Kampus Unggul Berwawasan Wirausaha Berbasis Nilai Agama
Kamis, 08 Juni 2023 - 12:53 WIB
Prof. Dr. Tedi Priatna, M.Ag
Guru Besar Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Praktisi Wirausaha Budidaya Bonsai
SAAT ini menjadi kebutuhan bagi pengelola perguruan tinggi untuk menyelenggarakan kampus unggul berwawasan wirausaha. Hal ini agar lulusannya mampu mandiri, bermanfaat pada sesama, kompeten, dan sanggup bersaing secara nasional bahkan global.
Entrepreneur atau wirausaha juga tidak lagi dipahami secara sempit, sekadar berbisnis secara ekonomi, mengejar keuntungan semata. Entrepreneur dipahami sebagai segala hal yang memberdayakan, menebar kemanfaatan dan berdimensi pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan layanan publik. Lahirlah apa yang disebut kewirausahaan sosial (sociopreneur), edupreneur, government entrepreneur, ecopreneur, technopreneur, dan academic entrepreneur.
Ada beberapa ciri dan komponen yang dapat dikenali pada kampus unggul dengan lulusan yang mandiri berwawasan wirausaha. Pertama, adanya program studi yang berorientasi pada kewirausahaan. Dirancang secara khusus dan fokus melalui penyajian mata kuliah tentang inovasi, pemberdayaan dan layanan, strategi pengembangan bisnis, manajemen sumber daya manusia, manajemen risiko, strategi pemasaran, kepemimpinan, strategi pemberdayaan, dan yang lainnya.
Mahasiswa diajak dan dilibatkan untuk menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam proyek-proyek nyata dalam berbisnis. Experiental learning (pembelajaran berbasis pengalaman) menjadi model. Mengalami langsung proses berjualan, menentukan harga, bernegosiasi bisnis dan seterusnya. Tidak hanya memiliki laboratorium bisnis, dilakukan juga pemagangan sehingga kompetensinya selaras dengan dunia usaha dan industri.
Kedua, tersedianya sentra riset dan inovasi yang berfungsi sebagai wadah dan semacam lapak untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif. Sentra ini menyediakan sumber daya, fasilitas, dan dukungan teknis bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan produk atau layanan baru. Mahasiswa juga dapat mengakses mentor dan pakar industri untuk membimbing mereka dalam proses inovasi dan pengembangan bisnis.
Ketiga, memiliki inkubator bisnis sebagai ruang kerja bersama bagi mahasiswa yang ingin memulai usaha mereka sendiri. Inkubator ini menyediakan akses ke fasilitas, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis, serta mentoring dan pendampingan dari para profesional bisnis yang berpengalaman.
Guru Besar Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Praktisi Wirausaha Budidaya Bonsai
SAAT ini menjadi kebutuhan bagi pengelola perguruan tinggi untuk menyelenggarakan kampus unggul berwawasan wirausaha. Hal ini agar lulusannya mampu mandiri, bermanfaat pada sesama, kompeten, dan sanggup bersaing secara nasional bahkan global.
Entrepreneur atau wirausaha juga tidak lagi dipahami secara sempit, sekadar berbisnis secara ekonomi, mengejar keuntungan semata. Entrepreneur dipahami sebagai segala hal yang memberdayakan, menebar kemanfaatan dan berdimensi pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan layanan publik. Lahirlah apa yang disebut kewirausahaan sosial (sociopreneur), edupreneur, government entrepreneur, ecopreneur, technopreneur, dan academic entrepreneur.
Ada beberapa ciri dan komponen yang dapat dikenali pada kampus unggul dengan lulusan yang mandiri berwawasan wirausaha. Pertama, adanya program studi yang berorientasi pada kewirausahaan. Dirancang secara khusus dan fokus melalui penyajian mata kuliah tentang inovasi, pemberdayaan dan layanan, strategi pengembangan bisnis, manajemen sumber daya manusia, manajemen risiko, strategi pemasaran, kepemimpinan, strategi pemberdayaan, dan yang lainnya.
Mahasiswa diajak dan dilibatkan untuk menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam proyek-proyek nyata dalam berbisnis. Experiental learning (pembelajaran berbasis pengalaman) menjadi model. Mengalami langsung proses berjualan, menentukan harga, bernegosiasi bisnis dan seterusnya. Tidak hanya memiliki laboratorium bisnis, dilakukan juga pemagangan sehingga kompetensinya selaras dengan dunia usaha dan industri.
Kedua, tersedianya sentra riset dan inovasi yang berfungsi sebagai wadah dan semacam lapak untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif. Sentra ini menyediakan sumber daya, fasilitas, dan dukungan teknis bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan produk atau layanan baru. Mahasiswa juga dapat mengakses mentor dan pakar industri untuk membimbing mereka dalam proses inovasi dan pengembangan bisnis.
Ketiga, memiliki inkubator bisnis sebagai ruang kerja bersama bagi mahasiswa yang ingin memulai usaha mereka sendiri. Inkubator ini menyediakan akses ke fasilitas, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis, serta mentoring dan pendampingan dari para profesional bisnis yang berpengalaman.
Lihat Juga :
tulis komentar anda