power.

Sea power secara sederhana diartikan sebagai negara dengan kekuatan laut yang memadai dan proporsional. Selain itu sea power bisa diartikan sebagai kemampuan suatu negara dalam menggunakan dan mengendalikan laut (sea control). Dengan demikian, sea power secara tegas menggarisbawahi urgensi kekuatan laut mumpuni agar mampu mengamankan wilayah laut di tengah ancaman konflik di kawasan.

Laksamana TNI Yudo Margono dalam sambutan HUT TNI AL ke-78 di Koarmada I Surabaya (11/09/2023) menyampaikan urgensi Indonesia memiliki kekuatan TNI AL modern, dengan daya pukul yang kuat, daya manuver andal, dan daya gentar tinggi. Peningkatan kemampuan tersebut diperlukan untuk menghadapi spektrum ancaman yang kian kompleks dan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Dia menegaskan TNI AL harus selalu siap menjadi garda terdepan dalam menghadapi krisis yang mengancam kepentingan dan keselamatan bangsa. Yudo kemudian menunjuk dampak perang Rusia-Ukraina yang semakin mengkhawatirkan dan munculnya aliansi militer baru -dalam hal ini Aliansi Australia, Inggris dan AS (AUKUS) - yang diiringi perlombaan teknologi persenjataan.

KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali saat menjadi keynote speaker pada ‘’Sarasehan Nasional Dalam Rangka Pembangunan Kekuatan Kapal Selam Dalam Postur TNI Angkatan Laut Tahun 2025-2044’’ di Gedung Submarine Facility Damage Control Training (SFDCT) Ujung Surabaya (12/06/2023) juga menggariskan bahwa TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah perairan Indonesia, harus memiliki postur kekuatan ideal agar mampu dihadapkan pada berbagai ancaman dan tantangan di masa depan.

Dia pun to the point menyebut pentingnya kapal selam sebagai alutsista strategis dalam armada angkatan laut suatu negara. Aspek kerahasiaan dan daya hancur tinggi menjadikan alutsista bahwa laut ini sebagai pengganda kekuatan tempur signifikan dan memiliki strategic deterrence tinggi.

Mempertimbangkan geo-strategis dan geo-politik Indonesia, dinamika di kawasan, serta kebutuhan TNI AL untuk menjalankan tugas secara optimal seperti disampaikan para pimpinan TNI AL, maka ambisi Prabowo tidaklah berangkat dari keinginan pribadi, tapi mencerminkan kebutuhan untuk merespons ancaman dan tantangan yang kian berat.

Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi negeri ini selain mewujudkan kekuatan TNI AL sebagai terkuat di kawasan dengan dukungan alutsista canggih dengan jumlah memadahi hingga kekuatannya disegani di lautan. Dengan terpenuhinya prasyarat ini, cita-cita Indonesia kembali sebagai bangsa pelaut bisa tercapai.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More