Kepala BPIP Sebarkan Perdamaian kepada Delegasi PEACE20

Rabu, 02 November 2022 - 12:12 WIB
loading...
Kepala BPIP Sebarkan...
Foto: Doc. BPIP
A A A
BALI - Sebagai salah satu daerah yang menjunjung tinggi perdamaian di Indonesia, Bali kerap menjadi tempat bersejarah dalam konferensi tingkat dunia yang membuahkan aksi dan solusi dalam permasalahan global.

Di Pulau Dewata inilah 60 pemuda-pemudi, delegasi dari lebih dari 50 negara peserta G20 berkumpul di Ubud, Bali dalam Peace International Summit / KTT Perdamaian International yang bertajuk PEACE20, The Golden Rule: “Do Unto Others as You Would Have Them Do Unto You”, Selasa (1/11).

KTT Perdamaian yang dibuka secara resmi oleh tuan rumah Panglingsir/Raja Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati ini juga dihadiri oleh Panglingsir Utama Bali dari Kerajaan Klungkung Tjokorda Gde Agung gelar Ida Dalem Semaraputra bersama dengan para pembicara internasional Princess Cheryl Halpern selaku Chairwoman Peace 20, Dr Abraham Joseph (UN DGGW Peace Activist), Ketua Panitia Nasional Peace International Summit yang juga Ketua PWNU Jatim K.H. Marzuqi Mustamar, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP RI) Prof. Yudian Wahyudi Ph.D, pejabat yang mewakili Kapolri, Mendagri, Menteri LHK dan Chairman VOP Prince Damien Dematra. Selain itu juga hadir secara daring narasumber Uskup Riah Abu Asshal dari Palestina, Menteri Parekraf dan Menteri Agama.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPIP RI, Prof. Yudian Wahyudi Ph.D. turut memberi arahan kepada para delegasi. Dalam sambutannya, Prof. Yudian menuturkan, kegiatan Peace International Summit yang diselenggarakan Voice of Peace Initiative (VOP) ini kental dengan semangat persatuan untuk mencapai perdamaian dunia muda-mudi dari berbagai negara, seperti semangat Sumpah Pemuda yang baru-baru ini Bangsa Indonesia peringati.

“Acara ini juga untuk mendukung Presidensi Indonesia dalam G20, sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-5 VOP yang diselenggarakan oleh Bapak Wakil Presiden RI bersama 1000 anak yatim”, tutur Prof. Yudian.

Kepala BPIP yang juga lulusan Harvard University ini memberi gambaran kepada para delegasi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar ke-4 dunia dengan beragam perbedaan. Namun, dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia dapat bersatu dalam kerukunan hingga sekarang dan selamanya.

“Masyarakat Indonesia memiliki pengalaman 2000 tahun dalam mengembangkan cara-cara positif untuk bekerja dengan keragaman budaya dan agama untuk membina kehidupan yang harmonis. Jadi, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan adat gotong royong adalah dasar yang berharga bagi antar budaya dalam lingkungan budaya, perdamaian dan kerukunan, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia”, terang Prof. Yudian.

Dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian dunia, Prof. Yudian menambahkan, Pancasila bersifat universal yang sudah terbukti dan dapat dipedomani oleh masyarakat dunia.

“Saya ingin mengutip pidato mantan Presiden RI dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam 17th Jeju Forum for Peace and Prosperity di Korea Selatan, bahwa semua bangsa tentu memiliki kehendak dan kepentingan internalnya masing-masing. Namun respons (peserta) terhadap Pancasila sangat positif karena dalam setiap sila selalu ada kekaguman dari sila ke 1 sampai dengan sila ke 5. Oleh karena itu, saya pikir ini sebenarnya universal dan dapat digunakan oleh dunia”, tambah Prof. Yudian.

Tidak lupa Prof. Yudian menyampaikan apresiasinya kepada Ketua VOP Prince Damien Dematra selaku kandidat penerima penghargaan dunia Nobel Perdamaian.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1084 seconds (0.1#10.140)