Murur, Ikhtiar Menjaga Keselamatan Jemaah di Masa Puncak Haji
Selasa, 18 Juni 2024 - 16:33 WIB
Kalaupun dipindahkan, berarti kepadatan di Mina akan menjadi-jadi. Keinginan ini tercapai di tahun 2024. Mina Jadid tidak lagi dipergunakan untuk jemaah Indonesia.
Jemaah haji Indonesia dipindahkan ke area sekitar Maktab 73. Dengan cara ini diskusi fiqih tentang polemik Mina Jadid sebagai tempat mabit di Mina menjadi tidak perlu lagi.
Namun muncul persoalan lain. Total jemaah yang biasanya menempati Maktab 1-9 berjumlah sekitar 27.000 jemaah. Karena tidak lagi menempati wilayah Mina Jadid, berarti mereka seharusnya turun di lapangan Muzdalifah.
Akan ada tambahan jemaah sebanyak 27.000 di lapangan tersebut. Menambah kepadatan di Muzdalifah. Dan semakin bertambah dengan adanya kuota tambahan 10.000 jemaah pada tahun 2024.
Kepadatan Muzdalifah semakin bertambah dengan berkurangnya ruang yang ada. Berkurang karena ada pembangunan toilet yang memakan ruang 20.000 m2.
Persoalan lainnya, banyaknya jemaah yang masuk lapangan Muzdalifah berpotensi memperlambat pergerakan jemaah dari Arafah-Muzdalifah dan Muzdalifah-Mina.
Sekitar 213 ribu jemaah turun di Muzdalifah, dan menjelang tengah malam diberangkatkan lagi ke Mina. Tahun lalu saja, ketika masih ada penempatan di Mina Jadid, Muzdalifah baru dinyatakan bersih sekitar jam 13.30 siang.
Dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan jemaah, pada tahun 2024 diperkenalkan skema baru pergerakan jemaah. Dari semula Arafah-Muzdalifah-Mina, menjadi Arafah-Mina. Hanya melintas (murur) di Muzdalifah.
Namun, tidak semua jemaah menjadi target skema ini. Skema ini diprioritaskan bagi jemaah risti, lansia, disabilitas, dan pendampingnya. Kategori jemaah yang memiliki udzur syar’i.
tulis komentar anda