Memotret Kebermanfaatan Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa di Masyarakat Pelosok Banten
Jum'at, 07 Juni 2024 - 17:01 WIB
Beternak domba sekaligus bercocok tanam dirasakan Iwan sangat pas. Karena kotoran domba bisa diolah menjadi pupuk untuk tanaman, bahkan sebagian dari pupuk organik tersebut sudah ada yang menampungnya.
“Ya lumayanlah untuk tambahan biaya operasional ngurus domba,” ujar pria yang dulunya bekerja sebagai office boy di kantor pusat Dompet Duafa, di Jakarta.
Iwan mengusulkan, ke depan dirinya bersama tiga rekannya bisa mempunyai peran lebih dalam Program Plasma Dompet Dhuafa ini. Ia berkeinginan, nantinya mereka yang langsung mencari dan memilih domba yang akan mereka rawat.
Diketahui, domba-domba yang didatangkan pihak Dompet Dhuafa dikirim dari Wonosobo, Jawa Tengah. Karena jauhnya jarak dan harus hidup di lingkungan atau daerah yang baru, membuat domba-domba tersebut butuh waktu untuk beradaptasi.
“Kalau bisa dombanya dari wilayah Serang Banten ini saja, dan kami yang langsung mencari dan memilih bakalannya (bakalan domba untuk hewan kurban). Karena kami kan yang tahu persis domba jenis bagaimana yang sesuai untuk diternakkan di sini. Karena cuaca dan lingkungan yang baru juga berpengaruh dengan pertumbuhan domba,” tutur dia.
Tiga Tahun Tidak Makan Daging
Sebenarnya ada tiga titik lokasi Program Plasma Dompet Dhuafa, yang khusus untuk peternakan domba di Provinsi Banten. Selain di kampung Benoa, Serang dan Kampung Cinangrang, Lebak, program ini juga ada di Desa Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, persisnya di Pondok Pesantren Madinah Al-Hijrah, Jalan Raya Labuan-Pandeglang, No 16.
baca juga: Selter Sehati LPM Dompet Dhuafa, Tunjang Harapan dan Kemudahan Masyarakat Daerah Jangkau Pengobatan
“Program Plasma Dompet Dhuafa ini ada tiga basis utama, yakni perorangan, kelompok, dan pondok pesantren. Yang di Pandeglang itu berbasis pondok pesantren,” kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Provinsi Banten, Mokhlas Pidono.
Ia mengakui, bahwa ke depan masih banyak hal penting dan mendasar yang perlu dievaluasi untuk perbaikan Program Plasma Dompet Dhuafa Banten. Apalagi, kata dia, program ini baru tahun ini digulirkan dan besar harapan bisa berkembang.
“Ya lumayanlah untuk tambahan biaya operasional ngurus domba,” ujar pria yang dulunya bekerja sebagai office boy di kantor pusat Dompet Duafa, di Jakarta.
Iwan mengusulkan, ke depan dirinya bersama tiga rekannya bisa mempunyai peran lebih dalam Program Plasma Dompet Dhuafa ini. Ia berkeinginan, nantinya mereka yang langsung mencari dan memilih domba yang akan mereka rawat.
Diketahui, domba-domba yang didatangkan pihak Dompet Dhuafa dikirim dari Wonosobo, Jawa Tengah. Karena jauhnya jarak dan harus hidup di lingkungan atau daerah yang baru, membuat domba-domba tersebut butuh waktu untuk beradaptasi.
“Kalau bisa dombanya dari wilayah Serang Banten ini saja, dan kami yang langsung mencari dan memilih bakalannya (bakalan domba untuk hewan kurban). Karena kami kan yang tahu persis domba jenis bagaimana yang sesuai untuk diternakkan di sini. Karena cuaca dan lingkungan yang baru juga berpengaruh dengan pertumbuhan domba,” tutur dia.
Tiga Tahun Tidak Makan Daging
Sebenarnya ada tiga titik lokasi Program Plasma Dompet Dhuafa, yang khusus untuk peternakan domba di Provinsi Banten. Selain di kampung Benoa, Serang dan Kampung Cinangrang, Lebak, program ini juga ada di Desa Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, persisnya di Pondok Pesantren Madinah Al-Hijrah, Jalan Raya Labuan-Pandeglang, No 16.
baca juga: Selter Sehati LPM Dompet Dhuafa, Tunjang Harapan dan Kemudahan Masyarakat Daerah Jangkau Pengobatan
“Program Plasma Dompet Dhuafa ini ada tiga basis utama, yakni perorangan, kelompok, dan pondok pesantren. Yang di Pandeglang itu berbasis pondok pesantren,” kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Provinsi Banten, Mokhlas Pidono.
Ia mengakui, bahwa ke depan masih banyak hal penting dan mendasar yang perlu dievaluasi untuk perbaikan Program Plasma Dompet Dhuafa Banten. Apalagi, kata dia, program ini baru tahun ini digulirkan dan besar harapan bisa berkembang.
tulis komentar anda