Menyambut Ramadan, Ibu-ibu di Serbia Lomba Masak Indomie

Jum'at, 01 Mei 2020 - 07:00 WIB
Partisipan pada acara tersebut berjumlah 43 orang, yang terdiri dari 16 peserta lomba, 3 juri, dan sisanya penonton. Seru, heboh dan yang pasti, menghibur. Bagaimana tidak? Para peserta harus mencari ide dan menyediakan bahan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam! Lantas, waktu memasak hingga platting disediakan 25 menit saja. Yang pasti, setiap peserta melibatkan semua anggota keluarga dan memanfaatkan bahan yang ada di rumah.

Hasilnya benar-benar di luar dugaan. Tak terbayangkan, kreasi berbahan dasar mi instan dalam waktu singkat itu menghasilkan berbagai menu masakan. Ada mi sambal matah, lontong mi, pizza, mi kuah susu, mi topping black pepper, mi dokdok, hingga lasagna dan mi nanas Serbia-Indonesia. Semua disajikan bak buah tangan chef restoran hotel bintang lima,“Luar biasa,” ujar Aty, sumringah.

Lomba masak virtual ini semakin meriah lantaran pengumuman pemenangnya disampaikan bersamaan dengan acara masak virtual bersama Chef Boy Syahputra Ginting, Head of Chef, Four Points (by Sheraton Hotel, Balikpapan) pada Sau, 25 April, menjelang waktu buka puasa.

Dalam sambutan di acara penutupan lomba, Aty menyatakan, semua ini bisa terlaksana berkat rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang tertanam diantara masyarakat Indonesia di Serbia dan Montenegro. “ Dan tentunya wabah yang sedang terjadi di dunia ini membawa hikmah tersendiri khususnya bagi masing2 keluarga dan individu, yaitu kita lebih dekat dan lebih menghargai waktu bersama keluarga,’ ujarnya kepada SINDOnews.

Sejarah Islam di Serbia

Jumlah umat Islam di Serbia tergolong minoritas. Menurut sensus 2011, terdapat 228.658 Muslim di Serbia atau sekitar 3,1 per sen dari total penduduk. Namun, umat Muslim di Serbia meragukan sensus tersebut. Taksiran mereka jumlah umat Muslim mencapai tak kurang dari 700.000.

Muslim tersebar di kawasan Novi Pazar, Tutin, Sjenica, Sandzak, Presevo, Bujanovac dan Lembah Presevo. Mereka terbagi dalam empat etnis: Muslim Bosnia, Albania, Rumania dan Gorani. Islam merupakan agama terbesar ketiga di Serbia setelah Kristen Ortodoks dan Katolik.

Islam masuk ke Serbia pada zaman Turki Usmani melalui pertempuran Kosovo tahun 1389 dan 1448. Beberapa wilayah Serbia tetap dikuasai Turki selama lima abad. Namun, Turki Usmani mulai menarik diri dari Serbia secara perlahan-lahan, dimulai dengan perjanjian Karlowitz pada 1699. Hal itu dilakukan setelah Perang Balkan pada 1912-1913. Ketika itu Serbia mulai menguasai wilayah Turki Usmani di Sandzak, Kozovo dan Makedonia.

Saat dikuasai Turki Usmani, Muslim Serbia berjumlah 500 ribu orang. Tetapi setelah Turki meninggalkan wilayah itu, umat Islam semakin berkurang. Pada 1834, jumlah umat Islam hanya 12 ribu orang. Pada 1866 umat Islam hanya berjumlah lima ribu orang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More