Tiada Hari Tanpa (Urusan) Sepakbola
Rabu, 22 Februari 2023 - 05:57 WIB
Bukan Olahraga Biasa
Sepakbola setiap tahunnya menyedat perhatian publik di seantero jagat. Mencatat kecenderungan popularitasnya yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dan tercatat cabang olahraga yang paling banyak penggemarnya.
Sepakbola memang bukan olahraga biasa. Ada sejumlah alasan. Pertama, dalam buku berjudul : “Drama itu Bernama Sepakbola” karya Arif Natakusumah disebutkan, “bahwa masyarakat jurnalis olahraga di Eropa lebih mengenal negara kecil seperti Pantai Gading, Trinidad & Tobago daripada negara yang besar tetapi namanya tidak tercatat sebagai sebuah tim yang masuk di ajang Piala Dunia”.
Betapa prestasi sepakbola yang mengantarkan pada keikutsertaan dalam Piala Dunia itu juga dapat mengajarkan pemahaman geografi kepada masyarakat dunia secara efektif.
Kedua, sepakbola memiliki kandungan terlengkap sebagai cabang olahraga yang memenuhi unsur tontonan dan tuntunan. Sebagai tontonan, sepakbola bersifat atraktif dan berisi aneka manuver para pemainnya yang indah dan serba tak terduga.
Sepakbola sungguh sesuatu yang sangat menghibur sehingga wajar bila lebih dari 50% (bahkan beberapa sumber ada yang mengklaim 70%) penduduk bumi menggemarinya.
Sebagai tuntunan, sepakbola merepresentasikan miniatur kehidupan. Jika pendeteksian kualitas disiplin suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana masyarakatnya berdisiplin di jalan raya, maka karakter sebuah bangsa konon dapat terlihat dari bagaimana tipe karakter kesebelasan terbaik yang berhasil dibentuknya.
Ketiga, sepakbola memiliki fungsi pemantik semangat bagi setiap bangsa untuk mengembangkan kedahsyatan prestasi dan daya saing. Hal ini sangat relevan dengan bangsa-bangsa yang memiliki modalitas man power yang besar seperti Indonesia.
Keempat, merupakan cabang olahraga penyempurna atas capaian prestasi cabang olahraga lain di ajang olahraga multi-event. Di samping memiliki agenda rutin tahunan dalam single event, sepakbola juga selalu menjadi salah satu cabang olahraga yang dihadirkan pada multi-event. Walaupun tidak boleh ada diskriminasi kecabangan olahraga, namun faktanya sepakbola menjadi cabang olahraga yang seolah memiliki “kasta” tersendiri.
Kelima, memiliki pesona “keseksian” secara ekonomi dan politis. Sepakbola di dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak termasuk dalam 14 cabang olahraga prioritas. Tidak masuk prioritas bukan berarti tidak penting. Justru sepakbola bersama cabang olahraga bolabasket dan bolavoli, telah dinobatkan sebagai klaster “cabang olahraga mandiri” yang bisa tumbuh sebagai leading sector untuk implementasi sport industry.
Sepakbola setiap tahunnya menyedat perhatian publik di seantero jagat. Mencatat kecenderungan popularitasnya yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dan tercatat cabang olahraga yang paling banyak penggemarnya.
Sepakbola memang bukan olahraga biasa. Ada sejumlah alasan. Pertama, dalam buku berjudul : “Drama itu Bernama Sepakbola” karya Arif Natakusumah disebutkan, “bahwa masyarakat jurnalis olahraga di Eropa lebih mengenal negara kecil seperti Pantai Gading, Trinidad & Tobago daripada negara yang besar tetapi namanya tidak tercatat sebagai sebuah tim yang masuk di ajang Piala Dunia”.
Betapa prestasi sepakbola yang mengantarkan pada keikutsertaan dalam Piala Dunia itu juga dapat mengajarkan pemahaman geografi kepada masyarakat dunia secara efektif.
Kedua, sepakbola memiliki kandungan terlengkap sebagai cabang olahraga yang memenuhi unsur tontonan dan tuntunan. Sebagai tontonan, sepakbola bersifat atraktif dan berisi aneka manuver para pemainnya yang indah dan serba tak terduga.
Sepakbola sungguh sesuatu yang sangat menghibur sehingga wajar bila lebih dari 50% (bahkan beberapa sumber ada yang mengklaim 70%) penduduk bumi menggemarinya.
Sebagai tuntunan, sepakbola merepresentasikan miniatur kehidupan. Jika pendeteksian kualitas disiplin suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana masyarakatnya berdisiplin di jalan raya, maka karakter sebuah bangsa konon dapat terlihat dari bagaimana tipe karakter kesebelasan terbaik yang berhasil dibentuknya.
Ketiga, sepakbola memiliki fungsi pemantik semangat bagi setiap bangsa untuk mengembangkan kedahsyatan prestasi dan daya saing. Hal ini sangat relevan dengan bangsa-bangsa yang memiliki modalitas man power yang besar seperti Indonesia.
Keempat, merupakan cabang olahraga penyempurna atas capaian prestasi cabang olahraga lain di ajang olahraga multi-event. Di samping memiliki agenda rutin tahunan dalam single event, sepakbola juga selalu menjadi salah satu cabang olahraga yang dihadirkan pada multi-event. Walaupun tidak boleh ada diskriminasi kecabangan olahraga, namun faktanya sepakbola menjadi cabang olahraga yang seolah memiliki “kasta” tersendiri.
Kelima, memiliki pesona “keseksian” secara ekonomi dan politis. Sepakbola di dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tidak termasuk dalam 14 cabang olahraga prioritas. Tidak masuk prioritas bukan berarti tidak penting. Justru sepakbola bersama cabang olahraga bolabasket dan bolavoli, telah dinobatkan sebagai klaster “cabang olahraga mandiri” yang bisa tumbuh sebagai leading sector untuk implementasi sport industry.
tulis komentar anda