Indonesia Punya Resep Mujarab Lawan Covid-19

Kamis, 09 Juli 2020 - 07:22 WIB
loading...
A A A
Dia pun menegaskan bahwa kalung aromaterapi ini bukan vaksin, melainkan inhaler tropical. "Sebenarnya isi kalung itu sama dengan formula yang untuk inhaler. Namun kalau inhaler ukurannya kecil, kadang kita lupa menyimpan atau terselip di mana saat kita akan menggunakannya. Ini (kalung antivirus corona) hanya sampel, perlu dipertegas dan dijelaskan masyarakat juga bahwa ini bukan obat, tapi untuk mengurangi paparan dari gejala (Covid-19) dan juga bukan vaksin," terang Fadjry.

Resep penolak Covid-19 juga muncul di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Kampus yang dikenal sebagai penghasil dokter-dokter terbaik di Indonesia ini mengembangkan sejumlah penelitian terkait bahan-bahan yang efektif dalam melawan corona.

Untuk meningkatkan imunitas, misalnya, para peneliti Unair menyarankan warga agar banyak mengonsumsi empon-empon. Anjuran ini kemudian direspons positif Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Dapur umum pun dibuat di area Balai Kota Surabaya. Setiap hari beberapa petugas memproduksi salah satu empon-empon untuk dijadikan minuman pokak.

Minuman itu pun dibagikan gratis kepada para warga sampai saat ini dengan disertai telur rebus. Bahkan, warga yang melakukan isolasi mandiri di tiap rumah juga selalu dikirim setiap hari. “Minuman pokak ini berbahan dasar jahe, sereh, kapulaga, kayumanis. Rasanya enak manis, sedikit pedas dari jahenya. Ini kita masak selama tiga jam,” kata Risma. (Baca juga: Terkonfirmasi, Turki Tes S-400 Rusia dengan Jet Tempur Buatan AS)

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Prof Dr Mangestuti Agil MS Apt yang fokus terhadap kajian obat-obatan tradisional menuturkan, satu hal penting untuk menguatkan imunitas atau kekebalan tubuh adalah dengan mengonsumsi rempah-rempah tradisional atau yang bisa disebut empon-empon. Keberadaan empon-empon sudah lama menjadi bagian dari tradisi masyarakat di Indonesia. “Kunyit misalnya. Rempah yang satu ini memiliki antioksidan yang sangat baik untuk menguatkan kekebalan tubuh,” kata Mangestuti.

Ia melanjutkan, ada juga jahe yang memiliki khasiat tinggi. Jika tidak ada waktu membuat minuman dari kunyit maka bisa membuat minuman dari jahe. Ada juga minuman herbal pokak yang memiliki kegunaan untuk menguatkan kekebalan tubuh. “Sudah sedari dulu empon-empon menjadi bagian dari Indonesia. Masalahnya, belum banyak masyarakat kita yang menaruh perhatian. Meski di era sekarang semua khasiat sudah teruji, diperlukan perhatian kita untuk kembali mengoptimalkan rempah-rempah yang ada di sekitar kita,” ucapnya.

Pihaknya ingin kembali merenungkan cara hidup sehat yang sudah diwariskan oleh pendahulu. Bahan alam itu akan selalu lebih cepat diterima dan menyatu dengan tubuh. “Ini sudah menjadi hukum alam. Asalkan semua dikonsumi dengan teratur dan rutin. Minimal tiga kali dalam seminggu,” jelasnya.

Selain empon-empon, para peneliti dari Universitas Airlangga juga menemukan obat pencegahan Covid-19. Temuan itu berupa lima kombinasi regimen obat yang berasal dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran dan berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19. Temuan kombinasi obat ini menjadi angin segar bagi penanganan virus corona di Indonesia. Beberapa warga pun terus berburu resep yang tepat karena mereka tak mau diisolasi di rumah sakit. (Baca juga:17 Tahun Buron, Pelarian Maria Lumowa Berakhir di Serbia)

Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih menuturkan, para peneliti di Universitas Airlangga menemukan lima kombinasi regimen obat. Penemuan regimen itu terdiri atas obat-obat yang sudah beredar di pasaran. Maka itu, obat tersebut bisa langsung digunakan. Kelima regimen kombinasi itu yakni lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, lopinavir/ritonavir dengan doxycycline, lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne, hydroxychloroquine dengan doxycycline.

Nasih menambahkan, penggunaan lima regimen kombinasi obat itu terjamin dan aman digunakan, lantaran berbahan dari obat yang telah lolos uji klinis fase 3 dan terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0862 seconds (0.1#10.140)