Ahli Masalah PBNU dan Gus Yahya: Seputar R20 yang Disalahpahami

Selasa, 08 November 2022 - 22:14 WIB
loading...
A A A
Sebagaimana juga tidak sedikit daftar para pendeta, pastur, biksu menjadi bagian dari peperangan yang sama. Bahkan, Paus Urbanus II dicatat sejarah, mengambil peran besar dalam rangkaian Perang Salib. Penggunaan diktum jihad, misalnya, mendapati istidlalnya lewat ijtihad ulama fikih di zaman perang. Situasi saat ini, sudah jauh berbeda. Atas dasar itu, maka diktum-diktum tersebut butuh tafsir ulang.

Sebab, tujuan akhir semua pranata sosial dan sistem kemasyarakatan adalah demi menjaga dan melindungi jiwa manusia; satu di antara sejumlah "maqashidus syari'ah." Jika pada era perang, perbudakan merupakan suatu keniscayaan, maka dalam negara modern, hal itu dianggap tabu dan bertentangan dengan konsensus internasional. Terhadap ortodoksi semacam itu, semua partisipan dan delegasi di forum R20, sepakat mengafirmasi.

Pengakuan
Tunjukkan di mana pada masa-masa tertentu dalam sejarah peradaban manusia, ada sejumlah agamawan dengan puluhan hingga ratusan juta pengikut di belakang mereka, bertemu untuk duduk bersama. Bersama para agamawan dari agama-agama yang sepanjang tarikh kehidupan, selalu berhadap-hadapan atas dasar bisikan ayat dan firman suci. PBNU, sebagai inisiator, sudah menyiapkan semua.

Kecuali sesi tanya jawab antarpartisipan. Salah besar jika ada yang menduga akan ada kesempatan saling debat apalagi baku uji masing-masing ajaran. Forum R20 adalah mihrab pengakuan bagi para petinggi agama-agama. Selama dua hari, dari pagi hingga petang hari, satu satu berdiri di mihrab. Berbicara dari atas mimbar. Menyatakan pengakuan bahwa ada sejumlah masalah dalam doktrin agama hingga bisa menjelma dogma.

Permohonan maaf dan pertobatan seseorang, hanya mungkin bermakna jika didahului dengan pengakuan. Atas segala tindakan, penafsiran, dan pemaknaan yang bias mengenai ajaran tertentu dari agama. Pengakuan atas klaim dan merasa paling benar menangkap pesan dan kehendak Tuhan. Situasi kejiwaan semacam ini, terbukti paling kuat menghuni ruang-ruang batin terdalam kaum agama. Mematut diri sebagai wakil Tuhan dan juru bicara-Nya.

Apakah kaum agamawan terbebas dari salah dan ambisi? Apakah ajaran hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan, tak ada dalilnya dalam agama? Penaklukan wilayah oleh penguasa beragama tertentu atas wilayah beragama lain, selalu atas nama pesan agama. Pesan hasil penafsiran kaum agamawan pada masanya dan dijadikan landasan para penguasa politik, yang sudah tidak kampatipel di zaman sesudahnya.

Situasi ini sudah berlangsung lama sekali. Selama berdirinya peradaban manusia. Musim berganti tapi para agamawan enggan menyiapkan "run way" yang potensial bagi ruang besar bersama. Ruang bagi semua. Hal ini bisa dimulai dari keberanian kaum agamawan untuk duduk bersama. Berbicara dari hati ke hati. Mengakui secara jujur telah memberi tafsir atas ajaran agama dan mengamalkannya secara deviatif dan menyesatkan.

Diafirmasi Presiden
Karena niat baik dan visi ke depan soal peradaban dan kemanusiaan itu, maka Presiden Joko Widodo memberi afirmasi kepada Gus Yahya. Dari Istana Negara dan dalam kedudukan sebagai Ketua Presidensi G20, Jokowi mengamini inisiatif PBNU. Menerima usulan R20 jadi bagian dari official engagement group dalam kegiatan G20. Tentu saja Jokowi sudah menghitung dari banyak sudut. Termasuk melirik agama sebagai instrumen diplomasi.

Dalam sejumlah kunjungan ke luar negeri, tampak Jokowi membangun kebanggaan tertentu atas kedudukan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Di samping karena posisinya sebagai Ketua Presidensi G20 di tahun 2022, kunjungan dia ke Rusia dan Ukraina, lalu dilanjutkan ke Timur Tengah, juga karena membawa pesan perdamaian dari umat Islam Indonesia. Ia diterima sebagai Saudara Dekat di tujuan-tujuan itu.

Apakah Jokowi menimbang aspek panggung belakang (back-stage) yang tidak tampak di panggung depan (front-stage) oleh mata publik, seperti dalam teori dramaturgi dari Erving Goffman (1959)? Tampaknya Jokowi bukan kritikus bagi PBNU apalagi untuk Gus Yahya. Terbukti, R20 dapat dukungan penuh negara. Kehadiran Kementerian Luar Negeri RI dari awal hingga akhir agenda di Yogyakarta, jadi bukti RI bangga atas forum R20.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)