Dokter RSPAD Sebut Pasien COVID-19 Sembuh Bisa Terinfeksi Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Kolonel CKM dr Soroy Lardo mengungkapkan bahwa pasien COVID-19 yang telah sembuh tetap memiliki kemungkinan terinfeksi lagi. Lardo pun membandingkan dengan demam berdarah bahwa ada fase-fase yang harus dilewati oleh pasien corona.
"Iya, ini terkait dengan suatu investigasi keilmuan ya. Jadi saya kebetulan S3-nya bidang demam berdarah dengue, jadi kita sudah lihat bahwa demam berdarah itu ada fase demam, fase kritis, fase recovery dengan kurun waktu yang telah ditentukan," katanya dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta (2/7/2020).
Meski sampai sekarang masih diteliti proses keilmuan terkait hal ini, tapi berdasarkan jurnal kesehatan, kata Lardo, ada peluang pasien positif COVID-19 bisa terinfeksi lagi. "Untuk COVID ini ternyata ada proses-proses keilmuan yang sampai sekarang mungkin sedang kita teliti," ujarnya.( )
"Jadi kalau seseorang sudah sembuh, kemungkinan terinfeksi atau pun positif kembali itu masih mungkin. Jadi penelitian jurnal yang saya baca, di China itu ada sembuh 3 orang, hari ke-7 dicek lagi itu positif 2 orang di antaranya," ungkap Lardo.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap meningkatnya positif COVID-19 dari kasus orang tanpa gejala (OTG). "Jadi yang penting sebenarnya dengan kondisi meningkatnya kasus-kasus OTG. Jadi orang tanpa gejala tapi positif COVID, dari konteks yang harus kita kembangkan adalah yang disebut dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Konsepnya adalah high vigilant jadi konsep kewaspadaan tinggi," kata Lardo.
Lardo meminta masyarakat untuk menanamkan perilaku baru dengan mematuhi protokol kesehatan. "Jadi di masyarakat itu harus ditanamkan suatu kultur perilaku baru ya, yang disebut dengan social distancing, physical distancing, penggunaan masker secara kontinyu, cuci tangan dalam waktu yang selalu kapan kita sempat. Itu adalah suatu kondisi yang akan menentukan kultur baru kita mencegah tertularnya dengan COVID," katanya.( )
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
"Iya, ini terkait dengan suatu investigasi keilmuan ya. Jadi saya kebetulan S3-nya bidang demam berdarah dengue, jadi kita sudah lihat bahwa demam berdarah itu ada fase demam, fase kritis, fase recovery dengan kurun waktu yang telah ditentukan," katanya dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta (2/7/2020).
Meski sampai sekarang masih diteliti proses keilmuan terkait hal ini, tapi berdasarkan jurnal kesehatan, kata Lardo, ada peluang pasien positif COVID-19 bisa terinfeksi lagi. "Untuk COVID ini ternyata ada proses-proses keilmuan yang sampai sekarang mungkin sedang kita teliti," ujarnya.( )
"Jadi kalau seseorang sudah sembuh, kemungkinan terinfeksi atau pun positif kembali itu masih mungkin. Jadi penelitian jurnal yang saya baca, di China itu ada sembuh 3 orang, hari ke-7 dicek lagi itu positif 2 orang di antaranya," ungkap Lardo.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap meningkatnya positif COVID-19 dari kasus orang tanpa gejala (OTG). "Jadi yang penting sebenarnya dengan kondisi meningkatnya kasus-kasus OTG. Jadi orang tanpa gejala tapi positif COVID, dari konteks yang harus kita kembangkan adalah yang disebut dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Konsepnya adalah high vigilant jadi konsep kewaspadaan tinggi," kata Lardo.
Lardo meminta masyarakat untuk menanamkan perilaku baru dengan mematuhi protokol kesehatan. "Jadi di masyarakat itu harus ditanamkan suatu kultur perilaku baru ya, yang disebut dengan social distancing, physical distancing, penggunaan masker secara kontinyu, cuci tangan dalam waktu yang selalu kapan kita sempat. Itu adalah suatu kondisi yang akan menentukan kultur baru kita mencegah tertularnya dengan COVID," katanya.( )
Lihat Juga: Deretan Brevet dan Tanda Jasa Komjen Dharma Pongrekun, Sosok yang Sebut Covid-19 Konspirasi
(abd)