Lulus AAU dan Akmil, Petunjuk Sholat Istikharah Tuntun Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus hingga KSAD
Senin, 13 Februari 2023 - 06:20 WIB
Jabat Danjen Kopassus hingga KSAD
Lulus dari Akmil Magelang, Subagyo memulai karier militernya di Korps Baret Merah Kopassus yang saat itu bernama Kopassanda. Pada 1972, diawal tugasnya Subagyo dikirim ke medan operasi di Kalimantan Barat untuk menumpas kelompok bersenjata PGRS/Paraku.
Sukses menjalankan tugas operasi sebagai Danton 1 Kompi 2 Grup 2 Kopassus, Subagyo kemudian pindah ke Grup 3 Kopassus, Dan Karsa Yudha 2 Grup 4. Termasuk menjadi Dandenpur 13 Grup 1 Serang hingga menjadi Wadan Grup 2 Kartasura, Solo.
Pada Maret 1980, Subagyo yang kala itu berpangkat Kapten kemudian mendapat tugas operasi di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste sebagai Komandan Nanggala 41. Kesuksesannya menjalankan setiap tugas yang diembannya membuat kariernya terus menanjak. Bahkan, Subagyo menjadi salah satu prajurit Kopassus yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat Operasi Woyla di Bandara Don Mueang, Thailand pada 1981.
Subagyo kemudian mendapat tugas sebagai Komandan Satuan Pengamanan (Dansatpam) Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres). Setelah dua tahun menjabat Dansatpam Palwapres selama dua tahun, Subagyo diangkat menjadi Komandan Grup A Paspampres. Selama sembilan tahun betugas di lingkaran Istana Kepresidenan membuat Subagyo menjadi orang dekat Presiden Soeharto. Tidak cuma itu, penugasannya itu memberikan sinar bagi karier di TNI karena selalu berdekatan dengan orang nomor satu di Tanah Air.
Jenderal TNI Subagyo HS dilantik Presiden Soeharto menjadi KSAD. Foto/istimewa
Pada 1993, Subagyo kemudian dipindah menjadi Paban D-2 Bais. Baru setahun bertugas, Subagyo kemudian diangkat menjadi Kepala Pengamanan dan Sandi Angkatan Darat (Kadispamsanad). Pengangkatan tersebut membuat Subagyo menjadi satu-satunya lulusan Akmil 1970 yang menyandang pangkat jenderal.
Baru tiga bulan menyandang pangkat Brigjen TNI, Subagyo kemudian dipercaya menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Setelah memimpin pasukan Korps Baret Merah, Subagyo selanjutnya diangkat menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Dengan jabatan barunya tersebut, pangkat Subagyo naik menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.
Pengalamannya di medan operasi sebagai prajurit pasukan khusus memberikan pelajaran berharga saat menjalankan tugas teritorial. Terbukti Subagyo berhasil meredam kerusuhan massa di Pekalongan. Subagyo juga berhasil menjaga kelancaran prosesi pemakaman Ibu Negara yakni, Ibu Tien Soeharto.
Lulus dari Akmil Magelang, Subagyo memulai karier militernya di Korps Baret Merah Kopassus yang saat itu bernama Kopassanda. Pada 1972, diawal tugasnya Subagyo dikirim ke medan operasi di Kalimantan Barat untuk menumpas kelompok bersenjata PGRS/Paraku.
Sukses menjalankan tugas operasi sebagai Danton 1 Kompi 2 Grup 2 Kopassus, Subagyo kemudian pindah ke Grup 3 Kopassus, Dan Karsa Yudha 2 Grup 4. Termasuk menjadi Dandenpur 13 Grup 1 Serang hingga menjadi Wadan Grup 2 Kartasura, Solo.
Pada Maret 1980, Subagyo yang kala itu berpangkat Kapten kemudian mendapat tugas operasi di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste sebagai Komandan Nanggala 41. Kesuksesannya menjalankan setiap tugas yang diembannya membuat kariernya terus menanjak. Bahkan, Subagyo menjadi salah satu prajurit Kopassus yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat Operasi Woyla di Bandara Don Mueang, Thailand pada 1981.
Subagyo kemudian mendapat tugas sebagai Komandan Satuan Pengamanan (Dansatpam) Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres). Setelah dua tahun menjabat Dansatpam Palwapres selama dua tahun, Subagyo diangkat menjadi Komandan Grup A Paspampres. Selama sembilan tahun betugas di lingkaran Istana Kepresidenan membuat Subagyo menjadi orang dekat Presiden Soeharto. Tidak cuma itu, penugasannya itu memberikan sinar bagi karier di TNI karena selalu berdekatan dengan orang nomor satu di Tanah Air.
Jenderal TNI Subagyo HS dilantik Presiden Soeharto menjadi KSAD. Foto/istimewa
Pada 1993, Subagyo kemudian dipindah menjadi Paban D-2 Bais. Baru setahun bertugas, Subagyo kemudian diangkat menjadi Kepala Pengamanan dan Sandi Angkatan Darat (Kadispamsanad). Pengangkatan tersebut membuat Subagyo menjadi satu-satunya lulusan Akmil 1970 yang menyandang pangkat jenderal.
Baru tiga bulan menyandang pangkat Brigjen TNI, Subagyo kemudian dipercaya menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Setelah memimpin pasukan Korps Baret Merah, Subagyo selanjutnya diangkat menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Dengan jabatan barunya tersebut, pangkat Subagyo naik menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.
Pengalamannya di medan operasi sebagai prajurit pasukan khusus memberikan pelajaran berharga saat menjalankan tugas teritorial. Terbukti Subagyo berhasil meredam kerusuhan massa di Pekalongan. Subagyo juga berhasil menjaga kelancaran prosesi pemakaman Ibu Negara yakni, Ibu Tien Soeharto.
tulis komentar anda