Murur, Ikhtiar Menjaga Keselamatan Jemaah di Masa Puncak Haji
Selasa, 18 Juni 2024 - 16:33 WIB
Risikonya, terjadi pertemuan arus di Mina antara arus Muzdalifah-Mina dan Arafah-Mina, yang akan menghambat pergerakan seluruh jemaah.
Ketiga, murur dan non murur diberangkatkan secara bersamaan dengan menggunakan jalur yang berbeda. Diperkirakan sebelum trip keempat, murur sudah selesai. Sehingga tidak ada pertemuan arus di Mina. Diputuskan opsi ketiga yang memiliki risiko operasional terendah.
Dari sisi operasional diperlukan koordinasi yang kuat antara PPIH, Kementerian Haji, Masyariq, maktab, dan sektor. Dijumpai laporan tidak tersampaikannya pola pergerakan ini ke maktab. Padahal Masyariq dan Kementerian Haji sudah menyepakati pola pergerakan ini.
Di sisi lain, jemaah masih perlu diberikan pemahaman berulang. Bahwa murur adalah pilihan, beberapa pendapat memperbolehkan, dan diutamakan bagi yang memiliki udzur syar’i. Dengan begini, tidak ada perselisihan permasalahan fiqih.
Hasilnya, pergerakan di Muzdalifah dilakukan lebih cepat dan dinyatakan selesai mobilisasi jemaah pada jam 07.37 WAS. Lebih cepat 30 menit dari target.
Dan jauh lebih cepat dari mobilisasi tahun lalu yang selesai pada 13.30 WAS. Pola pergerakan ini akan menjadi sejarah baru dalam penyelenggaraan haji Indonesia. Dan pertama kalinya tidak ada lagi penempatan jemaah Indonesia di Mina Jadid.
Tahun-tahun mendatang, pola ini diharapkan akan lebih matang persiapannya, yakni penjelasan lengkap saat manasik haji, pelatihan petugas, dan koordinasi dengan pihak Arab Saudi.
Ketiga, murur dan non murur diberangkatkan secara bersamaan dengan menggunakan jalur yang berbeda. Diperkirakan sebelum trip keempat, murur sudah selesai. Sehingga tidak ada pertemuan arus di Mina. Diputuskan opsi ketiga yang memiliki risiko operasional terendah.
Dari sisi operasional diperlukan koordinasi yang kuat antara PPIH, Kementerian Haji, Masyariq, maktab, dan sektor. Dijumpai laporan tidak tersampaikannya pola pergerakan ini ke maktab. Padahal Masyariq dan Kementerian Haji sudah menyepakati pola pergerakan ini.
Di sisi lain, jemaah masih perlu diberikan pemahaman berulang. Bahwa murur adalah pilihan, beberapa pendapat memperbolehkan, dan diutamakan bagi yang memiliki udzur syar’i. Dengan begini, tidak ada perselisihan permasalahan fiqih.
Hasilnya, pergerakan di Muzdalifah dilakukan lebih cepat dan dinyatakan selesai mobilisasi jemaah pada jam 07.37 WAS. Lebih cepat 30 menit dari target.
Dan jauh lebih cepat dari mobilisasi tahun lalu yang selesai pada 13.30 WAS. Pola pergerakan ini akan menjadi sejarah baru dalam penyelenggaraan haji Indonesia. Dan pertama kalinya tidak ada lagi penempatan jemaah Indonesia di Mina Jadid.
Tahun-tahun mendatang, pola ini diharapkan akan lebih matang persiapannya, yakni penjelasan lengkap saat manasik haji, pelatihan petugas, dan koordinasi dengan pihak Arab Saudi.
(shf)
tulis komentar anda