Piala Dunia U-17 untuk Persatuan Indonesia
Senin, 03 Juli 2023 - 07:02 WIB
MENPORA Dito Ariotedjo optimistis gelaran Piala Dunia U-17 2023 berjalan lancar. Selain karena Timnas Israel tidak masuk daftar negara kontestan, seluruh stake holder, termasuk kepala daerah, juga disebut telah bersepakat menyukseskan ajang bergengsi kelompok umur itu.
baca juga: Pembagian Pot Drawing Piala Dunia U-17 2023, Timnas Indonesia U-17 di Pot 1
Sebelumnya, secara mengejutkan Indonesia resmi ditetapkan federasi sepak bola dunia FIFA sebagai tuan rumahPiala Dunia U-17, menggantikan Peru yang dianggap tidak siap secara infrastruktur. Rencananya, perhelatan ini akan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
Kepercayaan yang kembali diberikan FIFA tersebut tentu diharapkan bisa mengobati kekecewaan penggemar sepak bola Tanah Air setelah batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Syukur-syukur Indonesia bukan hanya sukses sebagai penyelenggara, tapi Timnas U-17 juga bisa mewarnai kompetisi.
Namun, apakah optimisme Menpora bisa digaransi 100%. Sejujurnya belum sepenuhnya yakin. Trauma kegagalan Piala DuniaU-20 masih sangat membekas. Betapa tidak, persiapan yang sudah dilakukan tiga tahun dan punggawa Timnas U-19 sudah menjalani program pelatihan secara intensif, tiga bulan jelang gelaran bubar begitu saja karena dibatalkan FIFA.
baca juga: PSSI Tunjuk Bima Sakti Melatih Timnas Indonesia U-17 Hadapi Piala Dunia U-17 2023
Penolakan yang dilakukan sejumlah kalangan, termasuk dua kepala daerah yang ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan -Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster - sejatinya bukan alasan utama, hingga FIFA memutuskan pembatalan. Subtansi dibaliknya adalah adanya permainan politik dengan muara menjegal even tersebut.
Celakanya, latar waktu penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ini tidak berbeda dengan Piala Dunia U-20 . Bahkan, seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2024, yakni 14 Februari 2024, suasana politis pun semakin kental dan persaingan politik, khususnya di antara calon presiden pun pasti kian keras.
Sebagaimana lazimnya perilaku politisi negeri ini yang sangat pragmatis dan posisi politik sebagai panglima, upaya apapun bisa dilakukan demi mengamankan kepentingan para aktor politik, termasuk menggagalkan even internasional. Berebut panggung dan citra menjadi ajang pertarungan politik untuk mengamankan kemenangan.
baca juga: Pembagian Pot Drawing Piala Dunia U-17 2023, Timnas Indonesia U-17 di Pot 1
Sebelumnya, secara mengejutkan Indonesia resmi ditetapkan federasi sepak bola dunia FIFA sebagai tuan rumahPiala Dunia U-17, menggantikan Peru yang dianggap tidak siap secara infrastruktur. Rencananya, perhelatan ini akan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
Kepercayaan yang kembali diberikan FIFA tersebut tentu diharapkan bisa mengobati kekecewaan penggemar sepak bola Tanah Air setelah batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Syukur-syukur Indonesia bukan hanya sukses sebagai penyelenggara, tapi Timnas U-17 juga bisa mewarnai kompetisi.
Namun, apakah optimisme Menpora bisa digaransi 100%. Sejujurnya belum sepenuhnya yakin. Trauma kegagalan Piala DuniaU-20 masih sangat membekas. Betapa tidak, persiapan yang sudah dilakukan tiga tahun dan punggawa Timnas U-19 sudah menjalani program pelatihan secara intensif, tiga bulan jelang gelaran bubar begitu saja karena dibatalkan FIFA.
baca juga: PSSI Tunjuk Bima Sakti Melatih Timnas Indonesia U-17 Hadapi Piala Dunia U-17 2023
Penolakan yang dilakukan sejumlah kalangan, termasuk dua kepala daerah yang ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan -Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster - sejatinya bukan alasan utama, hingga FIFA memutuskan pembatalan. Subtansi dibaliknya adalah adanya permainan politik dengan muara menjegal even tersebut.
Celakanya, latar waktu penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ini tidak berbeda dengan Piala Dunia U-20 . Bahkan, seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2024, yakni 14 Februari 2024, suasana politis pun semakin kental dan persaingan politik, khususnya di antara calon presiden pun pasti kian keras.
Sebagaimana lazimnya perilaku politisi negeri ini yang sangat pragmatis dan posisi politik sebagai panglima, upaya apapun bisa dilakukan demi mengamankan kepentingan para aktor politik, termasuk menggagalkan even internasional. Berebut panggung dan citra menjadi ajang pertarungan politik untuk mengamankan kemenangan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda