Peran Polwan dalam Pelaksanaan Tugas Operasional dan Pembinaan

Jum'at, 01 September 2023 - 18:26 WIB
Tugas polwan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas polisi pria, yakni kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antarpelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan. Hal ini merupakan tantangan amat serius korps polisi wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri.

Polwan dan Lingkup Tugas

Dalam soal fenomena kesetaraan gender di lingkungan Polri, isu kesetaraan gender hingga saat ini kerap menjadi permasalahan di berbagai belahan dunia. Institusi Polri memberikan ruang dan kesempatan bagi jajarannya, baik polisi laki-laki dan polwan, untuk bisa memangku jabatan inspektur jenderal (irjen) sebagaimana dikuatkan oleh Mendagri Tito Karnavian sempat mendorong soal persamaan gender di institusi kepolisian.

Sebab, peran polisi wanita sangat luas dan dapat melampaui apa saja yang sudah dikerjakan di samping peran dalam menjaga ketertiban dan keamanan. Polisi wanita juga memiliki peranan yang sama pentingnya untuk memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat.

Dengan tugasnya yang luas itu, diharapkan persamaan gender kian dirasakan di institusi kepolisian di manapun. Kemampuan untuk bisa membuktikan bahwa polisi wanita sangat penting, ini menjadi bukti polisi wanita bisa menjadi pendorong agar peran wanita untuk persamaan gender itu jadi meningkat, terutama di negara-negara yang gender equality-nya belum begitu terlihat.

Perubahan di era digitalisasi pasti membawa dampak. Meskipun perubahan ke hal yang lebih baik, namun tetap ada ketidaknyamanan yang dirasakan. Ketidaknyamanan itulah yang harus diadaptasi menjadi kenyamanan.

Meningkatkan digital skills dengan memanfaatkan penggunaan media digital harus jadi prioritas polwan. Dengan biasa up to date dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, akan menjadikan polwan berpikir kritis dalam rangka memanfaatkan digitalisasi dengan maksimal.

Kecakapan digital yang serba canggih menjadikan semua hal serba praktis dan mudah, terutama terkait penyebaran informasi yang cepat. Polwan melakukan kegiatan melawan informasi yang belum tentu kebenarannya, melakukan pemantauan dan menindak akun-akun penyebar provokasi, SARA, hoaks, radikal, dan juga ujaran kebencian.

Karakteristik dunia digital yang tanpa batas saat ini telah memunculkan berbagai kejahatan yang patut diwaspadai. Salah satunya adalah kekerasan berbasis gender online.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan, perempuan perlu memiliki literasi digital yang cakap untuk melindungi diri di dunia maya dan mencegah dampak buruk dari internet. Bahwa kekerasan berbasis gender yang terjadi secara daring risikonya semakin meningkat di masa pandemi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More