Penulis Berdedikasi, Musdah Mulia dan Eka Budianta Dianugerahi Satupena Awards 2022
loading...
A
A
A
Selain dikenal sebagai seorang penulis senior yang banyak menghasilkan karya sastra, utamanya puisi dan prosa, Eka Budianta juga berperan serta menumbuhkan penyair serta penulis muda melalui Yayasan Pustaka Sastra yang dia dirikan bersama F Rahardi.
Aktif menulis cerpen dan puisi sejak di bangku SMA hingga saat ini, dia telah menulis lebih dari 40 buku, baik kumpulan puisi maupun cerpen. Eka juga mendedikasikan hidupnya untuk dunia kepenulisan.
Dia pernah menjadi wartawan Majalah Tempo (1980-1983), koresponden koran Jepang Yomiuri Shimbun (1984-1986), dan menjadi kolumnis di majalah Trubus hingga sekarang. Dia juga tercatat pernah mengikuti Iowa Writers Program di Iowa, Amerika Serikat. Hingga saat ini, Eka masih aktif menulis di sejumlah media massa.
Bukunya yang berjudul “Cerita di Kebun Kopi” (Balai Pustaka, 1981) dinyatakan oleh pemerintah sebagai bacaan di sekolah, sedangkan buku “Sejuta Milyar Satu” dipilih sebagai bahan literatur tambahan dan mendapat penghargaan khusus dari Dewan Kesenian Jakarta tahun 1985.
Bahkan Prof Dr A Teeuw dalam bukunya Modern Indonesian Literature II (The Hague, 1979) pernah meramalkan bahwa nama Eka Budianta akan menjadi penulis besar dalam dekade 1980-an.
Denny JA menjelaskan para penerima penghargaan tersebut akan mendapatkan hadiah berupa sertifikat dan uang tunai masing-masing senilai Rp35 juta. Penyerahan penghargaan akan dilaksanakan dalam acara Satupena Awards 2022 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Aktif menulis cerpen dan puisi sejak di bangku SMA hingga saat ini, dia telah menulis lebih dari 40 buku, baik kumpulan puisi maupun cerpen. Eka juga mendedikasikan hidupnya untuk dunia kepenulisan.
Dia pernah menjadi wartawan Majalah Tempo (1980-1983), koresponden koran Jepang Yomiuri Shimbun (1984-1986), dan menjadi kolumnis di majalah Trubus hingga sekarang. Dia juga tercatat pernah mengikuti Iowa Writers Program di Iowa, Amerika Serikat. Hingga saat ini, Eka masih aktif menulis di sejumlah media massa.
Bukunya yang berjudul “Cerita di Kebun Kopi” (Balai Pustaka, 1981) dinyatakan oleh pemerintah sebagai bacaan di sekolah, sedangkan buku “Sejuta Milyar Satu” dipilih sebagai bahan literatur tambahan dan mendapat penghargaan khusus dari Dewan Kesenian Jakarta tahun 1985.
Bahkan Prof Dr A Teeuw dalam bukunya Modern Indonesian Literature II (The Hague, 1979) pernah meramalkan bahwa nama Eka Budianta akan menjadi penulis besar dalam dekade 1980-an.
Denny JA menjelaskan para penerima penghargaan tersebut akan mendapatkan hadiah berupa sertifikat dan uang tunai masing-masing senilai Rp35 juta. Penyerahan penghargaan akan dilaksanakan dalam acara Satupena Awards 2022 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
(kri)