Ancaman Lingkungan dalam Pembangunan
Senin, 06 November 2023 - 11:42 WIB
Segala upaya pemerintah dalam memitigasi perubahan iklim dapat ditempuh secara optimal melalui perencanaan keuangan yang tepat. Apabila Indonesia melewatkan kesempatan memperbaiki kualitas lingkungan di tengah krisis iklim ini, ratusan triliun rupiah akan hilang.
Kajian Bappenas dalam dokumen Climate Resilience Development Policy 2020-2045 menunjukkan bahwa kerugian finansial karena krisis iklim hingga tahun 2024 mencapai Rp 544,93 triliun. Perhitungan tersebut didasarkan pada empat sektor utama, yaitu pesisir, air, pertanian, dan kesehatan.
Mitigasi Melalui Kolaborasi dan Teknologi
Demi mengurangi beban APBN yang diakibatkan oleh perubahan iklim, investasi dalam adaptasi dan mitigasi menjadi sangat penting. Adaptasi mencakup investasi dalam infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam, pengembangan teknologi pertanian yang lebih tahan terhadap fluktuasi cuaca, hingga promosi praktik pertanian yang berkelanjutan.
Sementara itu, mitigasi dapat mencakup investasi dalam energi terbarukan, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pelestarian hutan sebagai penyerap karbon alam.
Di sisi lain, kolaborasi dengan negara-negara lain dan lembaga internasional dalam upaya mitigasi perubahan iklim juga perlu terus didorong guna membantu mengurangi beban APBN Indonesia. Selain itu, pemulihan ekonomi hijau, yang mendorong pertumbuhan sektor-sektor berkelanjutan seperti energi terbarukan dan pariwisata ramah lingkungan pun dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada fiskal negara.
Pada situasi yang kian mendesak, kolaborasi internasional dan dukungan untuk inovasi teknologi menjadi kunci untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Melalui langkah-langkah proaktif dan kerja sama yang solid, Indonesia dapat mengurangi beban APBN yang disebabkan oleh perubahan iklim, seiring dengan upaya memperkuat ketahanan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Demi hasil yang optimal, hal ini sangat memerlukan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, menjaga ketahanan pangan, dan melestarikan sumber daya alam bagi generasi mendatang untuk kesejahteraan bangsa. Semoga.
Kajian Bappenas dalam dokumen Climate Resilience Development Policy 2020-2045 menunjukkan bahwa kerugian finansial karena krisis iklim hingga tahun 2024 mencapai Rp 544,93 triliun. Perhitungan tersebut didasarkan pada empat sektor utama, yaitu pesisir, air, pertanian, dan kesehatan.
Mitigasi Melalui Kolaborasi dan Teknologi
Demi mengurangi beban APBN yang diakibatkan oleh perubahan iklim, investasi dalam adaptasi dan mitigasi menjadi sangat penting. Adaptasi mencakup investasi dalam infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam, pengembangan teknologi pertanian yang lebih tahan terhadap fluktuasi cuaca, hingga promosi praktik pertanian yang berkelanjutan.
Sementara itu, mitigasi dapat mencakup investasi dalam energi terbarukan, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pelestarian hutan sebagai penyerap karbon alam.
Di sisi lain, kolaborasi dengan negara-negara lain dan lembaga internasional dalam upaya mitigasi perubahan iklim juga perlu terus didorong guna membantu mengurangi beban APBN Indonesia. Selain itu, pemulihan ekonomi hijau, yang mendorong pertumbuhan sektor-sektor berkelanjutan seperti energi terbarukan dan pariwisata ramah lingkungan pun dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim pada fiskal negara.
Pada situasi yang kian mendesak, kolaborasi internasional dan dukungan untuk inovasi teknologi menjadi kunci untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Melalui langkah-langkah proaktif dan kerja sama yang solid, Indonesia dapat mengurangi beban APBN yang disebabkan oleh perubahan iklim, seiring dengan upaya memperkuat ketahanan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Demi hasil yang optimal, hal ini sangat memerlukan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, menjaga ketahanan pangan, dan melestarikan sumber daya alam bagi generasi mendatang untuk kesejahteraan bangsa. Semoga.
(poe)
tulis komentar anda