Denny JA Sebut Sebagian Peran Ulama, Pendeta, dan Biksu Akan Digantikan AI
Sabtu, 16 Maret 2024 - 12:30 WIB
JAKARTA - Artificial intelligence (AI) telah memasuki kehidupan umat beragama . Bahkan teknologi pintar ini telah masuk ke Gereja Protestan, Kuil Buddha di Jepang, dan Masjid Agung di Arab Saudi.
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Denny JA mengatakan hal itu dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama Satupena dan Komunitas Puisi Esai, bertajuk Tadarus Puisi Ramadan di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Denny yang juga penggagas puisi esai ini, mengutip penerbitan The Conversation, September 2023 menceritakan apa yang terjadi gereja, kuil, dan masjid. Di Gereja Protestan Paul Church pada summer 2023, sebanyak 300 umat khusyuk mendengar khotbah agama dari pendeta berupa robot AI.
Hal yang sama terjadi di Kuil Kodai-ji Buddhist Temple di Jepang. Bahkan sejak tahun 2019 AI sudah masuk kuil ini. Umat di sana kapan saja dapat meminta Biksu Kannon Mindar yang bertenaga AI memberikan nasihat berdasarkan doktrin Buddha.
Di Masjid Agung di Saudi Arabia sejak tahun 2023 juga ditaruh robot AI, untuk melayani pertanyaan umat dalam 11 bahasa. Umat bisa meminta informasi siapa yang menjadi imam atau bisa juga meminta siraman rohani melalui pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Umat juga dapat berinteraksi via video dengan ulama lokal yang ada dalam list.
Vatican pada Juni 2023 menerbitkan aturan etika setebal 140 halaman tentang the Do’s and The Don’ts, apa yang boleh dan tak boleh dalam menggunakan AI untuk tujuan pembekalan agama Katolik.
“Di agama Protestan, Buddha, Islam, dan Katolik penggunaan artificial intelligence semakin intens,” kata Denny.
Dia mengatakan realitas di atas menimbulkan pertanyaan penting. “Apakah akan datang era, peran ulama, pendeta, dan biksu akan digantikan oleh robot artificial intelligence?”
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Denny JA mengatakan hal itu dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama Satupena dan Komunitas Puisi Esai, bertajuk Tadarus Puisi Ramadan di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Denny yang juga penggagas puisi esai ini, mengutip penerbitan The Conversation, September 2023 menceritakan apa yang terjadi gereja, kuil, dan masjid. Di Gereja Protestan Paul Church pada summer 2023, sebanyak 300 umat khusyuk mendengar khotbah agama dari pendeta berupa robot AI.
Hal yang sama terjadi di Kuil Kodai-ji Buddhist Temple di Jepang. Bahkan sejak tahun 2019 AI sudah masuk kuil ini. Umat di sana kapan saja dapat meminta Biksu Kannon Mindar yang bertenaga AI memberikan nasihat berdasarkan doktrin Buddha.
Di Masjid Agung di Saudi Arabia sejak tahun 2023 juga ditaruh robot AI, untuk melayani pertanyaan umat dalam 11 bahasa. Umat bisa meminta informasi siapa yang menjadi imam atau bisa juga meminta siraman rohani melalui pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Umat juga dapat berinteraksi via video dengan ulama lokal yang ada dalam list.
Vatican pada Juni 2023 menerbitkan aturan etika setebal 140 halaman tentang the Do’s and The Don’ts, apa yang boleh dan tak boleh dalam menggunakan AI untuk tujuan pembekalan agama Katolik.
“Di agama Protestan, Buddha, Islam, dan Katolik penggunaan artificial intelligence semakin intens,” kata Denny.
Dia mengatakan realitas di atas menimbulkan pertanyaan penting. “Apakah akan datang era, peran ulama, pendeta, dan biksu akan digantikan oleh robot artificial intelligence?”
tulis komentar anda