Memotret Kebermanfaatan Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa di Masyarakat Pelosok Banten

Jum'at, 07 Juni 2024 - 17:01 WIB
Rombongan Press Touring Dompet Dhuafa mengunjungi Kandang Domba Benoa, di Kampung Benoa, Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Foto: Istimewa
MATAHARI bersinar terik kala serombongan wartawan dari Jakarta tiba di sebuah kampung kecil bernama Kampung Benoa, Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Kedatangan rombongan wartawan yang tergabung dalam Press Touring Dompet Dhuafa ini untuk melihat langsung Kandang Domba Benoa yang ada di kampung itu.

baca juga: Atasi Masalah Kelaparan, Dompet Dhuafa Luncurkan Gerakan Lapor Lapar

Kandang domba berukuran 6x8 meter persegi itu terbuat dari kayu dan beratap asbes. Di dalam kandang berbentuk rumah panggung yang bagian bawah panggungnya berlantai semen tersebut berisi puluhan ekor domba yang sengaja disiapkan oleh pihak Dompet Dhuafa , untuk hewan kurban pada Lebaran Idul Adha , 10 Dzulhijjah 1445 H yang bertepatan 17 Juni 2024.



Seuai mengamati kandang domba, rombongan wartawan yang tadinya nampak kelelahan, tetiba mengerubungi seorang pria bertubuh ceking yang sedari tadi berdiri di depan kandang domba. Pria bernama Hardi (35) itu, ternyata juru rawat di Kandang Domba Benoa, Program Plasma Dompet Dhuafa Banten.

Kepada wartawan yang memberondong seabrek pertanyaan kepada dirinya, Hardi dengan sabar bercerita panjang lebar soal kenapa dirinya sampai terlibat dalam Program Plasma Dompet Dhuafa Banten, hingga ia bersedia menjadi juru rawat domba di kandang tersebut.

“Sebelum merawat domba, saya itu kerjanya serabutan. Bahkan tempat tinggal pun tidak ada. Lalu, paman saya mengenalkan saya dengan orang-orang Dompet Dhuafa, dan diajaklah saya untuk ngurus ternak domba di tempat ini,” tutur Hardi.

Karena memang butuh pekerjaan dan penghasilan yang layak untuk menghidupi keluarganya, tanpa pikir panjang ayah tiga anak ini pun langsung menerima tawaran itu. Lebih 50 ekor domba dari Dompet Dhuafa mesti diurus oleh Hardi.

Pucuk dicinta ulam tiba. Kebetulan paman Hardi punya kandang kambing, dan selama ini Hardi juga yang mengurusnya, kendati kambingnya tidak ada. “Di kandang tersebut hanya ada domba, itupun cuma empat ekor. Sementara kandangnya besar. Kata paman saya, daripada kandangnya tidak terpakai, akhirnya diisilah dengan domba-domba dari Dompet Dhuafa,” kata dia.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More