Buku Haji 2023 Sudah Ditulis, Khadimul Hujjaj Bertekad Tahun Depan Lebih Baik
Jum'at, 14 Juli 2023 - 05:28 WIB
Abu Rokhmad Musaki
Koordinator Monev Haji 2023 dan Staf Ahli Menag RI
PROSESI haji ini ibarat buku. Banyak orang hanya membaca covernya saja. Beberapa orang membaca kata pengantar dan pendahuluannya. Lebih banyak lagi orang yang hanya mendengar dari kritikusnya. Dan sedikit sekali yang membacanya dengan utuh dan memahaminya. Kita berada di bagian mana…? ( Yaqut Cholil Qoumas , Menteri Agam a RI).
baca juga: Haji dan Humanisme
Kutipan di atas merupakan postingan Gusmen - biasa Yaqut Cholil Qoumas akrab disapa, di WAG Amirul Hajj 2023. Boleh jadi, postingan ini merupakan respon khusus atas komentar, kritik, keinginan dan pikiran anggota WAG, terutama untuk mengurai dinamika saat puncak haji (Arafah, Muzdalifah dan Mina/ Armuzna). Tetapi postingan itu mungkin merupakan tanggapan atas pendapat publik dan netizen di media sosial pada umumnya.
Gusmen sebenarnya masih bisa menambahkan satu kategori lagi. Yakni, orang yang tidak pernah membaca dan melihat, bahkan cover-nya saja sekalipun, tetapi mereka sangat aktif memberi komentar dan share dengan penuh kebencian dan berharap penyelenggaraan haji ini gagal total.
Soal menu makanan, AC, jumlah toilet dan ketersediaan air, tenda yang sesak dan terutama lagi keterlambatan Maktab menjemput di Muzdalifah hingga jemaah haji kepanasan sampai tengah bahkan sore hari menjadi konsen pemerintah. Gusmen berada di depan dan ambil tanggung jawab itu.
baca juga: Haji 2023, Catatan Jemaah Haji Indonesia dalam Angka
Sekalipun mitigasi kedaruratan selalu disiapkan dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah tidak pernah berharap skema kedaruratan diterapkan. Gusmen percaya betul bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan segala-galanya untuk menyambut dan melayani tamu-tamu Allah (duyuf al-rahman).
Koordinator Monev Haji 2023 dan Staf Ahli Menag RI
PROSESI haji ini ibarat buku. Banyak orang hanya membaca covernya saja. Beberapa orang membaca kata pengantar dan pendahuluannya. Lebih banyak lagi orang yang hanya mendengar dari kritikusnya. Dan sedikit sekali yang membacanya dengan utuh dan memahaminya. Kita berada di bagian mana…? ( Yaqut Cholil Qoumas , Menteri Agam a RI).
baca juga: Haji dan Humanisme
Kutipan di atas merupakan postingan Gusmen - biasa Yaqut Cholil Qoumas akrab disapa, di WAG Amirul Hajj 2023. Boleh jadi, postingan ini merupakan respon khusus atas komentar, kritik, keinginan dan pikiran anggota WAG, terutama untuk mengurai dinamika saat puncak haji (Arafah, Muzdalifah dan Mina/ Armuzna). Tetapi postingan itu mungkin merupakan tanggapan atas pendapat publik dan netizen di media sosial pada umumnya.
Gusmen sebenarnya masih bisa menambahkan satu kategori lagi. Yakni, orang yang tidak pernah membaca dan melihat, bahkan cover-nya saja sekalipun, tetapi mereka sangat aktif memberi komentar dan share dengan penuh kebencian dan berharap penyelenggaraan haji ini gagal total.
Soal menu makanan, AC, jumlah toilet dan ketersediaan air, tenda yang sesak dan terutama lagi keterlambatan Maktab menjemput di Muzdalifah hingga jemaah haji kepanasan sampai tengah bahkan sore hari menjadi konsen pemerintah. Gusmen berada di depan dan ambil tanggung jawab itu.
baca juga: Haji 2023, Catatan Jemaah Haji Indonesia dalam Angka
Sekalipun mitigasi kedaruratan selalu disiapkan dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah tidak pernah berharap skema kedaruratan diterapkan. Gusmen percaya betul bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan segala-galanya untuk menyambut dan melayani tamu-tamu Allah (duyuf al-rahman).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda