Menag Yaqut Cholil Qoumas: Kompetisi Sains Madrasah Jadi Bukti Evolusi Madrasah

Selasa, 11 Oktober 2022 - 14:14 WIB
loading...
A A A
Kompetisi Sains Madrasah tahun ini diikuti sebanyak 446 siswa dari seluruh provinsi di Indonesia, termasuk dari sekolah-sekolah umum.

Menurut KSM menjadi bukti bahwa anak madrasah telah berevolusi dari institusi tradisional menjadi sekolah berciri khas Islam yang andal pula dalam ilmu dan teknologi.

KSM Nasional ini akan memperebutkan sejumlah trofi penghargaan dalam tiga kategori, yaitu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.

Kesempatan tersebut juga digelar Madrasah Young Researchers Supercamp dan Science Expo.

Kompetisi ini memperlombakan 10 mata pelajaran, yaitu Matematika Terintegrasi, IPA Terintegrasi, IPS Terpadu Terintegrasi, Biologi Terintegrasi, Fisika Terintegrasi, Kimia Terintegrasi, Ekonomi Terintegrasi, dan Geografi Terintegrasi.

Gus Men mengatakan Kompetisi Sains Madrasah, bukan semata sebuah ajang untuk berkompetisi, tapi juga berkolaborasi untuk bersama-sama membangun negeri.

Sementara itu, ajang Madrasah Young Researcher Super Camp 2022 yang digelar satu atap dengan KSM telah memasuki babak grand final. Sebanyak 36 hasil penelitian para finalis dipamerkan di Gedung Serba Guna Asrama Haji.

Temuan-temuan itu meliputi bidang Ilmu Agama dan Keagamaan, bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, bidang Matematika, Sains dan Teknologi Terapan. Pameran ini dibuka untuk publik sehingga pengunjung bebas melihat dan menanyai para peserta terkait riset mereka.

Direktur Jenderal pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani menambahkan, tujuan penyelenggaraan KSM 2022 ini secara umum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan sains di madrasah secara komprehensif dan integratif.

"Kami menyadari pentingnya integrasi sains dan ilmu agama dalam membangun anak didik di masa depan," tandasnya.

Karena itu, kata Ramdhani, semua soal yang diujikan di KSM merupakan blending sains dan agama.

Berbeda dengan olimpiade sains biasa, KSM ini sifatnya menggali konsep yang ada dalam Islam dalam bentuk teknologi terapan. Hal ini agar siswa tetap mengkaji konsep keislaman dan sains secara holistik dan integratif.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0769 seconds (0.1#10.140)