Memastikan Keberlanjutan Platform Merdeka Mengajar
Selasa, 07 Mei 2024 - 11:40 WIB
Keempat, platform ini membantu guru dalam menyusun dokumen pembelajaran. Guru tidak harus memulai dari nol. Platform telah menyediakan beragam contoh kurikulum sekolah, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), modul, dan asesmen, dan bisa digunakan secara langsung atau diadaptasi oleh guru. Selain itu, guru dapat mempelajari cara menyusun dokumen pembelajaran Kurikulum Merdeka di panduan pembelajaran dan asesmen di laman kurikulum.kemdikbud.go.id.
Kelima, PMM juga menyediakan modul pelatihan untuk membantu guru belajar sesuai kebutuhan. Dalam penyelesaian modul pelatihan, guru dapat membuat keputusan sendiri, apakah menyelesaikan sekaligus dalam satu waktu atau dilakukan bertahap sesuai kebutuhannya. Artinya, guru boleh saja memilih modul yang diperlukan atau kalau memang berkeinginan maka boleh menyelesaikan semua atau sebanyak mungkin modul yang ada. Yang jauh lebih penting adalah dengan menggunakan PMM maka guru dapat menggunakan materi yang dipelajari untuk melakukan refleksi dan perbaikan praktik pembelajaran.
Keenam, dengan menggunakan PMM maka satuan pendidikan dapat mempelajari dan mengakses informasi terkait implementasi Kurikulum Merdeka dan Permendikbudristek Nomor 12/2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Bagi satuan pendidikan yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka, pendaftaran implementasi dapat dilakukan melalui PMM (guru.kemdikbud.go.id).
Memastikan Keberlanjutan
Pengembangan teknologi seperti PMM mungkin akan dipandang sebagai suatu bentuk investasi yang tidak murah. Dugaan ini muncul dari berbagai kalangan yang berasumsi bahwa sesuatu yang berbau teknologi identik dengan biaya atau anggaran tinggi. Yang menarik, platform ini dikleim oleh pengembang yaitu pihak kementerian terkait dalam waktu yang tidak lama. Padahal, di masa-masa sebelumnya, pengembangan platform seperti ini nyaris membutuhkan waktu bertahun-tahun. Juga, platform ini dikleim tidak membebankan masyarakat alias gratis.
Keberlanjutan PMM ditentukan pemahaman bahwa perwujudan platform ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Untuk itu, kepastian adanya kompetensi dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor kunci. Juga, adanya kepastian kolaborasi dengan berbagai tenaga kompeten atau profesional di bidang teknologi.
Sejauhmana platform dapat diakses berbagai pemangku kepentingan, dan tidak menjadi kepemilikan pihak-pihak tertentu akan menjadi faktor lain penentu keberlanjutan PMM. Kemudahan akses menjadi indikator bahwa pengembangan platform bagian dari keberpihakan kebijakan. Juga perlu adanya keterbukaan bagi berbagai pemangku kepentingan dalam rangka penyempurnaan platform yang ada. Proses edukasi dan advokasi perlu diperkuat, agar masyarakat tidak kaget apabila muncul transformasi teknologi baru lainnya.
Kelima, PMM juga menyediakan modul pelatihan untuk membantu guru belajar sesuai kebutuhan. Dalam penyelesaian modul pelatihan, guru dapat membuat keputusan sendiri, apakah menyelesaikan sekaligus dalam satu waktu atau dilakukan bertahap sesuai kebutuhannya. Artinya, guru boleh saja memilih modul yang diperlukan atau kalau memang berkeinginan maka boleh menyelesaikan semua atau sebanyak mungkin modul yang ada. Yang jauh lebih penting adalah dengan menggunakan PMM maka guru dapat menggunakan materi yang dipelajari untuk melakukan refleksi dan perbaikan praktik pembelajaran.
Keenam, dengan menggunakan PMM maka satuan pendidikan dapat mempelajari dan mengakses informasi terkait implementasi Kurikulum Merdeka dan Permendikbudristek Nomor 12/2024 tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Bagi satuan pendidikan yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka, pendaftaran implementasi dapat dilakukan melalui PMM (guru.kemdikbud.go.id).
Memastikan Keberlanjutan
Pengembangan teknologi seperti PMM mungkin akan dipandang sebagai suatu bentuk investasi yang tidak murah. Dugaan ini muncul dari berbagai kalangan yang berasumsi bahwa sesuatu yang berbau teknologi identik dengan biaya atau anggaran tinggi. Yang menarik, platform ini dikleim oleh pengembang yaitu pihak kementerian terkait dalam waktu yang tidak lama. Padahal, di masa-masa sebelumnya, pengembangan platform seperti ini nyaris membutuhkan waktu bertahun-tahun. Juga, platform ini dikleim tidak membebankan masyarakat alias gratis.
Keberlanjutan PMM ditentukan pemahaman bahwa perwujudan platform ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Untuk itu, kepastian adanya kompetensi dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor kunci. Juga, adanya kepastian kolaborasi dengan berbagai tenaga kompeten atau profesional di bidang teknologi.
Sejauhmana platform dapat diakses berbagai pemangku kepentingan, dan tidak menjadi kepemilikan pihak-pihak tertentu akan menjadi faktor lain penentu keberlanjutan PMM. Kemudahan akses menjadi indikator bahwa pengembangan platform bagian dari keberpihakan kebijakan. Juga perlu adanya keterbukaan bagi berbagai pemangku kepentingan dalam rangka penyempurnaan platform yang ada. Proses edukasi dan advokasi perlu diperkuat, agar masyarakat tidak kaget apabila muncul transformasi teknologi baru lainnya.
(wur)
tulis komentar anda