Strategi Perang Asimetris ala Hamas Menggempur Israel

Selasa, 17 Oktober 2023 - 05:10 WIB
Pada 2014, The Washington Post melaporkan bahwa pasukan IDF menemukan terowongan sepanjang panjang 2,4 kilometer. Di dalam terowongan sedalam 66 kaki itu terdapat fasilitas listrik dan perbekalan untuk bertahan selama beberapa bulan. Diperkirakan telah dibangun dengan biaya US$10 juta menggunakan 800 ton beton.

Karena itulah, pada perang Mei 2021, Israel menargetkan jaringan terowongan dan mengklaim 160 pesawat Israel menyerang lebih dari 150 target bawah tanah di Gaza utara sekitar Beit Lahiya. Bahkan untuk operasi terowongan, IDF secara khusus membentuk unit perang bawah tanah yang dibekali teknologi militer untuk mendeteksi terowongan.

Pada serangan Sabtu tersebut, Hamas tampaknya juga mempelajari aspek pancagatra, termasuk di dalamnya aspek sosial dan ideologi. Seperti diketahui, pada tanggal 7 Oktober tersebut tepat hari raya Sabat. Perayaan itu banyak dimanfaatkan warga Israel untuk menghabiskan waktu bersama di rumah atau di sinagog. Sebagian lainnya bertemu dengan kawan-kawan mereka.

Di sisi lain banyak juga warga Israel yang memanfaatkan untuk hiburan, seperti hadir di festival musk dekat Re’im, yang kemudian menjadi sasaran empuk serangan. Beberapa laporan menyebut,serangan yang dilakukan di pagi hari itu juga membawa keuntungan karena tentara IDF masih tertidur lelap.

Akan Terapkan Strategi Sama

Bila Israel tetap melampiaskan balan dendam dengan menyerang Hamas lewat Operasi Pedang Besi, meski dibekali berbagai alutsista canggih dan kendaraan lapis baja,IDF dipastikan tidak akan bisa dengan mudah melumpuhkan Hamas. Melihat positioning kekuatan Hamas versus IDF, maka strategi perang asimetris tetap akan jadi pedoman.

baca juga: Profil Hamas, Gerakan Perlawanan Islam Bermakna Semangat

Bila ditelusuri, strategi perang asimetris sudah menjadi nature strategic yang diterapkan Hamas maupun pejuang Palestina, karena itulah pilihan tepat dan paling memungkinkan. Hanya saja, semakin kuat alutsista yang dimiliki, penerapan strategi ini kian dinamis dan kompleks sesuai dengan kebutuhan.

Misalnya, bila intifadah yang sebelumnya menggunakan ketapel dan batu, maka dengan kuatnya dukungan kekuatan –terutama bantuan teknis dan pendanaan jutaandolar Iran- maka militan akan menggunakan bahan peledak, mortir, berbagai jenis roket, drone kamikaze dan lainnya.

Dan,bila serangan darat dilakukan Israel dengan medan perang di wilayah Palestina yang tentu saja menjadi wilayah kekuasaan Hamas dengan medan yang sangat dipahami, maka aspek astagatra dan pancagatra akan menjadi titik tekan. Di Indonesia, implementasi konsep demikian mengarah pada perang semesta, yang melibatkan semua spektrum kekuatan yang dimiliki rakyat Palestina.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More