Kita Mesti Tentukan Daya Saing
A
A
A
NAJIB Razak mengungkap berbagai kebijakan ekonomi Malaysia dalam menghadapi pelemahan ekonomi global serta bagaimana berperan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), termasuk ketertarikannya untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
Menurut dia, kerja sama lebih erat antara Malaysia dan Indonesia akan membuat kedua negara mendapatkan manfaat yang besar. Berikut ini selengkapnya wawancara khusus KORAN SINDO dan iNewsTV dengan Najib di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu, 6 April 2016.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi perlambatan ekonomi. Apakah Malaysia juga mengalami hal yang sama seperti di Indonesia?
Ya kita memang ada sebab external condition (kondisi eksternal), luaran tu hampir sama. Sama dengan Malaysia, Indonesia ataupun negara lain kita dengan ekonomi dunia.
Faktor-faktor seperti penurunan harga minyak yang begitu mendadak sekali, penguncupan ekonomi China, dan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Semua ini faktor-faktor yang memengaruhi prestasi ekonomi Malaysia dan Indonesia. Soalnya kita tak boleh kawal external factor.
Tapi kita boleh membuat sesuatu untuk memperkukuhkan apa yang kita sebut sebagai national resilience (ketangguhan nasional), domestic economie resilience (ketangguhan ekonomi domestik) dan dasar-dasar yang boleh membuat adjustment (penilaian) berdasarkan pada faktor luar. Karena itulah yang telah kami lakukan di Malaysia agar kesan eksternal yang saya sebutkan tadi tidaklah begitu memberi kesan yang begitu mendalam kepada rakyat.
Bagaimana langkah Malaysia mengantisipasi perubahan ekonomi global yang drastis ini?
Ya setahun sudah kita mencapai angka pertumbuhan 5%. Tahun ini kita jangkau antara 4% hingga 6%. Yang penting ialah bagi kita untuk menentukan fundamentalis kita.
Fundamentalis kita haruslah kita pokok kan. Apa fundamentalis kita, termasuklah kita punya dasar fiskal kita. Maknanya umpamanya kita punya perbelanjaan kita, utang negara kita, insentif-insentif yang kita berikan, kita, monetery policy kita.
Semuanya mestilah kita lakukan ke arah konsolidasi fiskal dan monetery policy (kebijakan fiskal) yang boleh membantu ke arah merangsangkan ekonomi domestik.
Bagaimana langkah-langkah Malaysia melakukan penguatan ekonomi lokal di tengah gempuran barang dan modal besar dari luar negeri?
Ya kita mesti tentukan daya saing kita. Makna kita mesti coba untuk tingkatkan ekspor kita dan kita patut melihat pada peranan SME (Small Medium Enterprise /UMKM), bukan saja dari segi ekspor makanan tapi bila kita punyai e-pelaboran . Katalah MNC multinasional melabor di Malaysia. Kita coba galakkan MNC itu membeli pada vendor vendor SME tempatan. Jadi sudah ada apa yang dikatakan local economy.
Kedua kita mesti melihat pada infrastruktur dan logistik. Sebab kalau mereka invest di Malaysia, ada banyak negara, invest infrastruktur dan logistik itu penting dan juga soal broadband , insentif, termasuk insentif cukai dan sebagainya.
Benarkah Malaysia memperberat syarat bagi pihak luar yang ingin berinvestasi di sini?
Ya kita mesti ada keseimbangan. Maknanya siapa yang mau invest mesti menentukan bahwa mereka akan dapat ulangan. Ulangan yang menggalakkan. Dan kini mereka akan memilih antara beberapa lokasi.
Mereka akan melihat bagaimana potensi di Malaysia berbanding dengan Meksiko, berbanding dengan negara-negara lain. Bukan saja di rantau, tapi di seluruh dunia. Jadi kita mesti melihat competitive advantage (kelebihan daya saing) kita berbanding dengan lokasi dan negara-negara yang lain.
Menurut dia, kerja sama lebih erat antara Malaysia dan Indonesia akan membuat kedua negara mendapatkan manfaat yang besar. Berikut ini selengkapnya wawancara khusus KORAN SINDO dan iNewsTV dengan Najib di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu, 6 April 2016.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi perlambatan ekonomi. Apakah Malaysia juga mengalami hal yang sama seperti di Indonesia?
Ya kita memang ada sebab external condition (kondisi eksternal), luaran tu hampir sama. Sama dengan Malaysia, Indonesia ataupun negara lain kita dengan ekonomi dunia.
Faktor-faktor seperti penurunan harga minyak yang begitu mendadak sekali, penguncupan ekonomi China, dan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Semua ini faktor-faktor yang memengaruhi prestasi ekonomi Malaysia dan Indonesia. Soalnya kita tak boleh kawal external factor.
Tapi kita boleh membuat sesuatu untuk memperkukuhkan apa yang kita sebut sebagai national resilience (ketangguhan nasional), domestic economie resilience (ketangguhan ekonomi domestik) dan dasar-dasar yang boleh membuat adjustment (penilaian) berdasarkan pada faktor luar. Karena itulah yang telah kami lakukan di Malaysia agar kesan eksternal yang saya sebutkan tadi tidaklah begitu memberi kesan yang begitu mendalam kepada rakyat.
Bagaimana langkah Malaysia mengantisipasi perubahan ekonomi global yang drastis ini?
Ya setahun sudah kita mencapai angka pertumbuhan 5%. Tahun ini kita jangkau antara 4% hingga 6%. Yang penting ialah bagi kita untuk menentukan fundamentalis kita.
Fundamentalis kita haruslah kita pokok kan. Apa fundamentalis kita, termasuklah kita punya dasar fiskal kita. Maknanya umpamanya kita punya perbelanjaan kita, utang negara kita, insentif-insentif yang kita berikan, kita, monetery policy kita.
Semuanya mestilah kita lakukan ke arah konsolidasi fiskal dan monetery policy (kebijakan fiskal) yang boleh membantu ke arah merangsangkan ekonomi domestik.
Bagaimana langkah-langkah Malaysia melakukan penguatan ekonomi lokal di tengah gempuran barang dan modal besar dari luar negeri?
Ya kita mesti tentukan daya saing kita. Makna kita mesti coba untuk tingkatkan ekspor kita dan kita patut melihat pada peranan SME (Small Medium Enterprise /UMKM), bukan saja dari segi ekspor makanan tapi bila kita punyai e-pelaboran . Katalah MNC multinasional melabor di Malaysia. Kita coba galakkan MNC itu membeli pada vendor vendor SME tempatan. Jadi sudah ada apa yang dikatakan local economy.
Kedua kita mesti melihat pada infrastruktur dan logistik. Sebab kalau mereka invest di Malaysia, ada banyak negara, invest infrastruktur dan logistik itu penting dan juga soal broadband , insentif, termasuk insentif cukai dan sebagainya.
Benarkah Malaysia memperberat syarat bagi pihak luar yang ingin berinvestasi di sini?
Ya kita mesti ada keseimbangan. Maknanya siapa yang mau invest mesti menentukan bahwa mereka akan dapat ulangan. Ulangan yang menggalakkan. Dan kini mereka akan memilih antara beberapa lokasi.
Mereka akan melihat bagaimana potensi di Malaysia berbanding dengan Meksiko, berbanding dengan negara-negara lain. Bukan saja di rantau, tapi di seluruh dunia. Jadi kita mesti melihat competitive advantage (kelebihan daya saing) kita berbanding dengan lokasi dan negara-negara yang lain.
(kur)