Kominfo: Indeks Literasi Digital di Indonesia Meningkat
Minggu, 03 Maret 2024 - 17:17 WIB
Karena itu, pentingnya etika dalam dunia digital menjadi satu hal yang tak bisa lepas dari dunia digital. Menghakimi orang lain terkadang menjadi salah satu tindakan warganet yang masih sering terjadi ketika menghadapi suatu informasi.
"Daripada mencegah apakah tidak lebih baik justru dari dalam diri kita sendiri dulu yang berpikir, kedewasaan itu lagi. Bayangin pengguna media sosial mikir dulu aja ini, benar enggak ya," ungkap Joshua.
Ketika mampu berpikir secara dewasa dalam menggunakan sosial media maka masyarakat dapat memiliki kontribusi untuk dunia yang lebih damai dan baik.
Konten Kreator, Reza Nangin berpendapat kebebasan di ruang digital sering tidak diiringi dengan etika yang memicu perselisihan dan tercipta ekosistem yang tak lagi menarik.
"Dalam kebebasan berpendapat sebaiknya diiringi dengan pemahaman dalam konteks pembahasan. Sikap sopan santun dalam menyampaikan pendapat harus tetap menjadi identitas," katanya.
Reza juga berbagi pengalaman saat menghadapi netizen terkait isu pilpres, saat ia mengkritisi sebuah konten dari kreator lain dan mendapatkan serangan yang justru di luar konteks pembahasan.
"Enggak semua harus direspons, karena waktu kita akan habis. Kalau misalnya ada yang mau serius nanya pasti akan kontak direct messages dan aku lebih respect," ujar Reza.
Reza menambahkan, berkomentar tidak baik di media sosial justru akan merugikan diri sendiri, karena ada kemungkinan bersinggungan dengan UU ITE. Sehingga memiliki efek buruk secara jangka panjang, seperti sulit mendapatkan pekerjaan karena jejak digital tak baik terekam.
"Daripada mencegah apakah tidak lebih baik justru dari dalam diri kita sendiri dulu yang berpikir, kedewasaan itu lagi. Bayangin pengguna media sosial mikir dulu aja ini, benar enggak ya," ungkap Joshua.
Ketika mampu berpikir secara dewasa dalam menggunakan sosial media maka masyarakat dapat memiliki kontribusi untuk dunia yang lebih damai dan baik.
Konten Kreator, Reza Nangin berpendapat kebebasan di ruang digital sering tidak diiringi dengan etika yang memicu perselisihan dan tercipta ekosistem yang tak lagi menarik.
"Dalam kebebasan berpendapat sebaiknya diiringi dengan pemahaman dalam konteks pembahasan. Sikap sopan santun dalam menyampaikan pendapat harus tetap menjadi identitas," katanya.
Reza juga berbagi pengalaman saat menghadapi netizen terkait isu pilpres, saat ia mengkritisi sebuah konten dari kreator lain dan mendapatkan serangan yang justru di luar konteks pembahasan.
"Enggak semua harus direspons, karena waktu kita akan habis. Kalau misalnya ada yang mau serius nanya pasti akan kontak direct messages dan aku lebih respect," ujar Reza.
Reza menambahkan, berkomentar tidak baik di media sosial justru akan merugikan diri sendiri, karena ada kemungkinan bersinggungan dengan UU ITE. Sehingga memiliki efek buruk secara jangka panjang, seperti sulit mendapatkan pekerjaan karena jejak digital tak baik terekam.
(maf)
tulis komentar anda