Memotret Kebermanfaatan Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa di Masyarakat Pelosok Banten
Jum'at, 07 Juni 2024 - 17:01 WIB
Hardi (kanan) bersama Pendamping Peternakan Program Plasma Dompet Dhuafa
Banten, Agus Salim. Foto: Hendri Irawan/SINDOnews
Alasan lain yang membuat Hardi menerima tawaran mengurus domba, karena dulunya, waktu kecil ia pernah menernakkan kambing milik orang tuanya. Bahkan sampai dewasa hingga berumah tangga, sesekali Hardi masih kerap diminta untuk mengurus ternak kambing atau domba milik orang, termasuk domba milik pamannya.
“Istilah orang sini (warga Benoa) Maparok (jasa merawat kambing). Kita dititipi sepasang kambing, jantan dan betina. Kalau nanti betinanya beranak dua ekor, satu ekor anaknya dikasih ke orang yang merawatnya tadi,” kata Hardi.
Berbekal pengalaman merawat kambing itu pula, pada akhirnya menguatkan Hardi menerima tawaran untuk bergabung dalam Program Plasma Dompet Dhuafa, yakni dengan menjadi juru rawat domba di Kandang Domba Benoa. Dari pekerjaannya ini, Hardi bisa mendapat penghasilan lebih kurang Rp3 juta setiap bulannya.
“Macam gajianlah. Dan saya juga dibuatkan tempat tinggal. Ya lumayanlah walau masih berupa gubuk kayu, alhamdulillah,” kata Hardi seraya berharap kelak suatu saat dirinya punya peternakan domba sendiri.
Asa Hardi untuk menjadi peternak domba bukan hal yang mustahil. Apalagi, sang paman, Dadi, yang merupakan mantan kades di desanya sangat men-support impian Hardi untuk menjadi peternak domba. Malah Dadi berandai-andai, kelak Hardi menjadi pioner dan turut mewujudkan sentra peternakan domba di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
“Tempat (lahan) sudah ada, pakan untuk makan domba di kampung Benoa juga berlimpah. Dan Hardi, orang yang pengalaman ngurus domba juga pasti siaplah. Ya, Hardi-lah yang nantinya saya andalkan untuk pengembangan ternak domba di Kampung Benoa ini,” kata Dadi.
Dadi melanjutkan, kebutuhan lainnya untuk mewujudkan sentra peternakan domba di Kampung Benoa juga sudah tersedia. Mulai bantuan permodalan termasuk sarana dan prasarana untuk pengembangan ternak domba sudah disediakan lengkap oleh pihak Dompet Dhuafa.
“Bahkan petugas pengawas kesehatan yang mengecek kesehatan hewan ternak, sampai ke pemasaran domba juga sudah ada semua. Jadi saya sangat optimistis sentra peternakan domba di Kampung Benoa ini bisa terwujud,” tegas Dadi.
Banten, Agus Salim. Foto: Hendri Irawan/SINDOnews
Alasan lain yang membuat Hardi menerima tawaran mengurus domba, karena dulunya, waktu kecil ia pernah menernakkan kambing milik orang tuanya. Bahkan sampai dewasa hingga berumah tangga, sesekali Hardi masih kerap diminta untuk mengurus ternak kambing atau domba milik orang, termasuk domba milik pamannya.
“Istilah orang sini (warga Benoa) Maparok (jasa merawat kambing). Kita dititipi sepasang kambing, jantan dan betina. Kalau nanti betinanya beranak dua ekor, satu ekor anaknya dikasih ke orang yang merawatnya tadi,” kata Hardi.
Berbekal pengalaman merawat kambing itu pula, pada akhirnya menguatkan Hardi menerima tawaran untuk bergabung dalam Program Plasma Dompet Dhuafa, yakni dengan menjadi juru rawat domba di Kandang Domba Benoa. Dari pekerjaannya ini, Hardi bisa mendapat penghasilan lebih kurang Rp3 juta setiap bulannya.
“Macam gajianlah. Dan saya juga dibuatkan tempat tinggal. Ya lumayanlah walau masih berupa gubuk kayu, alhamdulillah,” kata Hardi seraya berharap kelak suatu saat dirinya punya peternakan domba sendiri.
Asa Hardi untuk menjadi peternak domba bukan hal yang mustahil. Apalagi, sang paman, Dadi, yang merupakan mantan kades di desanya sangat men-support impian Hardi untuk menjadi peternak domba. Malah Dadi berandai-andai, kelak Hardi menjadi pioner dan turut mewujudkan sentra peternakan domba di Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
“Tempat (lahan) sudah ada, pakan untuk makan domba di kampung Benoa juga berlimpah. Dan Hardi, orang yang pengalaman ngurus domba juga pasti siaplah. Ya, Hardi-lah yang nantinya saya andalkan untuk pengembangan ternak domba di Kampung Benoa ini,” kata Dadi.
Dadi melanjutkan, kebutuhan lainnya untuk mewujudkan sentra peternakan domba di Kampung Benoa juga sudah tersedia. Mulai bantuan permodalan termasuk sarana dan prasarana untuk pengembangan ternak domba sudah disediakan lengkap oleh pihak Dompet Dhuafa.
“Bahkan petugas pengawas kesehatan yang mengecek kesehatan hewan ternak, sampai ke pemasaran domba juga sudah ada semua. Jadi saya sangat optimistis sentra peternakan domba di Kampung Benoa ini bisa terwujud,” tegas Dadi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda