Shaka Foundation dan TRE Indonesia Kirim Tim Healing Bantu Korban Gempa Cianjur

Kamis, 08 Desember 2022 - 19:37 WIB
loading...
Shaka Foundation dan TRE Indonesia Kirim Tim Healing Bantu Korban Gempa Cianjur
Shaka Foundation dan TRE Indonesia kirim tim healing untuk membantu korban gempa Cianjur, Jawa Barat. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bencana gempa bumi berkekuatan M5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu menimbulkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, bahkan kerabat dan anggota keluarga.

Peristiwa ini menimbulkan trauma serta tekanan mental tersendiri. Untuk membantu para korban bencana gempa bumi, Tim Shaka Foundation menginisiasi program pelatihan trauma healing. “Kami berkoordinasi dengan Denny Andrian dari Moeldoko Center yang juga merupakan penasehat Shaka Foundation. Program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Jabar Quick Response,” kata Founder TRE Indonesia and Shaka Foundation Hindra Gunawan, Kamis (8/12/2022).

Shaka Foundation adalah sebuah yayasan nirlaba asal Indonesia yang didirikan sejak 2019 dengan tujuan utama membantu setiap individu melepaskan stres akibat peristiwa traumatis, termasuk bencana alam. Maka, dengan membawa metode Trauma and stress Releasing Exercise (TRE).



Tim Shaka Foundation dan TRE Indonesia hadir di Kabupaten Cianjur selama 3 hari terhitung mulai 6 - 8 Desember 2022 sebagai usaha untuk membantu para korban secara emosional dan menguatkan mental mereka sehingga tiap individu dapat merasa lebih tenang, ikhlas, pasrah, dan dapat segera kembali bangkit untuk menghadapi hari-harinya dengan penuh semangat.



”TRE adalah sebuah teknik yang menggunakan kecerdasan tubuh dengan membiarkan tubuh bergetar. Getaran ini adalah cara tubuh untuk melepaskan stres, tekanan, ketegangan dan emosi yang terakumulasi berkepanjangan dalam tubuh manusia. Aman untuk dilakukan oleh anak kecil dan orang dewasa, metode self healing ini dapat dipraktikkan sendiri seumur hidup setelah mendapatkan satu kali pelatihan dan pendampingan dari Tim TRE Indonesia,” katanya.

Hindra menilai para korban terlihat sangat guyub dan saling peduli satu sama lain. ”Mereka welcome sekali, sangat mudah diajak kerja sama dan bahkan kepala desa sendiri ikut turun membantu kami berinteraksi dengan para korban. Beberapa Relawan dan Ibu-Ibu di sini juga menemani kami dari pagi sampai sore untuk pindah dari satu tenda ke tenda lain dan memberikan pelatihan,” katanya.

Hindra menyebut, setidaknya 310 orang termasuk anak-anak mengikuti pelatihan TRE ini. Dampaknya pun bisa dirasakan langsung oleh para peserta. Setelah menjalani pelatihan, mereka terlihat lebih tenang dan bahagia, setelah sebelumnya merasa was-was akan ada gempa susulan.

“Banyak korban yang susah tidur karena merasakan hatinya tidak tenang. Hebatnya TRE, kita tidak perlu menceritakan masalah yang sedang kita alami atau tahu apa sumber masalah yang bisa membuat kita stres. Tidak perlu nasehat juga. Hanya perlu dipicu dengan beberapa gerakan sederhana seperti senam, maka tubuh kita sendiri yang akan secara otomatis melakukan gerakan yang diperlukan untuk melepaskan trauma itu,” ucapnya.

Hindra menyebut, anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka terlihat bergembira dan banyak tertawa pada saat dan sesudah mengikuti pelatihan TRE. Hal itu terjadi karena pelepasan trauma sudah terjadi pada saat tubuh mereka bergetar.

”Bahkan ketika kami kembali lagi ke tenda yang sama untuk membagikan TRE kepada yang belum sempat ikut sebelumnya, karena banyak korban juga yang sudah bekerja di sawah saat kedatangan kami tadi. Nah, anak-anak yang sudah ikut tadi mau ikut lagi untuk kedua kalinya, dan waktu kami tanya, kenapa mau ikut lagi, mereka bilang habis ikutan tadi rasanya enak, jadi mau ikut terus,” ujarnya.

Ruby salah seorang anak korban gempa yang mengikuti pelatihan TRE pada awalnya menutupi telinga dengan kedua tangannya. Ketika selesai, Ruby bercerita sebelumnya dirinya takut mendengar suara teriakan orang. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, dirinya sudah tidak takut lagi mendengar suara yang keras.

“Jadi kenapa mereka mau lagi? ini menunjukkan bahwa pelepasan trauma melalui TRE membuat mereka merasa nyaman, rileks, perasaan jadi lega dan tenang. Efek ini langsung mereka rasakan saat dan sesudah pelatihan. Pelatihan ini tanpa perlu nasihat dan ini sangat natural, murni dari tubuh sendiri berdasarkan kecerdasan tubuh yang dikaruniakan Tuhan kepada kita,” katanya.

Beberapa korban dan Relawan juga merasakan dampak yang luar biasa dari pelatihan ini. Mereka yang tadinya merasa sering sakit kepala, pusing, atau badannya pegal-pegal sudah merasa problem fisiknya berkurang. Kini mereka merasa bugar dan bisa tidur nyenyak hanya dengan mengikuti latihan.

“Aksi sosial kunjungan healing seperti ini bukan baru saja dilakukan. Sebelumnya, mereka juga melakukan kegiatan serupa ke di Lumanjang saat erupsi Gunung Semeru, gempa Lombok dan sebagainya,” paparnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2030 seconds (0.1#10.140)