Kepahlawanan Kakek Anies Baswedan, Jadi Inspirasi Nama Jenderal TNI Paling Disegani saat Ini
Selasa, 21 Maret 2023 - 06:32 WIB
Seiring perjalanan waktu, lulus dari SMA Negeri 9 Bandung, Dudung memutuskan masuk Akademi Militer (Akmil). Meskipun saat itu Dudung diterima di Jurusan Teknik Pembangunan IKIP saat ini bernama Universitas Pendidikan Indonesia dan diterima di jurusan Matematika di Politeknik Mekanik Swiss.
Kerja keras Dudung selama pendidikan di kawah candradimuka Lembah Tidar membuah hasil. Lulus Akmil 1988 dengan pangkat Letnan Dua (Letda) Dudung mendapat tugas mengemban amanah sebagai Komandan Peleton III Kompi B Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bakti (Danton III/B Yonif-744 SBY) di Dili Timor Timur.
Selanjutnya Dudung menjabat Komandan Peleton I dan Kasiops di Yonif 741/WRT. Selanjutnya menjabat Komandan Kompi (Danki) Senapan A Batalyon Infanteri 741/Satya Bakti Wirrottama di Jemberana, Bali. Setelah tiga tahun menjabat Komandan Kompi, Dudung dipercaya menjadi Komandan Kelas Satuan Pendidikan Dasar Kecabangan Prajurit Karier Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri (Satdik Sarcab PK Pusdikif Pussenif).
Karier Dudung terus meningkat, dia kemudian diangkat menjadi Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) 410/Alugoro Kodam IV/Diponegoro. Kemudian Wadanyon Banteng Raider 401, Kasdim 0733/B/Dam IV/Diponegoro. Setelah mengikuti pendidikan Seskoad pada 2002, Dudung kemudian dipercaya menjadi Pabandya Operasi Staf Operasi Kodam II/Swj.
Dari situ, Dudung dimutasi menjadi Komandan Batalyon Infanteri 143/TWEJ di Lampung. Selanjutnya menjabat sebagai Dandim 0418/Palembang. Sempat menjabat Aspers Kodam VII/Wirabuana sekarang Kodam XIV/Hasanuddin, karier Dudung semakin cemerlang dengan menjabat sebagai Danrindam II/Swj kemudian Gubernur Akademi Militer (Akmil).
Dudung kemudian ditarik ke Jakarta dan dipercaya menjadi Pangdam Jaya. Keberhasilannya menjaga kondusivitas Ibu Kota Jakarta membuat karier Dudung semakin meroket. Baru setahun menjabat Pangdam Jaya, Dudung dipromosikan menjadi Pangkostrad sebelum akhirnya dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga saat ini.
Kerja keras Dudung selama pendidikan di kawah candradimuka Lembah Tidar membuah hasil. Lulus Akmil 1988 dengan pangkat Letnan Dua (Letda) Dudung mendapat tugas mengemban amanah sebagai Komandan Peleton III Kompi B Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bakti (Danton III/B Yonif-744 SBY) di Dili Timor Timur.
Selanjutnya Dudung menjabat Komandan Peleton I dan Kasiops di Yonif 741/WRT. Selanjutnya menjabat Komandan Kompi (Danki) Senapan A Batalyon Infanteri 741/Satya Bakti Wirrottama di Jemberana, Bali. Setelah tiga tahun menjabat Komandan Kompi, Dudung dipercaya menjadi Komandan Kelas Satuan Pendidikan Dasar Kecabangan Prajurit Karier Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri (Satdik Sarcab PK Pusdikif Pussenif).
Karier Dudung terus meningkat, dia kemudian diangkat menjadi Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) 410/Alugoro Kodam IV/Diponegoro. Kemudian Wadanyon Banteng Raider 401, Kasdim 0733/B/Dam IV/Diponegoro. Setelah mengikuti pendidikan Seskoad pada 2002, Dudung kemudian dipercaya menjadi Pabandya Operasi Staf Operasi Kodam II/Swj.
Dari situ, Dudung dimutasi menjadi Komandan Batalyon Infanteri 143/TWEJ di Lampung. Selanjutnya menjabat sebagai Dandim 0418/Palembang. Sempat menjabat Aspers Kodam VII/Wirabuana sekarang Kodam XIV/Hasanuddin, karier Dudung semakin cemerlang dengan menjabat sebagai Danrindam II/Swj kemudian Gubernur Akademi Militer (Akmil).
Dudung kemudian ditarik ke Jakarta dan dipercaya menjadi Pangdam Jaya. Keberhasilannya menjaga kondusivitas Ibu Kota Jakarta membuat karier Dudung semakin meroket. Baru setahun menjabat Pangdam Jaya, Dudung dipromosikan menjadi Pangkostrad sebelum akhirnya dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga saat ini.
(cip)
tulis komentar anda