Strategi Perang Asimetris ala Hamas Menggempur Israel
Selasa, 17 Oktober 2023 - 05:10 WIB
Serangan lewat paralayang yang tidak lazim membuat Israel gagal menganggap sebagai ancaman serius.Israel tidak menyadari Hamas menggunakan taktik yang pernah digunakan Sekutu dan Jerman pada perang dunia II untuk menyusup ke garis belakang musuh. Pada saat bersamaan, pasukan elit berkekuatan 400 orang meledakkan dan membuldozer benteng Gaza, serta memotong kawat berduri untuk memasuki wilayah Israel.
Beberapa pasukan masuk menggunakan kendaraan dua dan roda empat langsung menyerang garis pertahanan pertama Israel, menyerbu tempat tidur tentara dan merebut pangkalan serta markas besar operasi militer Israel di Gaza selatan.Di sisi lain, Hamas juga belajar dari taktik pejuang Jenin selama Pertempuran Jenin pada tahun 2002 yang menggunakan kombinasi taktik pemberontakan, penggunaan alat peledak rakitan atau IED, dan strategi perang kota melawan militer Israel.
Penggunaan IED sangat efektif mengganggu operasi militer Israel. IED berbiaya rendah dan mudah disembunyikan, menjadikannya alat yang berharga untuk peperangan asimetris. Dengan IED Hamas menargetkan kendaraan, patroli, dan instalasi militer Israel.
baca juga: Hacker Rusia Klaim Membantu Hamas Serang Israel
Dalam menyiapkan serangan, Hamas juga menggunakan strategi yang cerdik. Dilansir dari Reuters, strategi dimaksud adalah membangun permukiman tiruan Israel di Gaza sebagai sarana latihan pendaratan militer dan penyerbuan. Hamas pun membuat video persiapan tersebut.
Tapi Israel sudah terlalu percaya diri dan tidak menggubris serta meyakini Hamas tidak akan sampai melakukan konfrontasi. Respons Israel yang demikian terjadi karena di sisi lain Hamas membangun kesan pihaknya lebih fokus memperjuangkan nasib masyarakat Gaza agar mendapat lapangan pekerjaan dan tidak tertarik memulai serangan baru.
4.Melibatkan Spektrum Astagatra dan Pancagatra
Pengalaman bertempur dengan Israel, khususnya selama perang di Gaza tahun 2014, mengajarkan Hamas pentingnya implementasi perang perkotaan dan penggunaan infrastruktur sipil sebagai perisai. Pada Operasi Badai Al-Aqsa, Hamas menggunakan daerah padat penduduk sebagai lokasi peluncuran roket dan menyembunyikan senjata serta pusat komando dan kendali di bangunan sipil. Strategi ini tentu menyulitkan Israel, karena serangan terhadap masyarakat sipil merupakan pelanggaran hukum internasional.
baca juga: Madonna Mengutuk Serangan Hamas, Tegas Dukung Israel
Sejak pertempuran Jenin 2002,Hamas telah banyak berinvestasi membangun infrastruktur terowongan, membangun jaringan jalur bawah tanah yang luas yang memungkinkan mereka melewati pos pemeriksaan Israel dan melancarkan serangan dari lokasi yang tidak terduga. Serangan ini telah membawa kejutan ke tingkat yang baru. Melalui jaringan terowongan itulah Hamas memindahkan pejuang dan perbekalan, menghindari pasukan Israel, dan melancarkan serangan mendadak.
Beberapa pasukan masuk menggunakan kendaraan dua dan roda empat langsung menyerang garis pertahanan pertama Israel, menyerbu tempat tidur tentara dan merebut pangkalan serta markas besar operasi militer Israel di Gaza selatan.Di sisi lain, Hamas juga belajar dari taktik pejuang Jenin selama Pertempuran Jenin pada tahun 2002 yang menggunakan kombinasi taktik pemberontakan, penggunaan alat peledak rakitan atau IED, dan strategi perang kota melawan militer Israel.
Penggunaan IED sangat efektif mengganggu operasi militer Israel. IED berbiaya rendah dan mudah disembunyikan, menjadikannya alat yang berharga untuk peperangan asimetris. Dengan IED Hamas menargetkan kendaraan, patroli, dan instalasi militer Israel.
baca juga: Hacker Rusia Klaim Membantu Hamas Serang Israel
Dalam menyiapkan serangan, Hamas juga menggunakan strategi yang cerdik. Dilansir dari Reuters, strategi dimaksud adalah membangun permukiman tiruan Israel di Gaza sebagai sarana latihan pendaratan militer dan penyerbuan. Hamas pun membuat video persiapan tersebut.
Tapi Israel sudah terlalu percaya diri dan tidak menggubris serta meyakini Hamas tidak akan sampai melakukan konfrontasi. Respons Israel yang demikian terjadi karena di sisi lain Hamas membangun kesan pihaknya lebih fokus memperjuangkan nasib masyarakat Gaza agar mendapat lapangan pekerjaan dan tidak tertarik memulai serangan baru.
4.Melibatkan Spektrum Astagatra dan Pancagatra
Pengalaman bertempur dengan Israel, khususnya selama perang di Gaza tahun 2014, mengajarkan Hamas pentingnya implementasi perang perkotaan dan penggunaan infrastruktur sipil sebagai perisai. Pada Operasi Badai Al-Aqsa, Hamas menggunakan daerah padat penduduk sebagai lokasi peluncuran roket dan menyembunyikan senjata serta pusat komando dan kendali di bangunan sipil. Strategi ini tentu menyulitkan Israel, karena serangan terhadap masyarakat sipil merupakan pelanggaran hukum internasional.
baca juga: Madonna Mengutuk Serangan Hamas, Tegas Dukung Israel
Sejak pertempuran Jenin 2002,Hamas telah banyak berinvestasi membangun infrastruktur terowongan, membangun jaringan jalur bawah tanah yang luas yang memungkinkan mereka melewati pos pemeriksaan Israel dan melancarkan serangan dari lokasi yang tidak terduga. Serangan ini telah membawa kejutan ke tingkat yang baru. Melalui jaringan terowongan itulah Hamas memindahkan pejuang dan perbekalan, menghindari pasukan Israel, dan melancarkan serangan mendadak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda