Meramu Kota Sehat, Meredam Korona

Selasa, 17 Maret 2020 - 05:35 WIB
Meramu Kota Sehat, Meredam...
Meramu Kota Sehat, Meredam Korona
A A A
Nirwono Joga

Pusat Studi Perkotaan

KOTA sehat laksana organisme hidup yang kompleks, bernapas, bertumbuh, dan terus-menerus berubah, mengembangkan sumber daya alam dan manusia, sehingga warganya saling mendukung dalam memaksimalkan potensi kota. Penyebaran wabah korona yang tengah merajalela merupakan momentum pemerintah untuk membangun kembali budaya hidup sehat dan mewujudkan kota sehat. Pemerintah harus melakukan berbagai strategi mitigasi, adaptasi, dan antisipasi terhadap penyebaran virus korona yang masuk dalam kategori bencana nonalam.

Pemerintah harus melakukan pemetaan populasi dan daerah rentan penyebaran virus korona di tingkat wilayah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah melaksanakan sosialisasi dan advokasi di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, hingga RT/RW. Pemerintah daerah segera membentuk sistem tanggap bencana nonalam sektor kesehatan, menyiapkan peraturan berbasis pemberdayaan masyarakat, meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan, serta melakukan pencegahan dan pengendalian virus korona.

Berbekal rencana strategis Kementerian Kesehatan dan peta jalan sektor kesehatan, pemerintah harus membangun budaya hidup sehat dan kota sehat. Budaya hidup sehat harus dimulai dari lingkup paling kecil yakni rumah tangga dan keluarga. Rumah yang sehat didukung budaya hidup sehat akan melahirkan keluarga dan warga yang sehat.

Warga dapat merenovasi bangunan rumah masing-masing agar sehat dan layak huni (bedah rumah) secara mandiri dengan semangat gotong royong. Konstruksi bangunan rumah diarahkan memenuhi persyaratan rumah sehat dengan banyak bukaan ruang. Rumah sehat tidak harus mewah dan mahal, rumah sederhana dengan desain yang cerdas menyediakan bukaan yang banyak untuk kelancaran udara segar dan cahaya mentari menerangi ruangan.Ruang dapur dan ruang makan harus bersih dan kamar mandi harus kering dan higienis.

Ruangan dalam rumah yang tertata rapi, lantai dan dinding rumah yang bersih, serta beberapa pot tanaman akan menghadirkan ruang sehat yang nyaman untuk anak-anak belajar atau orangtua bekerja di rumah. Dukungan jaringan internet dan listrik yang memadai tentu akan memperlancar kegiatan belajar atau bekerja daring dari rumah sesuai anjuran pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.Mulai dari rumah ditanamkan kebiasaan mencuci tangan setiap kali sebelum dan setelah makan, setelah mencuci piring dan gelas. Rutinitas mandi pagi dan sore/malam juga bagian dari membangun budaya membersihkan diri. Bagi umat muslim, kegiatan berwudu sebelum salat juga merupakan membangun budaya hidup bersih.

Menghidangkan makanan dan minuman yang sehat, higienis, dan bergizi di rumah juga turut membangun pola makan dan minum yang sehat bagi seluruh anggota keluarga. Kebiasaan makan dan minum sehat ini juga harus dibawa saat keluar rumah,ke sekolah atau kantor untuk tetap memilih makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.Warga didorong membuat kebun sayuran, apotek hidup, dan taman di lingkungan rumah. Warga didorong untuk lebih banyak beraktivitas di taman, berolahraga, melakukan relaksasi dan refleksi. Warga didorong berjalan kaki atau bersepeda dalam jarak dekat ke tempat tujuan, sambil olah tubuh agar selalu sehat dan bugar dalam belajar, bekerja, dan berkarya.

Prinsip membangun rumah sehat dan budaya hidup sehat ini harus menular dan menyebar ke lingkungan sekitar mulai tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan, hingga kota.Budaya hidup sehat yang sudah ditanamkan dari rumah juga harus ditularkan dan disebarkan ke mana pun kita berada, baik di sekolah, kantor, rumah ibadah, pasar, rumah makan, terminal/stasiun/halte, maupun ruang publik lain.

Pemerintah juga harus mulai membenahi kawasan rentan kesehatan terutama di kantong-kantong pemukiman kumuh, seperti kawasan tepi pantai, bantaran sungai, sekitar situ atau danau, serta kawasan padat bangunan dan padat penduduk di tengah kota. Pemerintah harus meremajakan kawasan kumuh yang bertujuan menyehatkan lingkungan kota dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Pemerintah harus menyediakan akses air bersih dan sanitasi yang higienis, memperbaiki dan merawat saluran air, membangun jaringan air limbah secara terpadu, tempat pengolahan sampah ramah lingkungan. Jalan dirancang sebagai jalur evakuasi dan ruang terbuka (taman, kebun, lapangan olahraga) untuk tempat berinteraksi sosial, edukasi, ekologis, dan evakuasi bencana (gempa dan kebakaran). Perumahan yang lokasinya tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota, perlu segera diperiksa posisinya dalam peta rawan bencana. Jika lokasi berada di kawasan rawan bencana, demi keamanan dan keselamatan masyarakat, perumahan harus direlokasi ke kawasan yang lebih aman dan layak huni.

Rekayasa sosial diperlukan untuk memfasilitasi proses peremajaan kawasan sejak diskusi umbar gagasan, perencanaan, pelaksanaan, hingga pemanfaatan lahan. Pemerintah (pusat, provinsi, kota/kabupaten) dapat menyediakan lahan negara yang tidak jauh dari lokasi peremajaan kawasan yang akan ditata dan dibangun secara bertahap.

Kota sehat dirancang mampu memperkuat kesehatan dan kualitas hidup penghuni kota.Kebiasaan menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan tempat beraktivitas, rajin berolahraga, menyantap makanan bergizi, serta istirahat yang cukup sudah harus menjadi budaya hidup sehat di kota sehat. Bersama meredam wabah korona dengan membiasakan hidup sehat dan membangun kota sehat. Semoga!
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1753 seconds (0.1#10.140)