Tragedi Kanjuruhan, DPR: Kita Patut Malu dan Instrospeksi Mendalam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Said Abdullah menyesalkan terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan , Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Tragedi Kanjuruhan tersebut menyebabkan 125 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
"Sungguh sangat kita sayangkan, baru saja kita menorehkan prestasi dengan mengalahkan Tim Nasional Curacao dua kali. Prestasi ini patut kita syukuri karena Tim Nas Curacao menempati rangking FiFA 84, sedangkan Timnas Indonesia diperingkat 152. Mereka jauh di atas kita," kata Said Abdullah dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10/2022).
Selain tim senior, kata Said, Timnas PSSI U 17 juga makin menunjukkan perfoma yang baik menghadapi babak kualifikasi Piala Asia U17. Karena itu, tragedi Kanjuruhan benar-benar memukul dunia sepak bola nasional.
"Bahkan menjadi deretan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Kita patut malu, dan harus instrospeksi mendalam," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini.
Said Abdullah menyampaikan duka mendalam kepada korban meninggal dan luka-luka. Ia mendorong penyelenggara pertandingan,PSSI, Kemenpora, pemda setempat, dan masyarakat bergotong-royong memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal, sekaligus bantuan pengobatan terhadap korban yang sedang dirawat di rumah sakit.
Menurut Said, PSSI, Kemenpora, Kepolisian perlu mengundang FIFA untuk ikut dalam investigasi tragedi ini. Hal ini penting untuk menjaga kredibilitas investigasi dan sepak bola Indonesia dimata dunia.
Baca juga: Mahfud MD Minta Polri Segera Umumkan Pelaku Pidana Tragedi Kanjuruhan Malang
"Menghentikan sementara kompetisi liga 1 BRI ini sampai selesainya hasil investigasi dan rekomendasi FIFA. Hal ini semata mata menjaga kredibilitas kompetisi sepak bola yang ada di Tanah Air," katanya.
Politikus PDIP ini juga meminta penyelenggaraan kompetisi sepak bola profesional di Tanah Air tidak hanya mementingkan aspek bisnis, tetapi juga kepatuhan terhadap keseluruhan aturan FIFA agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali.
Jika Liga I dilanjutkan kembali, kata Said, PSSI harus selalu mengaudit pelaksanaan setiap pertandingan sepak bola, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga usainya pertandingan. PSSI harus berani menghentikan pertandingan bila ada ketidakpatuhan terhadap peraturan FIFA.
"Meskipun urusan teknis sepak bola menjadi wewenang penuh PSSI, Kemenpora perlu ikut memberikan pengawasan untuk membantu PSSI, atau mengingatkan PSSI terhadap kemungkinan ketidakpatuhan penyelenggaraan pertandingan oleh pihak penyelenggara," katanya.
"Sungguh sangat kita sayangkan, baru saja kita menorehkan prestasi dengan mengalahkan Tim Nasional Curacao dua kali. Prestasi ini patut kita syukuri karena Tim Nas Curacao menempati rangking FiFA 84, sedangkan Timnas Indonesia diperingkat 152. Mereka jauh di atas kita," kata Said Abdullah dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10/2022).
Selain tim senior, kata Said, Timnas PSSI U 17 juga makin menunjukkan perfoma yang baik menghadapi babak kualifikasi Piala Asia U17. Karena itu, tragedi Kanjuruhan benar-benar memukul dunia sepak bola nasional.
"Bahkan menjadi deretan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Kita patut malu, dan harus instrospeksi mendalam," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini.
Said Abdullah menyampaikan duka mendalam kepada korban meninggal dan luka-luka. Ia mendorong penyelenggara pertandingan,PSSI, Kemenpora, pemda setempat, dan masyarakat bergotong-royong memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal, sekaligus bantuan pengobatan terhadap korban yang sedang dirawat di rumah sakit.
Menurut Said, PSSI, Kemenpora, Kepolisian perlu mengundang FIFA untuk ikut dalam investigasi tragedi ini. Hal ini penting untuk menjaga kredibilitas investigasi dan sepak bola Indonesia dimata dunia.
Baca juga: Mahfud MD Minta Polri Segera Umumkan Pelaku Pidana Tragedi Kanjuruhan Malang
"Menghentikan sementara kompetisi liga 1 BRI ini sampai selesainya hasil investigasi dan rekomendasi FIFA. Hal ini semata mata menjaga kredibilitas kompetisi sepak bola yang ada di Tanah Air," katanya.
Politikus PDIP ini juga meminta penyelenggaraan kompetisi sepak bola profesional di Tanah Air tidak hanya mementingkan aspek bisnis, tetapi juga kepatuhan terhadap keseluruhan aturan FIFA agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali.
Jika Liga I dilanjutkan kembali, kata Said, PSSI harus selalu mengaudit pelaksanaan setiap pertandingan sepak bola, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga usainya pertandingan. PSSI harus berani menghentikan pertandingan bila ada ketidakpatuhan terhadap peraturan FIFA.
"Meskipun urusan teknis sepak bola menjadi wewenang penuh PSSI, Kemenpora perlu ikut memberikan pengawasan untuk membantu PSSI, atau mengingatkan PSSI terhadap kemungkinan ketidakpatuhan penyelenggaraan pertandingan oleh pihak penyelenggara," katanya.
(abd)